Rabu, 14 Januari 2015

Yopie Item & Rien Djamain – Yopie Item Combo


Kaset rilisan Pramaqua  ini termasuk kaset antik yang saya koleksi  dan  saya belum pernah melihat rilusan ini dalam format CD.
Direkam diatas pita master, sampai saat ini kaset ini 35 tahun sejak dirilis, uara yang dihasilkan masih cukup jernih. Terdiri dari 6 lagu di side A dan 5 lagu di Side B, kaset ini  dikemas dalam sleeve yang sederhana.

Adapun tracklist dalam album ini adalah.
Side A
1.Jangan
2.Semusim
3.Setetes Embun
4.Seindah Bunga
5.Kejam
6.Mengapa Susah

Side B
1.Mama
2.Pilihanku
3.Putih
4.Fever
5.Pussycat

Berikut review oleh Denny Sakrie yang telah diterbitkan pada Warta Jazz di November 2009. http://www.wartajazz.com/review/2009/11/01/jopie-item-dan-rien-djamain-jopie-item-combo

Antara Tahun 1975-1978 Jopie Item Combo, merupakan grup jazz rock yang aktif tampil dalam beberapa acara musik di TVRI serta cukup produktif menghasilkan album album bercorak pop jazz yang kadang lebih dikenal sebagai sajian musik jazzy.

Jopie Item Combo terdiri atas Jopie Reinhard Item (gitar,synthesizers), Alex Faraknimella (keyboards), Karim Suweilleh (drums) dan Wempy Tanasale (bass elektrik) serta pemain tamu Romy Katindig, pianis jazz asal Manila Philipina.

Dengan menampilkan sosok Rien Djamain, tampaknya Pramaqua sebagai label ingin mengulang apa yang pernah dilakukan Jack Lesmana saat merilis album Rien Djamain “Api Asmara” melalui label Hidayat Audio Bandung di tahun 1975.

Suara Rien Djamain memang smooth dan jazzy. Warna suara Rien Djamain memang bisa menyatukan dua kubu musik yang berbeda karakter: jazz dan pop. Apalagi eksploitasi musik yang dikembangkan Jopie Item termasuk mampu menyelami relung selera penggemar musik belia. Sentuhan permainan gitar Jopie Item yang terasa banyak dipengaruhi karakter rock yang lugas, membuat album ini memiliki dinamika yang terjaga.

Simak pula pola permainan bass Wempy Tananasale yang cenderung ke groove funk yang menghentak dan bertabur sinkopasi.

Repertoar lagu yang disenandungkan Rien Djamain sesungguhnya merupakan komposisi pop. Namun berkat dibalut arransemen Jopie Item yang terasa banyak memendam elemen progresif, komposisi yang ditampilkan alhasil seperti mengalami sebuah makeover.

Rien Djamain juga menghadirkan sebuah komposisi standar seperti “Fever” yang ditulis pasangan komposer Eddie Cooley dan John Davenport dan juga “Pussy Cat” karya Cy Coleman dan Bill Schluger.

Album ini tepat untuk anda yang baru ingin berkenalan dengan musik jazz. Walaupun sangat disayangkan album ini termasuk album langka yang sudah susah untuk ditemukan dan telah menjadi koleksi para kolektor musik sejati.

Sabtu, 03 Januari 2015

Kenapa Kaset?

Minggu kemarin seperti biasa, saya sempatkan diri mampir ke sebuah toko CD/Kaset yang ada di bilangan Jakarta Pusat. Ini merupakan salah satu toko dari sedikit yang masih bertahan dari gempuran CD bajakan dan derasnya bocoran file audio/Video di dunia maya. Bayangkan album yang belum rilis pun sudah bocor di internet file MP3/Flac nya.

Toko ini masih cukup rame dikunjungi oleh pelanggan, terutama penikmat music yang sudah berumur. Entah alasan cinta fisik atau males/gak tahu cara download yang jelas CD/DVD/Bluray impor dengan harga yang aduhai serta CD band/artis dalam negeri rilisan lokal terlihat masih diminati. 
Disis lain ada rak yang nyaris tidak terlihat di satu sisi toko itu, terdapat susunan kaset pita yang kayaknya luput dari perhatian, iseng-iseng saya tanya berapa harganya?, dijawab oleh pramuniaga bahwa kaset pita  itu dijual Rp 10.000 (sepuluh ribu rupiah) untuk 3 kaset. Hah?.....betul dijual 3 kaset Rp 10.000.

Segera saya jongkok dan memelototi satu persatu. Nyaris tak ada yang saya tahu band/artis yang ada dalam susunan kaset itu. Namun mengingat saya punya kepentingan atas kaset itu, maka saya cukup kalap untuk membeli kaset-kaset itu. Total 30 kaset saya bayar, dan diiringi pertanyaan mas pramuniaga di counter: “bapak masih punya player nya”?, saya jawab masih dong….:)

Tumpukan kaset obral itu

Kepentingan apakah yang saya punya atas kaset yang gak jelas itu?, Ya…di tahun 2014 saya lagi suka ngumpulin kaset. Kaset apakah?, Jujur saya sendiri lebih suka mendengar CD atau MP3 karena alasan kualitas audio dan kepraktisan. Lantas mengapa kaset?, ada beberapa alasan yang mendasari yaitu:

  • Faktor nostalgia, karena saya sungguh menikmati masa remaja melalui kaset;
  • Faktor balas dendam, sebagai remaja dan mahasiswa yang belum mempunyai penghasilan tetap, kaset adalah godaan berat yang bisa mengorbankan makan dan kebutuhan lain saat itu;
  • Faktor ingin mendokumentasikan, sebagai penggemar RUSH dan QUEEN saya pingin mengumpulkan semua hal terkait RUSH dan QUEEN sebanyak banyaknya , jadi kalo nemu kaset Queen dan Rush apapun, meskipun albumnya sama tapi beda model dan label saya sikat (berkah jaman kaset bajakan);

Kaset Queen

  • Faktor penasaran, saya juga berusaha melengkapi koleksi kaset label YESS karena unik dan dalam jumlah yang terukur (sekitar 731 judul kaset);

Koleksi YESS

  • Faktor karena tidak ada CD nya untuk rekaman artis/band Indonesia, seperti kita tahu begitu susah untuk mencari rekaman artis Indonesia di era sebelum akhir 80 an dalam format CD. Sungguh buruk dokumentasi pemilik label, sehingga banyak master rekaman yang di timpa untuk merekam lagi. Akibatnya Kaset seperti album For Earth and Heaven Indra Lemana (Alpine Records), album Jazz Vocal Indonesia Margie Segers (Granada), serta album Air Mata Rien Djamain (Hidayat) misalnya tidak akan ditemui dalam format CD nya.


Kaset Indonesia yang tidak dirilis dalam format CDKaset Indonesia yang tidak dirilis dalam format CD

Nah, salah satu kelemahan format kaset artis Indonesia rata rata adalah menggunakan pita kaset berkualitas rendah (mungkin untuk menghemat ongkos produksi). Suara tidak balance, gabus penahan pita di head tape yang gampang aus, pita yang gampang kusut serta reel penggulung pita yang gampang pecah adalah contoh masalahnya.

Reel Pecah
Banyak kaset Indonesia yang saya koleksi pecah reelnya saat diputar, sehingga pita terlepas dan tidak bisa diputar lagi. Sementara tidak ada toko yang menjual onderdil itu, maka kanibalisme adalah jalan keluarnya.
Pita kaset lepas


Nah, kaset obralan tadi yang saya manfaatkan. Setelah saya putar dan tidak sesuai selera saya, maka segera saya sisihkan. Dan jika ada kaset koleksi yang saya sukai, mengalami kerusakan di reel pecah, atau gabus yang aus segera saya ambil obeng kecil untuk merestorasinya. Segera saya buka kaset yang akan direstorasi dan dari kaset baru yang saya tidak sukai, saya ambil komponen dengan membuang pitanya, lantas saya pasangkan ke kaset lama, dan biasanya setelah dilakukan penggantian, maka kaset itupun berjalan mulus lagi.

Operasi Restorasi

Ahhhh…..sungguh keasyikan tersendiri jika melakukan sesuatu yang disukai dan terkait masa lalu yang menyenangkan…