Jumat, 20 Januari 2012

Toxic Holocaust, Gigantor & Basterd at Maqnet Metal Show


http://www.uncluster.com/IN/reviews/reviews-event/toxic-holocaust-gigantor-basterd-at-maqnet-metal-show/
Toxic Holocaust, Gigantor & Basterd at Maqnet Metal Show

Toxic Holocaust @ Mario's Place
Mungkin malam kemarin saat Toxic Holocaust manggung adalah malam yang akan disukai oleh Daniel Plainview, tokoh utama dalam film There Will Be Blood. Tokoh Daniel yang keras sangat cocok dengan suasana malam itu, musik keras, aroma alkohol dan sedikit keributan sukses mewarnai event Maqnet Metal Show yang diadakan oleh promotor Maqnet Entertainment di Mario’s Place, Jakarta.

Ketiga band yang tampil pada acara ini memang memiliki basic genre yang tidak jauh-jauh dari thrash metal, sehingga dijamin dapat memuaskan kebutuhan anak-anak metal untuk ber-headbang. Mario’s Place sendiri yang pada dasarnya adalah café & bar dijamin memuaskan kebutuhan para peminum dalam menenggak alkohol. Terakhir, mosh pit yang agresif sukses memancing benturan-benturan yang berakhir pada keributan-keributan kecil. Gabungan ketiga hal ini pada akhirnya menciptakan malam yang justru menyenangkan untuk dinikmati.

Acara dimulai hampir tepat waktu pada pukul 20.00, Basterd pun mulai memanaskan acara dan sukses memancing para penonton masuk ke dalam venue. Mereka memainkan set yang cukup pendek, sekitar 5-6 lagu, hingga saat mereka mengumumkan bahwa mereka akan membawakan lagu terakhirnya pun saya sedikit merasa bahwa mereka bermain terlalu cepat. Gigantor naik ke atas panggung tak lama setelah Basterd. Saya yang belum pernah menonton maupun mendengarkan musik dari Gigantor sebelumnya cukup terkesan dengan penampilan malam itu. Mereka cukup rapi dan terlihat total dalam bermusik, nilai tambah bagi saya. Sehabis set mereka, seseorang metalhead menyapa saya, menanyakan mengenai jumlah penonton, yang saat itu, masih terlihat sedikit. Saya pikir penonton memang masih menyimpan tenaga untuk bintang utamanya malam itu melihat masih kosongnya ruang di depan panggung dan malah dipenuhi oleh para fotografer.

Sebelum masuk pada penampilan Toxic Holocaust, saya ingin memberikan sedikit latar belakang mengenai perkembangan musik band ini. Sebelumnya band ini hanya digawangi oleh Joel Grind seorang, dimana ia memainkan seluruh instrument musik pada album Evil Never Dies, Hell on Earth dan An Overdose of Death… Album terakhirnya, Conjure and Command, menjadi awal bagi Toxic Holocaust dimana mereka beroperasi sebagai sebuah band “normal”. Hal ini pada akhirnya membawa perubahan kepada musik mereka, dimana dalam album terbaru mereka terdengar lebih tight dan lebih banyak pengaruh-pengaruh musik yang sebelumnya tidak dimiliki oleh Toxic Holocaust. Singkatnya begini, bagi saya album terbaru mereka rocks! Hal Inilah yang membuat saya menjadi begitu antusias begitu tahu bahwa mereka tampil dalam rangka mendukung album ini.

Akhirnya pada pukul sembilan lebih, screen diturunkan untuk memberikan kesempatan kepada Toxic Holocaust menyiapkan instrumen masing-masing. Tanpa banyak omong kosong, berturut-turut sejumlah lagu dimainkan oleh mereka antara lain, “Wild Dogs”, “666”, “Agony of the Damned”, “Endless Armagedon”, “Nuke The Cross”, “The Lord of Wasteland”, “Bitch” dan “War is Hell”. Saat “Metal Crucifixion” selaku lagu pertama dimainkan, penonton pun langsung berebut tempat didepan panggung dan menciptakan mosh pit yang sukses. Pemandangan ini membuat Joel Grind dan Phil Zeller (bass) semakin antusias memanaskan tensi pertunjukan, berkali-kali sebelum memulai sebuah lagu Joel mengucapkan sesuatu untuk memancing terciptanya mosh pit.

Panggung yang tidak dihalangi dengan barikade dan penjaga di depan membuat penonton bebas naik ke atas panggung. Hal ini semakin membuat suasana terasa lebih kacau juga menyenangkan, namun hal ini juga yang membuat sempat terjadi insiden kecil yang menyebabkan acara sempat terhenti sesaat hingga akhirnya pemicu keributan dikeluarkan dari venue. Namun tensi acara yang sempat drop akhirnya kembali normal sampai dengan akhir acara.

Salah satu sentuhan yang menyenangkan adalah sesudah acara, para personil Toxic Holocaust menyempatkan diri untuk menyapa dan berfoto dengan para penonton. Ini membuat banyak penonton rela tidak meninggalkan venue cukup lama setelah acara. Secara keseluruhan saya yakin konser ini merupakan salah satu pengalaman yang menyenangkan bagi sekitar 500-an metalhead yang hadir di sana. Saya sendiri dalam perjalanan pulang terus-terusan menggumamkan reffrain “War is Hell”. [Aditya Pratama]

Kamis, 19 Januari 2012

Toxic Holocaust Live




maQnet Metal Show
Mario's Place
Jakarta
18-01-2012