Jumat, 31 Juli 2009

Rahma-Yunara Kayuh Impian dengan Sepeda


http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/08/01/08533473/Rahma-Yunara.Kayuh.Impian.dengan.Sepeda
Rahma-Yunara Kayuh Impian dengan Sepeda

KOMPAS/DANU KUSWORO

SABTU, 1 AGUSTUS 2009 | 08:53 WIB
MENJADI penyandang tunarungu tak menjadi halangan bagi pasangan suami-istri, Yunara (33) dan Rahma Anggraeni Chibro (28), yang ingin mulai mewujudkan impian untuk keliling Indonesia. Dengan mengayuh sepeda yang terkadang mengeluarkan bunyi ngik-ngik-ngik, mereka mulai gowes dari Bandung, 30 Juni lalu.

Setelah tiga hari di Jakarta, keduanya datang ke Kompas, Kamis (30/7), dengan ditemani Alfa Febriyanto dari Komunitas Pekerja Bersepeda Indonesia, Bike 2 Work Indonesia. Mereka semangat bercerita ingin keliling Indonesia untuk membuktikan penyandang tunarungu pun memiliki kemampuan sama dengan orang normal untuk melakukan segala sesuatu yang luar biasa.

Melewati jalan ramai sepanjang Bandung-Cianjur-Puncak-Bogor-Cibinong-Depok-Jakarta, Rahma ngeri dengan truk, bus, dan sepeda motor yang melaju kencang dan ugal-ugalan. ”Rahma depan. Saya belakang. Truk, bus, angkot (angkutan kota), bemo, sepeda motor tidak bagus. Mobil pribadi bagus (tak ugal-ugalan),” kata Yunara dengan cara bicara kurang lancar.

Selama perjalanan, Rahma-Yunara sering berhenti melihat petunjuk jalan atau bertanya kepada polisi lalu lintas dan pedagang kaki lima untuk mengetahui arah tujuan. Jika tidak ada yang mengerti apa yang mereka tanyakan, Rahma siap dengan pena dan buku. Keduanya terus mengayuh sepeda tanpa sarapan. Jika tiba waktu makan siang, mereka hanya minum air putih dan roti. Makan nasi hanya pada malam hari. ”Kalau sudah gowes, lupa makan,” kata Yunara sambil tersenyum.

Padahal, ransel yang dibawa di pundak lumayan berat karena berisi pakaian, baju pramuka, kaus, sepatu, obat-obatan, vitamin, dan peralatan mandi. Segala macam dokumen penting, seperti ijazah, sertifikat, foto, dan permohonan dukungan moril dan materiil, juga dibawa.

Meski pasangan suami-istri kelahiran Bandung itu masih bisa sayup-sayup mendengar suara klakson, tetap saja tidak luput dari senggolan kendaraan lain. Rahma pernah tertabrak sepeda motor dan Yunara keserempet angkot. Tidak jarang pula keduanya dimaki-maki karena tidak juga minggir meski diklakson berkali-kali. ”Saya bilang maaf, maaf,” kata Rahma.

Rahma-Yunara singgah beberapa hari di Jakarta karena ingin bertemu pejabat. Sejauh ini mereka baru berhasil bertemu Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault.

Sulit cari kerja

Ide keliling Indonesia muncul awal tahun ini dan terbentur masalah dana karena baik Rahma maupun Yunara tidak bekerja. Keduanya sehari-hari aktif sebagai pramuka luar biasa tunarungu. Rahma menganggur sejak 6 tahun lalu, sementara Yunara di-PHK 15 tahun lalu.

Kedua mantan atlet nasional kejuaraan khusus penyandang cacat—Rahma atlet lompat jauh dan Yunara atlet lari jarak 100 meter—itu berkali-kali mencoba melamar di pabrik dan ”kerja kantoran”. Namun, mereka selalu ditolak karena perusahaan tidak mau menanggung risiko memiliki karyawan penyandang tunarungu. ”Takut kecelakaan. Tidak dengar,” kata Yunara.

Rahma segera menambahkan, ”Tunanetra kerja bagus. Cacat fisik ada kerja. Tunarungu tidak ada kerja. Saya ingin kerja,” kata Rahma geregetan. Rahma dan Yunara berharap hasil dari keliling Indonesia ini bisa dipakai sebagai modal usaha menjahit.

Berbekal Rp 250.000, keduanya memulai perjalanan. Sebelum berangkat, mereka menitipkan anaknya, Fadhilah Dzulfiani (3), kepada saudara sekaligus pemilik rumah kontrakan mereka di Jalan Jati Menak C4-7 RT 03 RW 06, Margaasih, Bandung.

Jika kangen Zulfi, mereka tinggal mengetik SMS dan mengaktifkan video call di telepon genggam low end karena tidak bisa memanfaatkan fasilitas suara. Keduanya bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat melalui video call dengan teman sesama penyandang tunarungu yang ikut membantu menjaga anak mereka. ”Bisa lihat Zulfi,” kata Rahma yang kerap menuliskan kalimat yang sulit dipahami lawan bicara.

Selain pembuktian diri, Rahma juga ingin mencari ayahnya, Suvenir Chibro, yang tak diketahui kabarnya lagi sejak 2000. Rahma hanya tahu ayahnya kini bekerja di kantor kejaksaan tinggi di Papua. ”Dua puluh tahun ditinggal ayah, ketemu sekali tahun 2000,” tutur Rahma yang ditinggal ayahnya ketika ia berusia 2 tahun. Sepeninggal ayahnya, Rahma demam tinggi dan kehilangan pendengaran.

Rahma-Yunara berharap bisa selesai keliling 33 provinsi selama 1,5-2 tahun. Impian Rahma tak hanya berakhir di situ. Setelah keliling Indonesia, ia ingin mengayuh sepeda hingga ke luar negeri. ”Mau ketemu Obama (Presiden AS Barack Obama). Lama ya. Mungkin 7 tahun ya naik sepeda ke Amerika,” kata Rahma dengan tawa berderai. (LUKI AULIA)

Neil, dari Spanyol Menebar Tawa


http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/08/01/0912081/Neil..dari.Spanyol.Menebar.Tawa
Neil, dari Spanyol Menebar Tawa

KOMPAS/AMIR SODIKIN
Alvaro Neil

SABTU, 1 AGUSTUS 2009 | 09:12 WIB
Bersama Karma, nama sepedanya, yang membawa beban bagasi 80 kilogram, dia sudah menjelajahi 54 negara. Dari Spanyol, Alvaro Neil menapaki Amerika Selatan, Afrika Selatan, Timur Tengah, dan kini di Asia. Tepatnya di Jakarta.

Misinya satu: membuat orang-orang tersenyum dan tertawa tanpa beban. Baginya, ”dokter spesialis” yang bisa membuat orang bisa tertawa adalah badut.

Ya, Alvaro Neil adalah badut. Dialah badut bersepeda atau bahasa Spanyol-nya, bici clown (www.biciclown.com). Biciclown.com adalah situs web pribadinya.

Dari Malaysia, Neil merapat ke Indonesia lewat Sumatera. Kedatangan Neil di Indonesia menggunakan kapal, dia catat rapi di bukunya, 12 Juni 2009.

Dia menyempatkan diri ke Pulau Nias, menemui dua sahabatnya, kemudian menjelajahi daratan Sumatera yang berbukit-bukit. Barulah, Selasa (28/7), dia sampai di Jakarta.

Di Jakarta, Neil menginap di rumah presenter televisi dan penyiar Radio Motion, Jakarta, Arie Dagienkz. Arie memang khusus menyediakan tempat untuk para pengelana bersepeda.

Rabu (29/7) pagi lewat Radio Motion, Alvaro Neil sudah ikutan mengocok perut para pendengar. Ceplas-ceplos, gaya bicara yang ramai, membuat penyiarnya juga terkekeh-kekeh.

Acara itu adalah yang pertama di Jakarta. Rencananya, dia menggelar pertunjukan badut gratis di Jakarta untuk orang-orang tak beruntung, misalnya narapidana, pasien, dan para anak yatim.

”Tapi, saya tidak punya kontak di Jakarta, jadi belum ada pertunjukan. Kedutaan (Spanyol) tak bisa memberi bantuan banyak,” kata Neil, yang telah menggelar 50 kali pertunjukan di beberapa negara.

Di Indonesia, dia akan tinggal lima hingga enam bulan. Dari Jakarta, ia akan bergerak ke timur menelusuri Pulau Jawa menuju Timor Leste. ”Dari Timor Leste ke Sulawesi, kemudian Filipina, setelah itu Kalimantan,” katanya.

Dia tak punya preferensi politik atau kecenderungan ideologi tertentu. Baginya, misi bersepeda ini mengalir saja.

Apakah ada rencana mengunjungi daerah tertentu? ”Tak ada rencana. Dalam perjalanan, rencana saya adalah tak ada rencana. Apa pun bisa terjadi besok,” katanya.

Mantan pengacara

Sebagian orang, bahkan termasuk ibunya, menganggap apa yang dilakukan Neil itu gila. Namun, dia bersikukuh menjalani proyek pribadi yang diberinya nama MOSAW (Miles of Smiles Around the World) dengan target waktu 10 tahun, 2004-2014.

Dia adalah mantan pengacara yang sudah berpraktik selama lima tahun di Madrid. Lelaki yang mempelajari ilmu hukum dan juga ilmu badut ini menyadari, kekayaan tak berarti apa-apa karena hidup begitu singkat. Ia merasa harus melakukan sesuatu.

Alvaro Neil memilih bersepeda. Dia mulai berkelana ke Swiss dan Amerika Selatan tahun 2001. Seusai menjelajahi 10 negara di Amerika Selatan, pada 2004 ia memutuskan keliling dunia. Ia menjual mobil dan menguras tabungan untuk proyeknya.

Salah satu ”keahlian” Neil adalah mampu bertahan hidup dengan biaya murah. ”Saya tak menginap di hotel, tetapi tinggal di rumah penduduk lokal atau memasang tenda,” katanya.

”Saya hanya makan makanan lokal. Kadang penduduk lokal memberi saya makan, dan donasi,” tambahnya. Mulai dari tempat dingin bersalju hingga panas menyengat, seperti gurun, sudah ia lalui bersama Karma.

Baginya, kecepatan sepeda selaras dengan kecepatan manusia. Apa pun yang terjadi pada kecepatan itu bisa tetap dinikmati. Lalu, apa artinya bersepeda baginya?

”Bersepeda itu cara saya mengerti hidup. Ini adalah cara saya untuk hidup, untuk melihat dunia. Orang banyak membantu saya karena sepeda,” katanya.

Dengan bersepeda, dia merasa bisa mencium bau tanah, merasakan cuaca, dan dekat dengan alam. ”Saya tak suka kecepatan, tak suka kendaraan polutif,” katanya.

Takut bus

Dia tak takut melewati daerah berbahaya, juga tak takut akan kelaparan. ”Jika kita takut penderitaan, kita akan menderita ketakutan selamanya,” ujarnya.

”Saya hanya takut kepada sopir bus dan truk yang ugal-ugalan. Serius, ini menakutkan saya karena ada teman yang meninggal karena tertabrak bus,” katanya.

Apalagi di Indonesia pada umumnya, Neil mengkritik perilaku pengguna jalan yang tak punya rasa hormat kepada pengendara sepeda.

Dengar juga gugatan lainnya. ”Sebagian orang Indonesia itu ramah, tetapi mereka tak peduli lingkungan. Mereka membuang sampah sembarangan. Jakarta yang polutif seperti ini membuat saya sedih,” katanya.

Pesan Neil, jangan remehkan pesepeda. Bagi mereka, bersepeda adalah pilihan ideologi ramah lingkungan dan tak bisa diganggu gugat. Apalagi oleh mereka yang setiap hari mencemari Bumi dengan asap kendaraan.

Ia selalu mencatat kejadian-kejadian unik dan penting, baik di buku harian maupun di situs web. Kabar terbaru dari Neil adalah pertemuannya yang mengejutkan dengan sesama pengelana dunia, Jean Beliveau (www.wwwalk.org).

Beliveau adalah warga Kanada yang juga keliling dunia sejak tahun 2000 dan berencana hingga 2011. Neil pernah bertemu Beliveau di Peru, tujuh tahun lalu. Kini mereka bertemu tak sengaja di warung tegal di daerah Tangerang.

Pengalaman menjengkelkan juga dia ceritakan ketika menapaki jalanan Sumatera dengan tanjakan dan turunan ekstrem. ”Benar-benar tak ada jalan untuk pesepeda,” katanya.

Penduduk lokal juga tak banyak membantu di jalanan Sumatera. Pengendara mobil dan sepeda motor berperilaku buruk. ”Mereka selalu membunyikan klakson setiap saat. Terkadang meneriaki saya saat saya berada di tengah tanjakan,” paparnya.

Di jalan yang dilewati sepanjang 65.089 kilometer, Neil selalu mencatat pengalamannya, baik positif maupun negatif. Sayangnya, di jalan juga, perilaku sesungguhnya sebuah bangsa selalu terkuak. Oleh karena itu, tetaplah tersenyum dan murah hati, jangan ugal-ugalan jika ingin dianggap bangsa yang ramah. (AMIR SODIKIN)

Rabu, 22 Juli 2009

Sumbang

Rating:★★★
Category:Music
Genre: Folk
Artist:Iwan Fals
Album Sumbang
Tahun 1983
Label: Musica Studio
format: Kaset

Musisi:
Iwan fals: Harmonica, Vocal
Ian Antono: Guitar, Drum
Abadi Soesman: Piano, Synthesizer
Bambang MG: Bass
Ucok Rampal: Backing vocal, Percussion


track list:
Side A
1. Sumbang,
2. Kereta Tiba Pukul Berapa,
3. Semoga Kau Tak Tuli Tuhan,
4. Puing,

Side B
5. Jendela Kelas I,
6. Berikan Pijar Matahari,
7. Siang Pelataran SD Sebuah Kampung
8. Asmara Tak Secengeng yang Aku Kira
9. Celoteh Camar Tolol dan Cemar

Ingatan saya menerawang saat dalam perjalan kekantor, supir taksi yang saya tumpangi bercerita tentang pemilu legislatif dan politik uang yang tercium aromanya, dengan fasih sambil menyetir dia lantunkan sepenggal lirik:
..............................
Apakah selamanya politik itu kejam ?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam ?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan
Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya

Maling teriak maling
Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing kencing

Tikam dari belakang
Lawan lengah diterjang
Lalu sibuk mencari kambing hitam
...........................

Itulah penggalan lirik lagu Sumbang yang merupakan track pertama album Sumbang.

Album ini merupakan awal kolaborasi antara Iwan Fals dengan Ian Antono yang kelak akan memunculkan album dahsyat Mata Dewa.
Dalam album ke 4 dibawah label Musica Studio ini dengan dukungan musisi ian Antono, Ucok rampal, Bambang MG dan Abadi Soesman album Sumbang ini menawarkan warna baru dalam lagu-lagu Iwan yaitu Folk yang dibalut Rock.
warna Rock sendiri tidak secara tegas muncul dalam album ini, masih malu-malu...


Track ke 2, merupakan ballad dengan petikan khas gitar Ian Antono dengan lirik nakal yang bercerita tentang kerinduan terhadap kekasih, dibumbui parahnya jadwal kereta Api, prit jigo polantas, sungguh bikin senyum..:)

................
Didepan ada polantas
Wajahnya begitu buas
Tangkap aku
Tawar menawar harga pas tancap gas

Sampai stasiun kereta pukul setengah dua
Duduk aku menunggu tanya loket dan penjaga
Kereta tiba pukul berapa?

Biasanya kereta terlambat
Dua jam mungkin biasa (rusak lo)
...........................

Track ke 3, Semoga Kau Tak Tuli Tuhan sedikit tampil warna latin, lewat perkusi bercerita tentang harap-harap cemas calon ayah, yang mohon agar Tuhan dapat mendengar do'a tentang calon bayinya.

Track ke 4, Puing diawali dengan bunyian seperti deru pesawat tempur terdengar seperti lagu Pink Floyd awalnya, namun lagu ini merupakan ballad dengan gitar monoton dan ketukan drum yang menggambarkan kesuraman suasana perang.

Perang perang lagi
Semakin menjadi
Berita ini hari
Berita jerit pengungsi

Lidah anjing kerempeng
Berdecak keras beringas
Melihat tulang belulang
Serdadu boneka yang malang

Tuan tolonglah tuan
Perang dihentikan
Lihatlah ditanah yang basah
Air mata bercampur darah
.......................
......................

Track ke 5, Jendela Kelas merupakan lagu dengan tempo sedang, dengan iringan gitar akustik Ian Antono, yang merupakan lagu cinta khas Iwan Fals.

Track ke 6, Berikan Pijar Matahari merupakan lagu dengan warna country rock bercerita tentang kesenjangan hidup.

Track ke 7, merupakan lagu dengan lirik yang menyesakkan dada bagi kita yang sudah merasa luntur rasa cinta kepada negara, coba simak penggalan liriknya:

Sentuhan angin waktu siang
Kibarkan satu kain bendera usang

Di halaman sekolah dasar
Di tengah hikmat anak desa nyanyikan lagu bangsa
Bergemalah

Tegap engkau berdiri walau tanpa alas kaki
Lantang suara anak anak disana

Kadar cinta mereka tak terhitung besarnya
Walau tak terucap namun bisa kurasa
Bergemalah

Ya ha ha hau
Harapan tertanam
Ya ha ha hau
Tonggak bangsa ternyata tak tenggelam

Dengarlah nyanyi mereka kawan
Melengking nyaring menembus awan
Lihatlah cinta bangsa di dadanya
Peduli usang kain bendera

Track ke 8, bercerita tentang salah persepsi dalam memandang asmara.

Track ke 9, merupakan track favorit saya. Diawali celoteh burung camar dan peluit kapal serta deburan ombak dan gitar Ian Antono, mengalun vocal Iwan Fals yang menggetarkan hati. Lagu ini mungkin tidak berarti apa-apa bagi yang tidak mengikuti proses terbakar dan tenggelamnya kapal Tampomas yang banyak memakan korban. Hati ini merasa kesal, karena begitu lambannya tim SAR datang. Hati ini merasa marah karena ternyata pengadaan kapal bekas ini penuh keculasan.Hati ini merasa bergidik melihat banyaknya penumpang terpanggang di kapal itu. Dan lagu ini betul-betul memuntahkan kegeraman itu.

Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang

Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam

Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan

Hatiku rasa
Bukan takdir Tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia

Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri

Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar

Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal

Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas Tampomas Tampomas
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran koran seperti amblas
Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang naas
Tampomas..........


Album ini sampai saat ini masih beredar dalam bentuk kaset, entah kapan versi CD nya akan keluar. Jika CD nya keluar, meskipun ini bukan album terbaik Iwan Fals, namun masih sangat layak untuk dimiliki. Bagi yang gak sabar, kasetnya banyak beredar.

Rabu, 15 Juli 2009

CD Netral-Putih

Album: Putih
Tahun: 2005
Kancut Records

tracklist:
01-Terompet Iblis
02-Terbang Tenggelam
03-Hari Ini
04-Haru Biru
05-Sorry
06-Meyendiri
07-Koma
08-Hujan Di Hatiku
09-Super Hero
10-Sinting
11-Di Pantai Di Kala Rembulan

CD Netral-Kancut

Album: Kancut
Tahun: 2003
Bulletin Music

tracklist:
01-Intro / Namanya Juga Netral (Netral feat Balawan)
02-Uang (Netral)
03-I Love You (Netral)
04-Pergilah (Netral)
05-Setetes Sperma (Netral)
06-Tamat (Netral)
07-S*#@!n (Netral)
08-Pulang (Netral)
09-Selamanya (Netral)
10-Ingin Hidup (Netral)
11-Sendiri (Netral)
12-Doremifasolasido / Ending (Netral feat Balawan)

CD Netral-Oke Deh

Album: OKe Deh
Tahun: 2001
Bulletin Music

tracklist:
01-Bertarung
02-Joni Playboy
03-Lagu Perahu (Gothic Version)
04-Mengapa
05-Oh Kasihan
06-Masih Ingatkah
07-Cinta Segitiga
08-Lagu Perahu (Band Version)
09-Si Asmara
10-Mutiara
11-Terbang Jauh Tinggi
12-Bila Cinta
13-Hujan
14-Kompas
15-Selamat Tinggal

CD Netral-Paten

Album: Paten
Tahun: 1999
Bulletin Music

tracklist:
01-Babi
02-Nurani
03-98
04-Janji Palsu
05-Iman
06-Ketakutan
07-Doa
08-Pecah Belah
09-Ujung Tanduk
10-Sakau

CD Netral-9th

Album: 9th
Tahun: 2008
Kancut Records

tracklist:
01-Pertempuran Hati
02-Serigala
03-Bidadari
04-Air
05-Superego
06-Belenggu
07-Fatamorgana
08-Cinta Gila
09-In Solitude
10-Plan C
11-Ikrar
12-Unlimited

CD Netral-The Story of......

Album: The Story of........
Tahun: 2009
Kancut Records

tracklist:
01-Cipta Karya Jaya Rasa
02-Hari Yang Indah
03-Garuda Di Dadaku
04-Api
05-Seluas Samudera
06-Kecoa dan Kupu-kupu
07-Susu Coklat
08-Lagu Untuk Teman
09-Musim Berburu
10-Tersesat
11-Liburan
12-Intro Nuansa
13-Nuansa
14-Hari Merdeka

CD Anterock-Pitulungan

Album: Pitulungan
Tahun: 2009
Antero Ideawork

tracklist:
01-Intro Mesiah
02-Mesiah
03-Intro Ditandai
04-Ditandai
05-Intro Tenang-Tenang Saja
06-Tenang-Tenang Saja
07-Intro Melihat
08-Melihat
09-Intro Pedang
10-Pedang
11-Intro Batu
12-Batu
13-Intro Syahadah Palestina
14-Syahadah Palestina


dikutip dari:

Profil Band.
Grup Anterock berdiri di akhir tahun 2008, pada awalnya grup ini didirikan sebagai respon terhadap keinginan para penggemar dan pecinta musik Rock di jogja pada khususnya. Para personel merupakan musisi yang sering berproses di Antero studio di jalan Janturan no.30, Jogja, karena kecintaan dan keinginan yang sama untuk membawakan musik rock lama yang terkesan sudah jarang di tampilkan pada pentas dan ajang musik di Jogja, maka disepakati untuk membentuk sebuah grup band yang khusus memainkan lagu-lagu dalam era Clasic Rock, Heay Metal dan Glam Rock.
Dengan mencoba memainkan lagu lagu milik grup rock yang pernah popular pada masa lalu, grup Anterock berharap memberi stimulan terhadap khasanah musik Jogja akan bentuk apresiasi lagu-lagu khususnya musik Rock agar dapat menambah variasi dan alternative musik bagi publik Jogja khususnya.

ANTEROCK :: ALBUM PITULUNGAN
Gagasan pembuatan 7 lagu dalam album Pitulungan muncul di studio Antero ketika Umar Syaiful seorang pematung dan spiritualis berkunjung ke Jogja dan menemui Heri Machan selaku pemilik dan pengelola studio. Ide awal adalah penggarapan lagu berjudul “Syahadah Palestina” karena kebetulan pada saat itu kegelisahan kami semua berakar pada persoalan di Palestina yang sedang terjadi gejolak berkepanjangan. Konsep dari lagu lagu yang terdapat dalam album Pitulungan memproyeksikan situasi sosial budaya saat ini yang real ada dipermukaan tapi hanya menjadi suatu pemakluman dan keprasahan dari seluruh pihak dikarenakan sistem yang berjalan sudah bergeser dari sumber aspirasi dan pusat getarannya. Diskusi yang intensif diantara penggagas lagu dengan pengolah musik menjadikan suatu perpaduan musik bermuatan balada dengan syair yang tergolong satire dibalut warna musik rock dalam nuansa yang nyaris progresif dan psikodelik.
Heri Machan mengajak team dari musisi Anterock yang terdiri dari beberapa personel dengan kapasitas dan latar belakang musik yang beragam antara lain :
Adi Pamungkas, termasuk musisi senior yang telah berpengalaman di banyak produksi musik di Jakarta, juga dalam hal ini bertindak sebagai engineer dan music director dalam penanganan proyek musik album Pitulungan.
Rijal, seorang gitaris metal yang aktif tergabung dalam kelompok musik progressive di Jogja dan sedang bersiap untuk meluncurkan album lagu-lagu nya. Eko, pemain bas yang sangat expresif, telah sering memperkuat kelompok musik di jogja dalam beberapa acara regular di café dan pertunjukan musik lainnya. Fokus, pemain gitar klasik alumnus Institut Seni Indonesia yang berstatus sebagai pengajar musik di beberapa SMA dan membantu mengelola kursus musik di studio Antero, dalam penggarapan album ini dipercayakan untuk membangun komposisi awal setiap lagu. Wicaksono (Soni), personel yang paling muda ini di posisikan untuk memainkan drum, agar dalam lagu yang digarap masih memunculkan irama trend dari spirit generasi muda masa kini.
Yang mengasyikkan dari proses ini adalah para musisi di Antero memakai metode minimalis to maximalis, dimana yang diutamakan adalah merespon kebutuhan lagu dengan menggunakan seluruh kapasitas yang ada tanpa harus mengada-adakan yang tidak ada. Karena kami yakin jika setiap musisi sudah mempunyai kesamaan paradigma terhadap suatu gagasan maka untuk memunculkan ekpresinya dalam bentuk musik lebih kepada aktualisasi dirinya ketimbang kecanggihan perlengkapan pendukungnya. 

CD Boomerang-Best Ballads

Album: Best Ballads
Tahun: 1999
Logiss Records

01-Kisah
02-Bawalah Aku
03-Hidupku Sunyi
04-Kehadiran
05-Satu
06-Neiska
07-Tanah Perjanjian
08-Kisah Yang Biru
09-Berita Cuaca
10-Agar Tak Pernah Ada Kata Benci
11-Kisah Seorang Pramuria
12-Kasih
13-And Angels Gonna Sing


diskografi & biografi

CD Boomerang-K.O

Album: K.O
Tahun: 1995
Logiss Records

01-O-Ya
02-Bawalah Aku
03-Kontaminasi Otak (K.O.)
04-Gatot-Gatal (Gagal Total)
05-Kebebasan
06-B.O.J. (Balada Orang Jalanan)
07-And Angels Gonna Sing
08-Kisah....?
09-BIRD
10-Penari Malam

diskografi & biografi

Selasa, 14 Juli 2009

Arch Enemy Live

Start:     Oct 28, '09 7:00p
Location:     Senayan, Jakarta
Photobucket

The Battle of Giant

Start:     Jul 29, '09 7:00p
Location:     Mario’s Place - Menteng Huis Lt. 2 Jl. Cikini Raya No. 2-4 Jakarta
Photobucket