Rabu, 15 Oktober 2008

"Lamb of God World Tour"

Start:     Mar 9, '09 7:00p
End:     Mar 9, '09 11:00p
Location:     Tennis Indoor Senayan, Jakarta
Photobucket

Ticket AS I LAY DYING "An Ocean Between Us Tour"

Info HTM konser AS I LAY DYING "An Ocean Between Us Tour" di Tennis Indoor

Presale 250 rb
di Venue 275 rb


Minggu, 12 Oktober 2008

detikNews : situs warta era digital | Ribuan Warga Yogya Bersepeda ke Sekolah dan Kantor

http://www.detiknews.com/read/2008/10/13/105043/1019095/10/ribuan-warga-yogya-bersepeda-ke-sekolah-dan-kantor
Kapan di Jkt kayak gini yach?......
gpp meskipun lone rider tetep Nyepedah ke kantor..
salut u/ Jogja.....

Yogyakarta -
Pelajar dan karyawan di Yogyakarta mencanangkan gerakan bersepeda ke kantor dan sekolah. Pencanangan gerakan ini diikuti oleh ribuan pelajar dan karyawan di kota tersebut.

Gerakan bersepeda ke kantor dan sekolah itu dinamakan Sego Segawe yang merupakan singkatan dari kalimat Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe (sepeda untuk bersekolah dan bekerja). Peluncuran gerakan tersebut dipusatkan di Alun Alun Utara Yogyakarta, Senin (13/10/2008).

Acara yang digagas oleh Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto itu diresmikan oleh Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X. Acara juga dihadiri oleh Wakil Walikota Haryadi Suyuti, Sekda DIY Tri Harjin Ismadji serta sejumlah pejabat Kota Yogyakarta dan Pemkot Yogyakarta. Para peserta yang terdiri dari pelajar SLTP, SLTA, guru, anggota TNI/Polri dan berbagai komunitas sepeda di Yogyakarta berkumpul di Alun Alun Utara Yogyakarta, sejak pukul 06.00 WIB.

Peresmian acara ini juga dilakukan cukup unik. Tidak ada suara sirine memekakan telinga yang biasanya dilakukan pada peresmian-peresmian berbagai acara. Peluncuran Sego Segawe ini ditandai dengan membunyikan bel sepeda ontel oleh Sri Sultan di atas sebuah panggung.

Herry Zudianto dalam sambutannya mengatakan, program Sego Segawe merupakan langkah nyata mengurangi polusi di Kota Yogyakarta dan pemanasan global. Dia juga menegaskan, bersepeda bukan identik dengan kemiskinan melainkan suatu kegiatan yang menyehatkan dan menyenangkan.

"Ini sebagai langkah nyata kita sebagai bentuk mewujudkan keistimewaan Kota Yogyakarta. Bersepeda juga mengurangi dampak pemanasan global di sekitar lingkungan kita," katanya.

Seusai pembukaan, Herry Zudianto bersama wakil walikota Haryadi Suyuti dan rombongan pegawai Pemkot Yogyakarta berombongan menuju kantor di Balaikota Timoho yang berjarak sekitar 5 kilomter dengan bersepeda. Hal yang sama dilakukan para peserta lainnya menuju sekolah dan kantor masing-masing.

Konvoi panjang pengendara sepeda sempat memadati semua ruas jalan di Kota Yogyakarta. Sambil mengayuh sepeda mereka tak lupa membunyikan bel. Kring, kring, kring....(bgs/djo)

Kamis, 09 Oktober 2008

AS I LAY DYING "An Ocean Between Us Tour"

Start:     Nov 30, '08 7:00p
End:     Nov 30, '08 11:00p
Location:     TENNIS INDOOR SENAYAN JAKARTA
Photobucket

SOLUCITE SHOW
Present

"AS I LAY DYING"
An Ocean Between Us Tour

Tennis Indoor Senayan
27 November 2008

affordable ticket price
great local opening act
exciting freebie promo
meet m greet
more great stuffs

Tunggu informasi selajutnya (untuk pemesanan dan harga tiket)

Contact Person
021 93396199
Mr GOLD


As I Lay Dying is a Grammy-nominated metalcore band from San Diego, California. Formed in 2000 by Tim Lambesis and having completed there first Line-up in 2001, the band's line-up consists of vocalist Tim Lambesis, drummer Jordan Mancino, lead guitarist Nick Hipa, rhythm guitarist Phil Sgrosso, and bassist Josh Gilbert, all of whom are Christians. Signed to Metal Blade Records, As I Lay Dying has released four studio albums, one split album, and one compilation album.
As I Lay Dying's 2007 release An Ocean Between Us peaked at number 8 on the Billboard 200, and number 1 on the Top Rock chart. The band has performed at Wacken Open Air, With Full Force, Soundwave Festival, Sounds of the Underground, Warped Tour, and Taste of Chaos. In 2007, As I Lay Dying won the "Ultimate Metal God" award from MTV2 at the first annual "All That Rocks" special, was named "Artist of the Year" at the San Diego Music Awards in 2008 and was nominated for a 2008 Grammy Award for the song "Nothing Left", though the award went to Slayer for "Final Six".

Minggu, 05 Oktober 2008

KONSER WHITESNAKE di JAKARTA BATAL (Re-Scheduling)

info dari milis:



STOP  PRESS  / PRESS RELEASE

 

"  KONSER WHITESNAKE  di JAKARTA  BATAL (Re-Scheduling) "

 

 

Pertunjukan grup musik WHITESNAKE yang rencanannya akan diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober 2008 di Tennis Outdoor Senayan,  Jakarta , dengan sangat menyesal harus dibatalkan (Re-Scheduling). Adapun pembatalan konser tersebut dikarenakan atas kondisi yang tidak memungkinkan konser WHITESNAKE untuk diselenggarakan di kawasan Asia Tenggara (Seharusnya show diadakan di 6 (enam) kota di Asia Tenggara, tetapi hanya 3 kota yang confirm termasuk Jakarta )

 

Dengan ini kami sebagai Promotor  WHITESNAKE  LIVE CONCERT in JAKARTA dengan sangat menyesal dan kecewa harus menginformasikan "Pembatalan dan Penundaan / re-schedulling" Konser tersebut.  Mohon maaf yang sebesar-besarnya atas hal-hal yang diluar dari kemampuan kami (Force Majeur) sebagai Promotor. Harapan kami mudah-mudahan  proses rescheduling dapat berjalan dengan baik dan lancar, ataupun menggelar konser mereka di waktu mendatang pada saatnya nanti.

 

Terima kasih atas kepercayaan, dukungan, perhatian dan kerjasamanya, khususnya untuk para penggemar / Fans WHITESNAKE terutama sekali kepada para pihak yang telah membeli tiket,  rekan-rekan wartawan, tiket box, para sponsor serta pihak-pihak lain yang telah rela membantu kami demi kelancaran proses konser tersebut.  Khusus untuk para pembeli tiket / voucher, pengembalian uang tiket dapat dilakukan ditempat pembelian tiket / voucher di masing-masing tiket box

 

Demikianlah informasi ini kami sampaikan.  Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan banyak terima kasih.

 

 

Jakarta, 06 Oktober 2008

 

Original Production

 

Tommy Pratama H, SE

Managing Director & Promotor

Kantata Takwa

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Documentary
Sutradara:
- Gotot Prakosa
- Eros Djarot

Supervisi:
- Slamet Rahardjo Djarot

Pemain:
- Iwan Fals
- WS Rendra
- Setiawan Djody
- Sawung Jabo
- Yockie S Prayogo
- Clara Shinta
- Bengkel Teater Rendra

musisi (yang tertangkap mata):
- Iwan Fals: Gitar/Vocal
- Sawung Jabo: Vocal/Perkusi
- Yockie S Prayogo: keyboard/piano/vocal
- Setiawan Djody: Gitar/Vocal
- Totok Thewel: Gitar
- Nanoe: Bass
- Innisisri: Drum
- Naniel: Flute
- Donny Fatah: Bass
- Budi Haryono: Drum
- Eet Syahranie: Gitar
- Raidy Noor: Gitar
- Embong Rahardjo: Flute/Sax

Lagu-lagu yang hadir di film ini (seinget saya, tolong ditambahin...:)):
- kesaksian (Kantata Takwa)
- Bento (Swami)
- Hio (Swami 2)
- Paman Doblang (Kantata Takwa)
- Bongkar (Swami)
- Kantata Takwa (Kantata Takwa)
- Air Mata (Kantata Takwa)
- Cinta (Swami)


Saya baru menonton Film kantata takwa pasca lebaran tanggal 5 oktober 2008 pukul 19.15 WIB, di Blitz Megaplex Grand Indonesia atas ajakan temen saya. terus terang ini pertama kali saya nonton film di sebuah bioskop sejak akhir 90 an, entah kenapa setelah peristiwa kebakaran beruntun Cineplex di Yogya yang memakan banyak korban, saya menjadi phobia nonton di bioskop. Ditambah dengan maraknya film dalam format DVD yg beredar secara luas, menambah alasan buat tidak datang ke bioskop.

Kantata Takwa membawa magnet yang sangat kuat buat saya untuk memberanikan diri datang ke Bioskop, dengan alasan:
1. Secara jujur album Kantata takwa bagi saya sampai dengan saat ini menjadi album musik yang paling saya sukai sejak dirilis hingga saat ini. (paduan kekuatan lirik WS. Rendra, Kekuatan Vocal Iwan fals / jabo serta kekuatan aransemen mas JSOP sungguh suatu maha karya yang luar biasa).

2. Meskipun sangat suka, yang menjadi penyesalan bagi saya adalah bahwa saya belum melihat dengan mata kepala sendiri Konser Kantata takwa secara langsung (meskipun sudah nonton konser Swami, rasanya masih kurang). Saat konser di Senayan, saya manyun di kota Padang karena tidak punya daya untuk datang menonton konsernya (hehehe potongan tiket konser ini masih melekat mulus di kaset Kantata Takwa saya).

Datang bersama teman penikmat dan musisi rock yang usianya terpaut 15 tahun lebih muda dari saya, kami masuk ke auditorium 6, bersama 10 orang lainnya (gila...total hanya 12 orang yang nonton, sementara Laskar Pelangi di 2 Auditorium sold out dan meninmbulkan antrian panjang).

Dibuka dengan adegan WS Rendra yang bermimpi seorang laki-laki berlari dikejar sekelompok orang mengenakan masker gas, bersepatu militer, mengenakan jas hujan dan menenteng M-16. seolah menggambarkan bagaimana represifnya saat itu.

Aku mendengar suara.....
Jerit makhluk terluka....
luka ... luka ....
... Orang-orang harus dibangunkan

Itulah Penggalan puisi Rendra menjadi lirik dari lagu yang selalu membuat saya merinding setiap saat mendengarnya "kesaksian".

Kesaksian inilah yang ingin ditampilkan dalam film ini.
Kesaksian akan adanya tindakan represif
Kesaksian akan adanya keserakahan,
Kesaksian akan penzaliman,
Kesaksian akan tercabutnya orang dari akarnya,

simak lirik dan lagu yang menggetarkan ini:

Aku mendengar suara
Jerit makhluk terluka
Luka luka hidupnya
Luka

Orang memanah rembulan
Burung sirna sarangnya
Sirna sirna hidup redup
Alam semesta luka

Banyak orang hilang nafkahnya
Aku bernyanyi menjadi saksi
Banyak orang dirampas haknya
Aku bernyanyi menjadi saksi

Mereka dihinakan
Tanpa daya
Ya tanpa daya
Terbiasa hidup sangsi

Orang orang harus dibangunkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
Kenyataan harus dikabarkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
haaaa...haaaa...haaaaa
(Kenyataan harus dikabarkan
Aku bernyanyi menjadi saksi)

Lagu ini jeritan jiwa
Hidup bersama harus dijaga
Lagu ini harapan sukma
Hidup yang layak harus dibela

Orang orang harus dibangunkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
Kenyataan harus dikabarkan
Aku bernyanyi menjadi saksi

Orang orang harus dibangunkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
Kenyataan harus dikabarkan

vokal berat Iwan Fals, dentingan piano JSOP, petikan gitar akustik Raidy Noor, dan lamat-lamat vokal latar Sunarti Rendra & Jabo, serta deram bass dan tetabuhan diujung lagu sungguh sajian yang menggetarkan sukma...

Kesaksian inilah yang ditonjolkan dalam film ini, seperti ditokohkan oleh Clara Sinta yang selalu hadir menjadi Saksi tanpa kata-kata, terhadap kejadian sepanjang film ini.

adegan demi adegan tersusun dari dialog/monolog teater, puisi dan lagu yang diambil dari album kantata dan Swami tidak membentuk alur cerita yang jelas. Sutradara membangun adegan yang disambung dengan penggalan konser kantata Takwa tahun 1991 di Senayan.
beberapa adegan ditampilkan secara indah (dialog Jabo dan Iwan yg bersila berhadapan tentang Hio sungguh menggetarkan). setting pantai berpasir dengan angin yg menderu juga terasa dramatis (kibaran jilbab dan selendang didera angin sungguh indah).

Adegan klimaks terekam saat eksekusi terhadap personil kantata satu persatu oleh pasukan bermasker:
JSOP yg tewas dipopor M-16 diantara deru nafas pemburunya
Djody yg tewas dibekap bantal diantara deru nafas pemburunya
jabo yg tewas ditembak diantara deru nafas pemburunya
dan Iwan yg dieksekusi dicabut giginya satu persatu

Rendra sendiri diadili oleh hakim multi wajah dan mengalunlah lagu paman doblang serasa membawa kita dalam kepengapan...

Ini seolah menggambarkan kenapa film ini tidak bisa beredar seselesainya dibuat tahun 90 an.
Mereka dibungkam satu-persatu...:)

Film ini secara keseluruhan IMHO lebih berupa adonan teater dan musik (Hanya sedikit menyinggung diskusi antara personil Kantata) yang tentunya akan sulit dipahami oleh orang kebanyakan, apalagi bagi generasi sekarang yang tidak mengalami secara langsung rentetan trilogi album Mata Dewa-Swami-Kantata Takwa.
bagaimana represifnya aparat yang melarang pertunjukan 100 kota tour Mata Dewa, bagaimana Swami yg secara lantang meneriakkan Bento dan Bongkar, serta kulminasi dari maha karya Kantata Takwa.

seusai keluar dari Auditorium 6 dalam perjalanan ketempat parkir, teman saya yang tidak mengalami fase trilogi Mata Dewa-Swami-Kantata Takwa, berkomentar pendek "bingung aku mas", saya hanya terdiam tidak menjawab....
Mungkin perlu nonton berulang kali untuk dapat ruh dari film ini. dan bagi saya Untuk nonton di bioskop cukuplah, saya tunggu DVD nya saja. Semoga segera dirilis....

Melihat kematangan Rendra didepan Kamera, dalam perjalanan pulang teringat poster bonus majalah Hai ditahun 80 an yang tertempel di tembok kamar kos, nuansa biru bergambar Rendra muda bercelana dan baju jeans dengan tulisan:
Kesadaran adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi Cakrawala
Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata....