Jumat, 07 Oktober 2011

Alice Cooper-No More Mr. Nice Guy Tour 2011

Tahun 2011 Indonesia banyak disambangi oleh group musik hebat, setelah Iron MaidenSantana, Death Angel, Loudness, Helloween, Obscura dll, giliran Alice Cooper datang ke Jakarta. Penyanyi gaek yang menelurkan album pertama di tahun 1969 ini baru datang ke Indonesia di usia senja.
Meskipun berkarir sejak 1969, pamor Alice Cooper di Indonesia IMHO tidak secemerlang musisi seangkatannya seperti Led Zeppelin, Black sabbath, Deep Purple, Rolling Stones dsb. Sedikit orang yang kenal album-album Alice Cooper.
Foto oleh: Nelwin

Dan ternyata Alice Cooper termasuk musisi yang produktif (hanya periode 90 an agak pasif), lebih dari 30 album membuktikan hal tersebut
Dalam rangka No More Mr. Nice Guy tour 2011, Alice Cooper tampil di Ex Open Space Plaza Indonesia dan pertunjukan dibuka oleh Painkiller.
Setelah Painkiller selesai panggung diisi oleh AIRS (All Indonesian Rockstar) dengan personil Vocal: Roy J (Boomerang) & Candil (ex seurieus), Guitar: Jon Paul Ivan (ex Boomerang), Baron & Abdee Negara (slank), Bass: Yuke sampurna (Dewa) serta Drum: Magi (/rif). AIRS membawakan nomor-nomor seperti Neraka Jahanam, Gadis Extravaganza, Rocker Juga Manusia, Ku tak Bisa serta mengcover beberapa nomor dari Black sabbath, Rolling Stones, Led Zeppelin.
Setelah jeda cukup lama untuk menset panggung, sekitar pukul 23.00 akhirnya Alice Cooper tampil. Dan seperti yang menjadi ciri khasnya tampil teatrikal, Alice Cooper membuka konsernya dari atas menara bagaikan laba-laba membawakan Black Widow. Sekirtar seribuan penonton menyambut dengan antusias penampilan ini.
Brutal Planet menjadi lagu kedua dan segera disambung dengan I'm Eighteen yang seolah menegaskan meski sudah di usia senja, spirit nya masih seperti remaja.
Aksi-aksi teatrikal susul menyusul seperti membagi uang dollar melalui kibasan anggar (Billion Dollar Babies), menyanyi sambil membawa ular (Is It My Body), memainkan boneka perempuan (Only Women Bleed & Cold Ethyl), Robot raksasa Frankenstein (Feed My Frankenstein), menikam fotografer (Wicked Young Man), di Pancung menggunakan Guilotine (Killer/I Love The Dead) serta atraksi memainkan tongkat sungguh menunjukkan kehebatan Alice Cooper sebagai seorang penghibur ulung.
Band pengiring yang tampil dengan formasi 3 gitar (Orianthi, Tommy Henriksen, Steve Hunter), Bass (Chuck Garric), dan drum (Glen Sobel) sungguh mampu mendukung aksi Alice Cooper, Glen Sobel misalnya terus-menuerus berakorobat dengan stick drumnya, serta adegan paling menarik adalah ekpresi dingin para pemain saat eksekusi dengan Guilotine.
Setelah School's Out (yang diselipkan nomor Pink Floyd "Another Brick In The Wall", Alice Cooper seolah-olah mengakhiri aksinya, setelah penonton berteriak we want more, curanmor Alice Cooper cs segera muncul dan membawakan lagu pamungkas Elected.
Show yang luar biasa dan memberikan rasa puas bagi sebagian besar penonton (seorang oma-oma bule yang mungkin seumuran Alice Cooper bergoyang terus disamping saya), sayang agak sepi penontonnya (apakah mungkin kurang promo?), namun bagi saya ini adalah show terbaik yang saya tonton sampai 8 October 2011. Lebih dari cukup untuk memupus kekecewaan akibat batalnya Motley Crue tampil di Indonesia.

setlist:
  • The Black Widow
  • Brutal Planet
  • I'm Eighteen
  • Under My Wheels
  • Billion Dollar Babies
  • No More Mr. Nice Guy
  • Hey Stoopid
  • Is It My Body
  • Halo Of Flies
  • I'll Bite Your Face Off
  • Muscle of Love
  • Only Women Bleed
  • Cold Ethyl
  • Feed My Frankenstein
  • Clones (We're All)
  • Poison
  • Wicked Young Man
  • Killer/I Love The Dead
  • School's Out/Another Brick in The Wall
encore

thx to Nelwin atas Youtube & Fotonya

Rabu, 07 September 2011

Konser Rock Progresif III Symphony

Start:     Sep 30, '11 8:30p
Location:     Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta
III Symphony

Mötley Crüe-Jakarta Concert

Start:     Oct 8, '11 8:00p
Location:     Pantai Carnaval, Ancol, Jakarta
Photobucket

Obscura - Live in Jakarta

Start:     Sep 29, '11 8:00p
Location:     Mario's Place Bar, Menteng Huis Jl. Cikini Raya No. 2-4 Jakarta, Indonesia
Obscura Live Jakarta Flyer

semoga setlistnya ini:
01 Septuagint
02 Anticosmic Overload
03 Incarnated
04 Vortex Omnivium
05 Ocean Gateways
06 Centric Flow
07 Universe Momentum
08 Euclidean Elements

Selasa, 08 Maret 2011

Light & Love....Santana di Java Jazz Festival 2011

Setelah melewati 3 dasawarsa sejak saya mengenal dan menyenangi suatu group Band, Sungguh beruntung Tuhan memberi kesempatan saya untuk menikmati nonton mereka secara langsung. Setelah iron Maiden di Jakarta pada tanggal 17 Pebruari 2011 dan Bali pada tanggal 20 Pebruari 2011, Kali ini saya mendapat kesempatan nonton salah satu band yang saya sukai Santana.

Pertama kali mengenal Santana dari kompilasi kaset Dream Express melalui Samba Pa Ti dan Black Magic Woman, dan Album Santana yang pertama kali saya beli pada jaman kaset bajakan tahun 80 an  adalah  album Zebop! dan Beyond Appearances. Sejak saat itu saya memendam keiinginan untuk bisa menonton Santana suatu saat nanti.

Setelah lebih dari 25 tahun barulah kesempatan itu datang. Berkat upaya penyelenggara Java Jazz Festival, Santana bisa tampil di Jakarta selama 2 malam pada tanggal 4 dan 5 Maret 2011. (rumornya tahun lalu Santana sudah akan main di JJF 2010)

Segera setelah dibuka penjualan ticket early bird saya memesan tiket untuk 3 days dan special Santana tanggal 5 Maret 2011, tentunya dengan harga yang masih bersahabat (sungguh kaget saya saat 2 hari menjelang hari H ticket Santana mencapai 840 ribu, dan menjadi 1 juta pada hari H).

Dan lagi-lagi saya sungguh beruntung saat pada tanggal 4 Pagi Mas Hendra & Patricia menawari untuk nonton Santana di tanggal 4 Maret, kesempatan emas inipun tak saya sia-siakan.

Karena urusan makan, saya terlambat masuk ke venue di D2 Axis Hall, dan saat saya masuk ternyata ruangan sudah disesaki oleh penonton hingga ke barisan paling belakang, melihat ada tumpukan bebrapa lembar papan yang bisa saya tumpangi, sayapun berdiri diatasnya sehingga bisa melihat Santana CS , meskipun terlihat kecil-kecil. Adanya 2 big screen di sisi panggung lumayan membantu untuk melihat detail cara Santana memperlakukan gitarnya.

Sungguh tidak menyangka saya bahwa santana bisa menyedot massa yg masif saat tampil di event festival jazz. Saat tampil di hari pertama event tahunan java jazz festival santana yg dijadwalkan tampil 2 hari sudah membuat hall penuh terisi. Black  Magic Woman Gypsy Queen dari album Abraxas (1970) berkumandang.  Rupanya penonton yang datang banyak juga yang berasal dari generasi yang mengalami masa remaja pada 70 an dan 80 an, sehingga saat disambung dengan Oye Como Va (Abraxas 1970) penonton begitu antusias.

 

SANTANA sendiri dengan formasi 2 gitar, trumpet, trombone, bass, keyboard, drum, 2 perkusi  serta 2 vokalis tampil masif dan menghibur, petikan gitar liar Santana didorong oleh hentakan perkusi membuat penonton yang hadir tiba-tiba merasa mempunyai pinggul yang fleksibel dan gampang bergoyang,  apalagi saat Maria Maria (Supernatural-1999), Foo Foo (Shaman-2002) dan Corazon Espinado (Supernatural-1999) menghentak. Udara dingin penyejuk ruangan yg terasa begitu menggigit tulang saat sebelumnya Acoustic Alchemy tampil seolah sirna, ruangan terasa hangat dan bergelora.

Setelah Dame to Amor (All That I’am-2005) santana pun berpamitan yg segera disusul teriakan massal penonton untuk tampil kembali, akhirnya sebagai encore mereka menambahkan 3 lagu sebelum menutup konsernya.


Sabtu, 5 Januari 2011

Seperti dugaan saya, Sabtu JJF ini pasti akan menjadi puncak. Pengunjung padat sekali dan akan didominasi oleh remaja. Pada special show Santana antrian panjang pun mengular meskipun pertunjukan baru akan dilakukan 1 jam lagi. Untungnya panitia jauh lebih siap dibandingkan tahun lalu saat menangani Special Show ini, sehingga berjalan tertib dan ticketpun tetap diperiksa menggunakan bar code scanner.

Lagu Indonesia Raya pun dinyanyikan bersama oleh penonton, mengawali penampilan Santana. Saat mulai meskipun di event Java Jazz, Santana meneriakkan Are You Ready to Rock kepada penonton, dan disambut dengan teriakan yeahhhhhh!!!!!!.

Mungkin karena melihat banyaknya penonton generasi muda, Santana pun sedikit merubah setlistnya. Kalau pada hari Jum’at dibuka dengan rangkaian lagu dari album lama (Abraxas , Santana, Santana III dan Amigos), maka pada hari Sabtu Maria Maria, Foo Foo dan Corazon Espinado ditampilkan di awal, yang tentu saja langsung disambut dengan goyang pinggul massal.  Setlist sendiri hampir sama, dan ditambah dengan Samba Pa Ti (Abraxas -1970).

Lagu populer Smooth lagi-lagi menjadi lagu yang paling ditunggu, yang membuat hall serasa ingin meledak.

 

Santana selama 2 malam itu sangat berhasil menyihir penonton untuk terpaku mengikuti mantra yang di ucapkan lewat sayatan dan petikan gitar Carlos, serta riuhnya perkusi khas latin.

 

Dengan 11 personil:

  1. Santana-Guitar
  2. Andy Vargas-Vocals
  3. Tony Lindsay-Vocals
  4. Tommy Anthony-Guitar/Vocals
  5. Raul Rekow-Conga/Bongo
  6. Karl Perazzo- Timbales
  7. Benny Rietveld-Bass
  8. David K Mathews-Keyboards
  9. Bill Ortiz-Trumpet

10.  Dennis Chambers-Drums

11.  Jeff Cressman- Trombone

 

Mereka bagaikan kesebelasan yang memainkan sepakbola khas Amerika Latin dengan skill individu dan kekompakkan bermain yang menakjubkan.

Perkusi inilah ruh dari penampilan Santana, semua pemain (termasuk Carlos Santana) pada suatu saat bersama-sama memainkan perkusi mulai dari drum, conga, bongo, timbales, cow bell, tambourine, maracas, rascador, sonajas, gourd guiro hingga peluit.

Suasana carnaval pun langsung tercipta, dan para penonton dengan mudah menggoyangkan pinggulnya, seolah merekalah peserta carnavalnya.

Selain itu kehangatan yang tercipta, Santana juga menyisipkan pesan perdamaian serta mengajak warga jakarta untuk menjadi cahaya dan cinta...

Who are you?...teriak Santana, dan penonton pun menjawab kompak Light and Love...

 

Setlist Jum'at (Kalo gak salah)

  • Black Magic Woman / Gypsy Queen
  • Oye Como Va
  • Maria Maria
  • Foo Foo
  • Corazón Espinado
  • Jingo
  • Europa  
  • Batuka
  • Evil Ways
  • Love Supreme
  • Sunshine of Your Love
  • Smooth
  • Dame Tu Amor

 

Encore:

  • Soul Sacrifice
  • Into the Night
  • Love, Peace & Happiness / Freedom

 

Setlist Sabtu (Kalo gak salah)

 

  • Maria Maria
  • Foo Foo
  • Corazón Espinado
  • Jingo
  • Black Magic Woman / Gypsy Queen
  • Oye Como Va
  • Samba Pa Ti
  • Evil Ways
  • Love Supreme
  • Sunshine of Your Love
  • Smooth
  • Dame Tu Amor
  • Europa

 

Encore:

  • Soul Sacrifice
  • Into the Night
  • Love, Peace & Happiness / Freedom

Kamis, 24 Februari 2011

Scream for Me Baliiii!!!!!!!!!

Setelah penampilan dahsyat di Pantai Carnaval Ancol pada 17 Pebruari 2011, Iron Maiden menjadwalkan untuk tampil di Bali pada tanggal 20 Pebruari 2011. Strategi yang sudah dirancang tahun lalu berjalan mulus, karena keluarga juga pingin main ke Bali, maka sekali merengkuh dayung 2 konser Maiden pun terlampaui.

Tanggal 18 siang, dengan suara masih serak dan badan sedikit pegel, kami berangkat menuju Bali. Begitu mendarat di Ngurah Rai langsung disambut dengan baliho besar konser Iron Maiden yang makin menaikkan semangat.
Susana menjelang konser hari minggu sudah terasa, banyak orang yang mengenakan kaos Iron Maiden yang segera bersapa secara hangat saat bertemu meskipun belum saling kenal sebelumnya. Ah pertanda baik ini...hati saya membatin.
Suasana GWK-foto Maiden Official
Sesampainya di GWK pada hari H, sungguh terpana dengan venue, lembah yang diapit oleh tebing vertical dan mempunyai permukaan tanah yang sungguh mempesona, memberikan nuansa yang sangat berbeda dengan beberapa venue konser yang pernah saya tonton.
Pintu masuk seperti menuju sebuah gua kegelapan....:), dan tanpa body cheching yang ketat kami masuk dan langsung disambut dengan stand merchandise yang langsung dikerumuni sebagian besar pengunjung dari berbagai bangsa. Wajah bule, melayu, oriental, india bersama-sama berbaur di GWK. Sempat ngobrol dengan beberapa teman rombongan Surabaya, Jogjakarta, Palu, Jakarta.............terlihat juga beberapa Troopers dari Malaysia & Thailand.

Troopers
Seperti konser di Jakarta, malam itu dibuka dengan band Metalcore Rise to Remain yang tampil singkat. Dan setelah jeda penataan ulang panggung, intro Sattellite 15…The Final Frontier pun memulai konser ini  disusul  Eldorado, 2 Minutes to Midnight, The Talisman, Coming Home, Dance of Death, The Trooper
Saya yang berada didepan sangat menikmati suasana ini, peluh deras mengucur diantara serak suara yang keluar.
Saat The wicker Man terjadi insiden, dimana saat seorang penonton sedang melakukan body surfing, dari atas dia ditarik oleh security lokal dan sempat terjadi pemukulan. Crew Iron Maiden terlihat bergegas menyelamatkannya, dan Bruce Dickinson sendiri sampai marah-marah melihat kejadian itu. Ah sungguh hal yang seharusnya tidak perlu terjadi, apakah tidak ada brief sebelumnya bahwa di konser metal body surfing adalah hal yang lumrah?.
Entah karena insiden itu, saya merasa antusias massa tidak begitu bergelora seperti saat di Jakarta.
Konser di GWK malam itu juga tidak menampilkan backdrop sesuai tema di setiap lagunya, informasinya adalah karena angin si lembah di GWK akan mempengaruhi back drop itu. Dan terbukti saat  When The Wild Wind Blows back drop dikembangkan dan tak sampai lagu itu habis, backdrop sudah melorot.
Maiden terus ngebut dengan The Evil That Man Do, Fear of The Dark dan Iron Maiden, koor barengpun berkumandang di GWK.
Merekapun berbasa-basi pamitan setelah nomor ini….dan tampil kembali dengan 3 nomor sekaligus, The Number of The Beast, Hallowed Be Thy Name dan Running Free…
Meskipun telah membuat saya orgasme di Jakarta 3 hari sebelumnya, Konser di Bali tetap mampu membuat saya multi orgasme...dan membuat nyenyak tidur saya malam itu sesampainya di hotel.
Saat kembali ke Jakarta, di Bandara ketemu dengan beberapa orang berkaos souvenir Iron Maiden dan sambil menunggu boarding sempat mengobrol tentang kepuasan yang kami derita....
Ed Force One segera melanjutkan trayeknya ke Australia dan melanglang buana lagi. Entah kapan saya bisa menikmati mereka lagi........yang jelas mimpi ini sudah menjadi kenyataan...
Thx to: Original Production, teman-teman Indotroopers, I-Rock, The Links, m-claro, Dayu, Bli Kompyang dan Bli Yudha..
Scream for Me Jakarta!!!!!!!!!, Scream for Me Baliiiiiii!!!!!!!!!!!!.
Setlist
  1. Satellite 15... The Final Frontier
  2. El Dorado
  3. 2 Minutes  To Midnight
  4. The Talisman
  5. Coming Home
  6. Dance Of  Death
  7. The Trooper
  8. Blood Brothers 
  9. The Wicker Man
  10. When The Wild Wind Blows
  11. The Evil That Men  Do
  12. Fear Of The Dark
  13. Iron  Maiden
Encore
  1. The Number Of The Beast
  2. Hallowed Be Thy Name
  3. Running Free

Scream for Me Jakartaaaa!!!!!!!!!

Rumor akan datangnya pioneer NWoBHM, Iron Maiden sudah berkumandang sejak tahun lalu. Meskipun berharap akan terjadi, namun saat itu masih belum terlalu antusias mengingat rasanya sangat berat perjuangan untuk mendatangkan Iron Maiden ke Indonesia.

Saat Iron Maiden resmi memasukkan Jakarta dan Bali dalam rangkaian tour mereka di tahun 2011, serasa tak percaya, dadapun berdegup kencang. Segera merancang jadwal untuk menghadapi saat bersejarah tersebut. Membeli tiket konser Jakarta dan Bali, Tiket pesawat ke Bali, memesan hotel dan akomodasi di Bali, Selalu memutar playlist Iron Maiden sembari menemani bekerja dikantor serta menonton DVD mereka (Early Years, Live after Death, Rock in Rio, live at Donnington, Download Festival, Death on The Road dan tentu saja Flight 666) secara marathon tiap hari libur.

Adrenalin semakin berpacu saat trayek Jakarta dan Bali masuk dalam list di Pesawat Ed Force One yang bakal membawa mereka berkeliling dunia.

Akhirnya pada tanggal 17 Pebruary 2011 sejarah itupun tercipta. Penikmat music metalpun sejak sore hari sudah berduyun-duyun ke pantai Carnaval Ancol untuk melakukan ritual bersejarah.
Pukul 20.00 WIB, Rise to Remain band metalcore yang menjadi opening act mulai tampil, dan mencoba menghangatkan panggung selama 27 menit, namun penonton memang cuma menunggu satu penampilan dari Iron Maiden.
Saat Rise to Remain menyelesaikan penampilan mereka, dan crew Iron maiden menata ulang panggung , berkali-kali teriakan Maiden….. Maiden… Maiden…. terus berkumandang.
Dan akhirnya tepat pukul 21.15 intro Sattellite 15…The Final Frontierpun mengalun…3 gitar dari Dave Murray, Adrian Smith dan Janich Gers terasa saling mengisi….Tanpa basa-basi Iron Maiden langsung masuk ke Eldorado..dan saat menggetarkanpun terjadi…sesuatu yang sangat saya impikan selama puluhan tahun…setelah selama ini hanya mendengarkan teriakan scream for me Dortmund, Scream for me Brazil, scream for me Tokyo dan sebagainya terlihat saat menonton video live mereka, akhirnya teriakan Scream for Me Jakarta pun saya dengar untuk pertama kalinya di lagu kedua ini. Sungguh merinding bulu kuduk saya…tanpa terasa perasaan hati teraduk-aduk…..

Suasana semakin panas saat 2 Minutes to Midnight digeber.
Iron Maiden sedikit menurunkan tempo saat mereka kembali membawakan The Talisman yang dipetik dari album anyar mereka yang menjadi tajuk konser (The Final Frontier), saya yang berposisi dibelakang merasakan sound agak terganggu karena angin pantai yang berhembus kencang. Pada akhir lagu ini Bruce Dickinson mulai berkomunikasi dengan penonton, dan menyambungnya dengan lagi-lagi nomor dari The Final Frontiers, Coming Home.
Setelah 4 lagu dari album Final Frontiers, Iron Maiden mulai memasuki permainan dengan fans lama mereka, Dance of Death pun segera mulai menaikkan tempo kembali, Janich Gers bermain gitar bagaikan pemain kuda lumping.
Nomor klasik The Trooper segera memacu adrenalin semakin kencang, membuat moshpit semakin bergelora, disusul The wicker Man. Lagu Blood Brothers membuat bulu kuduk semakin merinding saat terjadi koor:
We're blood brothers, we're blood brothers
We're blood brothers, we're blood brothers
yang disusul dengan When The Wild Wind Blows.
Tempo semakin ngebut, saat The Evil That Man Do, dan Fear of The Dark menggema, dan semakin menggelora saat dimana Robot Eddie muncul…apalagi kalo bukan nomor Iron Maiden,

Oh Well, wherever, wherever you are,
Iron Maiden's gonna get you, no matter how far.
See the blood flow watching it shed up above my head.
Iron Maiden wants you for dead.
Guitar Troopers-foto oleh Nelwin
Merekapun berpamitan setelah nomor ini….dan panggungpun menjadi gelap…
Teriakan penonton we want more…curanmor pun berkumandang…
Akirnya Iron Maiden pun tampil kembali dengan 3 nomor sekaligus, The Number of The Beast, Hallowed Be Thy Name dan Running Free…

Konser dengan durasi 2 Jam ini betul-betul membuat larut emosi saya (dan mungkin ribuan penonton lainnya). Penantian 30 tahun ini terbayar sudah…lemas, serak, bahagia terasa saat bersandar di bangku Bus666 yang saya tumpangi…terima kasih kepada Original production, teman-teman Indotrooper, the Links, i-Rock dan M-claro atas malam yang bahagia ini….
Jakarta usai sudah….Bali next destination…mari ramaikan Garuda Wisnu Kencana…dan nikmati teriakan dahsyat Scream for me Bali!!!!!!!!!!!

Bus 666

 Setlist
  1. Satellite 15... The Final Frontier
  2. El Dorado
  3. 2 Minutes  To Midnight
  4. The Talisman
  5. Coming Home
  6. Dance Of  Death
  7. The Trooper
  8. Blood Brothers 
  9. The Wicker Man
  10. When The Wild Wind Blows
  11. The Evil That Men  Do
  12. Fear Of The Dark
  13. Iron  Maiden
Encore
  1. The Number Of The Beast
  2. Hallowed Be Thy Name
  3. Running Free
thx mas Nelwin atas fotonya

Kamis, 13 Januari 2011

CD Speedkill-Speedkill



Album Speedkill
Tahun 2010
Thousand Volt Records


Tracklist:
01-Koboi Jalanan
02-Serang Balik (Kau Kutikam)
03-Tanah Tak Bertuan
04-Takkan Pernah Berhenti
05-Infeksi Kultural
06-Kendali Generasi
07-Lacur
08-John The Bronx
09-Simulasi Tempur
10-Parade Kanibal Utopis



Berpuluh tahun berlalu setelah masa kejayaan itu, metal kembali lagi dihidupkan oleh sebuah band yang masih berumur muda. Berawal dari beberapa orang kawan yang sering ditemui berkumpul di Taman Suropati, Jakarta Pusat, yang resah akan perkembangan musik metal lokal yang dirasa semakin jauh dari akarnya.


Berangkat dari kegelisahan itu, maka Ambon beserta beberapa orang kawan-kawannya sepakat untuk membuat band baru untuk menyalurkan aspirasinya. Maka pada 24 Maret 2004 terbentuklah Speedkill, dengan personil Ambon (vokal), Wanda (bass), Ogie (gitar), Apri (gitar) dan Iyonk (drum). Nama Speedkill sendiri diambil dari lagu Soilwork, salah satu band favorit mereka, yang berjudul Generation Speedkill. Tahun 2007, SPEEDKILL mengeluarkan album pertamanya "METALLIUM A.D"



Sempat vakum karena kehilangan beberapa personilnya, tahun 2008 speedkill kembali dengan formasi barunya : ambon (vokal), vijay (drum), fii (gitar), indra (gitar), dan patra (bass).tapi tak lama setelah formasi ini terbentuk, kembali speedkill ditinggal personilnya, indra, yang harus meneruskan studinya ke london.

CD Kotak-Energi




Album Energi 
Tahun 2010
Warner Music Indonesia


Tracklist:
01-Terbang
02-Pelan Pelan Saja
03-T.O.P
04-Kerabat Kotak
05-Selalu Cinta
06-Cuci Mata
07-Cinta Jangan Pergi (CJP)
08-Energi
09-Ku Ingin Sendiri

CD Seringai-Serigala Militia


Album Serigala Militia
Tahun 2007
Universal Music Indonesia


Tracklist:
01-Berhenti di 15
02-Psikedelia Diskodoom
03-Amplifier
04-Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan)
05-Menelan Mentah, Semua Ini Tak Akan Bertahan Lama
06-Serigala Militia
07-Skeptikal
08-Citra Natural
09-Marijunaut
10-Lagu Ini Tidak Sependek Jalan Pikiranmu
11-Kilometer Terakhir

Rabu, 12 Januari 2011

Dream Theater Tribute Night

Start:     Jan 26, '11 9:00p
End:     Jan 27, '11 01:00a
Location:     Grand Manhattan Cafe, Hotel Borobudur
Photobucket

CD Valiant-Menatap Dunia


Album Menatap Dunia
Tahun 2008
Heavy Records

Tracklist:
01-Jackal Messiah
02-Hukum Rimba
03-Dunia Hitam
04-Sisi Hati
05-Terhisap Asa
06-Beku Hati
07-Lapang Putih
08-Tetap Berdiri
09-Frustasi
10-Menatap Dunia
11-Sebuah Doa

Review:

Jumat, 07 Januari 2011

CD Killharmonic-Human Race Disgrace





Album Human Race Disgrace
Tahun 2010
ROTTREVORE Records

Tracklist:
01-Supressed Denied Controlled
02-Self Destruction
03-Nothing Has Been Gained
04-The Twelfth Gate
05-Bloodshed Murder
06-Soul Burn
07-The Prey
08-Dark Path
09-Crystal Mountain ( Death Cover )


Kamis, 06 Januari 2011

CD locoMotive-Move On


Album Move On
Tahun 2009
Sebelas April Records

Tracklist:
01-Never Be Lonely
02-Move On
03-So Long
04-Better Lover
05-It Seems So Hard
06-Gelap
07-Learn
08-Back Home


Ucok : Lead Vocal
Ochol : Lead Guitar
Ryo : Guitar/Vocal
Ari Poteh : Keyboad/Sampling/Vocal
Bud'Duck : Bass
Bison : Drum


Locomotive terbentuk tahun 1993 dengan formasi 5 personil yang semuanya sangat menyukai musik Rock. Khususnya Guns and Roses, Kiss, Rolling Stones, dll. Sehingga band-band tersebut menjadi influence Locomotive. Locomotive sudah menjadi band cover Guns and Roses sejak 1993. dan Sudah lebih dari 1000 gigs dalam penampilannya sebagai band cover Guns and Roses di Indonesia.

Di tahun 2009 ini, Locomotive mencoba mengubah image mereka sebagai cover band. Mereka sudah mengeluarkan album perdananya. dengan judul album Move On dibawah label Sebelas April Records. Ada 8 Track dengan nuansa Rock n Roll dan Glam Rock

CD Sketsa-Childhood'S Dream



Album Childhood'S Dream
Tahun 2010
Manhood Records

Tracklist:
01-Alexa
02-Horse Race
03-Green Field
04-Into The Light
05-Gadis Kecil
06-Childhood'S Dream
07-Hop Hop
08-Night
09-Relax
10-Farm Time



by Agus Setiawan Basuni
Dialog. Tanpa kata-kata. hanya suara, nada, irama. Instrumen-instrumen itu bercakap-cakap memperbincangkan tentang apa yang ada di kepala, bersatu jadi apa yang kita sebut musik dan musik itu bernama Sketsa, demikian yang tertulis di siaran pers SKETSA yang baru saja merilis album perdananya di Codefin Kemang minggu lalu.
Kelompok ini terbentuk pada tahun 2005 saat tampil di PL Fair Village dengan formasi Gerald Situmorang dan Adnand Adyasha yang kala itu masih menyebut Acoustic PL sebagai identitas mereka. Identitas ini dirubah menjadi Sketsa di tahun 2006 namun saat kelompok ini mulai dikenal, Adnand harus melanjutkan pendidikan ke Australia sehingga masuklah Dimas Wibisana memperkaya musik sketsa menggantikan Adnand.
Seiring dengan bertambahnya usia kelompok ini dengan kesempatan berkolaborasi -dengan Tohpati misalnya membuat mereka bisa mulai menembus sejumlah ajang pertunjukan berskala festival seperti Jazz Goes to Campus, Java Jazz Festival, Asean Jazz Festival hingga Etno Jazz.
Chilhood’s Dream yang menjadi debut album mereka, dikerjakan Gerald dan Dimas yang sama-sama memainkan acoustic guitar dibantu Merry Kasiman (keyboard & MIDI Programming), Adrian Mahendra (Electric Bass) dan Hetri Nur Pamungkas (drums).
Seperti judulnya, album ini merupakan mimpi masa kecil yang selalu hadir membayangi langkah mereka menuju kedewasaan. “Mimpi terbesar gue dari kecil adalah ngeliat orang lain seneng dengerin karya yang gue buat dan bagi ke mereka,” kata Dimas.
Album yang diproduseri Yuka Dian Narendra Mangoenkoesoemo ini berisi 10 track yang berisi gado-gado fusion jazz era 80-an, country dan latin. Mengenai hal ini Gerald berkomentar, “Musik kita memang instrumental, namun musik yang kita sajikan sangatlah easy listening, maka dengan album ini kita berharap para pendengar musik khususnya di Indonesia dapat lebih menikmati serta menyimak musik instrumental”.
Album ini sudah tersedia di WartaJazz.com untuk anda yang berminat mengkoleksinya. Dibandrol seharga IDR 50.000,- kami dapat mengirimkannya kekota manapun yang anda inginkan. So, pengen pesen? silakan kirim email ke sales@wartajazz.net dengan subject Pembelian Album SKETSA. Jangan lupa menyertakan nama dan alamat serta nomor telp supaya bisa dihubungi kalau-kalau diperlukan.

CD Sounds of Jogja



Album Sounds of Jogja
Tahun 2009
Forum Locstock Musik Indonesia Yogjakarta

Tracklist:
01 Glossosynthesis [Cranial Incisored]
02 Enigma Of The Sucker [Denda Omnivora & The White Liar]
03 Tangisan Alam [Dream Society]
04 Way To Back Home [Soul D'vest]
05 Bunuh Teman Bermuka Dua [Lex Luthor The Hero feat Didit]
06 Ngayogyakarta [SGPC Musik Budaya]
07 Masih Kerja [Dendang Kampungan]
08 Rock 'n' Roll Night [The Frankrover]
09 Man Machine [Coffin Cadillac]
10 05.00 A.M [LastElise]
11 Tanpamu [Tabung]
12 Seaweed [Lintang Enrico]
13 Rahayu [Sandalaras]
14 Let's Join, Let's Sing And Dance [Erwe]
15 Take Me Home [Lazy Room]
16 Amerika [Armada Racun]
17 Generasi Pemberang [Got Me Blind]
18 Garuda Patah Hati [Jamphe Jhonson]
19 120 [Jenny]
20 Cinta Elektrik [The Super Mario Bross]
21 Sak Karepmu [Something Wrong]
22 USD [Lolenlones]
23 Telephone [Discomojoyo]
24 Lalualang [Individual Live]
25 Good Boy But I'm Fucked [The Frankenstone]
26 The Place I Wanna Go [Risky Summerrbee & The Honeythief]
27 Fortune Teller Never Tell The Truth [Sleepless Angel]
28 Track 1 [Deadly Weapon]
29 Yang Tua Yang Mendua [Illegal Motives]
30 Monster [Captain Jack]
31 Stay In Your Wonderland [Amnesiac Syndrome]
32 Gisa-Gisa (Tarian Pengampunan) [Zoo]
33 My Flesh The Spawn And Gore Hound [Devoured]
34 Hari Hujan (versi Studio Rumah) [Belkastrelka]
35 Jane And The Rain [Kiki Salasita]
36 Suicide [Brutal Corpse]
37 Stellar [Oh, Nina!]
38 Wild Seahorses [The Southern Beach Terror]
39 Life For Nothing [Serigala Malam]
40 Mars Penyembah Berhala [Melancholic Bitch]
41 Satelit [Bangkutaman]
42 Beibeh [Devine]
43 Pantai Yang Indah [Ady Duri]
44 Cengengesan [Rescue]
45 Heaven Tonight [Sister Morphin]
46 Perempuan Malam [The Produk Gagal]
47 Jampey [Dizzymisslizzy]
48 Ingin Kamu [Display]
49 Anthem To Hate [Death Vomit]
50 A Song From Ordinary People [Strawberry's Pop]
51 Conflict [Greensmokenoize]
52 Marlyn Monroe [Barbars]
53 Playboy Cap Jempol [Kornchonk Chaos]
54 Patriaki [Teknoshit]
55 Julia [Sophie]
56 Worm in Throat [Venomed]
57 One For A Brighter Future Pt.1 [Nervous]
58 Another Side Of Me [Morning Horny]
59 Peri Kecilku [Most Beat]
60 Your False Eulogy [Hands Upon Salvation]
61 Rain Of July [The Monophones]
62 Manics [Spider Last Moment]
63 Frozen Inside [Drosophila]
64 Kalah [Leaf]
65 Face The Dust [Dom 65]
66 Come And Dance [Marapu]
67 Sorry [Urban Vintage]
68 Bosan [Monrever]
69 Missed [Emelone]
70 Tong Setan [Sangkakala]
71 I'm A Sir [Frau]
72 Sumpah Sampah [SOAC]
73 Maka [Anggis Luka]


LOCSTOCK – Sebuah Forum untuk Musisi Jogja

walaupun Jogja hanyalah sebuah kota kecil yang jarak antar satu tempat ke tempat lain hanya dalam hitungan menit, namun diakui oleh banyak pihak bahwa sejak dulu Jogja dikenal sebagai kota yang kaya akan musisi dengan produksi karya yang berkualitas, penuh kreativitas, eksentrik dan berani punya karakter sendiri. Hal inilah yang kemudian menggugah sejumlah anak – anak iseng yang merupakan pengobrol sejati, pecinta dan pemerhati musik Jogja ini untuk membentuk sebuah forum ngobrol di Facebook, yang dinamai Locstock Forum, pada bulan April 2009. Nama Locstock sendiri diambil dari kata Local – Stock, yang dimaknai sebagai stok lokal /persediaan punya kita sendiri, yang dalam hal ini mengacu pada Jogja dan “harta karun” musiknya yang berlimpah.

Mengapa facebook? Alasannya simple, karena Facebook adalah ruang jejaring dunia maya yang menurut kami paling booming dan paling stabil dibanding yang lainnya. Harapannya, melalui jejaring maya, obrolan yang selama ini terjadi di dunia nyata di antara kami-kami ini dapat melibatkan lebih banyak pecinta musik Jogja dari kalangan yang lebih luas lagi tanpa ada batas jarak dan waktu. Visi yang dibawa Forum Locstock adalah untuk menciptakan suatu wilayah abu-abu dimana para pelaku dalam dunia musik di Jogja yang selama ini terkotak-kotak berdasarkan genre, komunitas maupun label bisa bersama-sama menemukan formula untuk mensejahterakan dirinya masing-masing pada khususnya, dan dunia musik Jogja pada umunya.

Dan tidak disangka, forum ini berhasil mengundang perhatian, dengan menjaring banyak member yang cukup aktif berdiskusi dalam berbagai topic bahkan mencipta topik. Tak ada gap, dalam forum ini, tua-muda, apapun background-nya boleh sumbang suara.

Atas usulan banyak member untuk LOCSTOCK melakukan “kopi darat” maka kami pindahkan lagi dari dunia maya ke dunia nyata. Kemudian diadakanlah acara gathering rutin setiap hari Minggu Sore di bulan Juni – Juli 2009 bernama Beautiful Sunday dengan format latihan terbuka untuk band-band Jogja yang terpilih via request member di forum.

Dalam perjalanannya, segerombol anak yang tadinya “iseng” ini kemudian menyadari bahwa sudah saatnya untuk tidak sekedar “iseng” dan ngobrol saja, tapi kami juga ingin berbuat sesuatu yang nyata untuk perkembangan musik Jogja. Tapi apa yang bisa kami lakukan ? kami bukan musisi, produser, record label, atau sejumlah profesi praktisi lainnya.

Akhirnya melalui berbagai rembugan, ide, usul, kritik, saran, kami sepakat untuk membuat sebuah acara, yang meliputi konsep pameran sekaligus festival, untuk mempresentasikan perjalanan dan perkembangan music Jogja kepada masyarakat yang lebih luas, yang kemudian kami namai LOCSTOCK FEST. Tetap dengan konteks LOCSTOCK sebagai Local Stock yang masih kami anggap relevan karena kami akan memamerkan rangkuman “harta karun” dunia musik lokal Jogja dalam acara tersebut.

Hal ini kemudian coba diinisiasikan kepada beberapa pelaku dan penggiat musik yang kami anggap punya peran besar dalam dunia musik Jogja untuk menjadi penasehat kami. Sebutlah yang hadir pada saat itu, Djaduk Ferianto (Kua Etnika, Music Producer,penyelenggara festival Ngayogjazz & Rendezvoices), Marzuki Mohammad (Jogja Hip Hop Foundations), Andi Memet (ShaggyDog Management, Dubyouth), Aji Wartono (Wartajazz, penyelenggara festival Ngayogjazz & Rendezvoices ), Pramudito (DAB magazines), Ojie Adrianto Subroto (Kongsi Jahat Syndicate), Ari Wulu (Urban Artist, Soundboutique), Wok The Rock (Yes No Wave Netlabel), Risky Summerbee (Dialectic Record, Risky Summerbee & The Honeythief), dan Dimas Widiarto (Indie-Pop Rising Club). Dalam pertemuan tersebut, teman – teman yang namanya tersebut diatas bersepakat untuk berpartisipasi dan mendukung dilaksanakannya program LOCSTOCK FEST ini.

Perhelatan akbar Locstock Fest 2009 “Harmonic Integration” yang akan digelar di Stadion Kridosono 13-15 November 2009 nanti dengan didukung oleh Sprite Sensasi Plong ini akan menampilkan 100 artist/musician/band/soloist Jogja yang bisa mewakili banyak genre, banyak jalur musik ( major label/indie label/DIY), dan banyak komunitas. Konsep performance pun akan beragam, beberapa penampil akan berkolaborasi secara cross-genre. Selain itu akan juga mengundang pelaku bisnis musik ( kursus musik, toko musik, dsb) komunitas musik dan kreatif yang punya hubungan hidup dengan dunia musik di Jogja dalam bentuk pameran music & creative booths. Dalam pameran ini komunitas didorong untuk membuat program per hari yang bisa menunjukkan kemudian kepada masyarakat sebagai audiens tentang potensi musik di Jogja.

Harapan kami, untuk jangka pendek LOCSTOCK FEST ini bisa menjadi ajang gathering musisi seJogja setiap satu tahun sekali karena LOCSTOCK FEST ini kami rencanakan sebagai acara tahunan, baik yang tua-muda, mayor-indie, pop – hardcore, untuk saling berbagi wawasan dan jejaring. Untuk jangka panjang dan kepentingan yang lebih luas, harapannya LOCSTOCK FEST bisa meningkatkan apresiasi masyarakat dan pemerintah terhadap dunia musik Jogja sehingga LOCSTOCK FEST sendiri bisa menjadi salah satu tolak ukur Jogja sebagai kota musik di mata nasional dan internasional.

Dan sebagai forum LOCSTOCK itu sendiri, kami membuka kesempatan sebesar – besarnya untuk teman – teman, siapapun anda, musisi, sound engineer, pemilik studio musik, record label, kursus musik, toko musik untuk bergabung, berdiskusi, atau bahkan berprogram bersama kami untuk sama – sama menggiatkan dunia musik Jogja di waktu – waktu mendatang.

Salam Musik Jogja!

LOCSTOCK FORUM 

CD Screaming School-[regresi]

Album [regresi]
Tahun 2008
Massivetension Record

Tracklist:
01-Bakir
02-Feels Like Hell
03-Bosan
04-Perbedaan
05-Missing Lullaby
06-Vanished
07-Room to Breathe
08-No Way Out



Screaming School adalah massive tension grunge. 
Dengan selalu mengumbar riff-riff gitar low and reattle buzz sound, yang ditingkahi pukulan drum power full dengan sejuta fill’in, 
JONET ( scream and struming, pemuja kurt cobain dan penganut kedigjayaan nu-metal ) 
SASTRO ( three rattle and low strings,backing vocal ) 
CHEEKY ( powerfull drummer with punk rock spirit) 
Akan menyajikan sebuah harmonisasi dari sound gitar dan buzz pada frekuensi rendah yang iramanya selalu terjaga oleh hentakan drum...

CD Warkop-Vol.1 & Vol.2


CD ini merupakan bonus yang ada dalam buku  'Main-main Jadi Bukan Main'.
Merupakan materi yang ada di Warkop vol. 1 dan Warkop vol.2 yang legendaris.
Sayang materi ini ada editan dari materi kaset aslinya.

Berita dari 

Siapa yang tak kenal grup lawak Warkop DKI yang terdiri dari Dono, Kasino dan Indro. Kini sebuah buku yang membahas perjalanan Warkop berjudul 'Main-main Jadi Bukan Main' siap meluncur ke pasaran. Penasaran?

Indro satu-satunya personel Warkop tersisa mengungkapkan kebahagiaannya karena akhirnya buku 'Main-main Jadi Bukan Main' selesai digarap. Berikut petikan wawancara dengan Indro saat ditemui di acara peluncuran buku tersebut di auditorium Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (10/11/2010):

Buku ini tentang apa?
Buku mengenai perjalanan Warkop secara garis besar dilihat dari beberapa kacamata teman-teman. Ada yang pendekatannya dari politik, musik, dan bagaimana Warkop menginspirasi generasi berikutnya.

Baru terpikirkan sekarang?
Sebenarnya terpikirkannya sudah lama, tapi jujur aja kesibukan saya itu. Buku ini akan menjadi objektif apabila benang merahnya dari orang yang tahu Warkop dari awal sampai akhir. Satu-satunya orang yang boleh menulis itu dan tahu persis keadaan itu adalah Rudy Badil. Kemarin-kemarin dia sibuk banget. Baru tahun kemarin bisa jalanin buku ini.

Seberapa besar peran Rudy Badil?
Di kehidupan sekarang, saya manggil dia babe. Menurut saya, dia pengatur waktunya, dia juga yang mengatur konsepnya waktu mau siaran. Dia yang marah-marah juga. 
Jadi sebetulnya kita pengen ngomong bahwa orang yang menyaksikan lawakan yang intelek juga itu sebenarnya ada bahannya. Misalnya menyindir hal-hal politik yang kemudian menjadi intelek, itu mempunyai konsep dari awal. Itu juga yang pengen kita bilang di sini. Melunasi utang budaya kita, kita kepengen bilang bahwa melawak itu nggak sepele juga, harus dengan konsep.

Pesan apa yang ada di buku ini?
Banyak banget ya kalau mau diterjemahkan. Melawak itu tidak sesepele yang orang pikir. Banyak hal yang bisa dilakukan dari melawak, termasuk mentertawakan diri sendiri. Tentang kebersamaan itu bukan sekedar slogan, tapi sudah kita buktikan. 
Di sini juga ada Warta Kompas. Jadi kita memplesetkan berita SEA Games dengan apa yang kita ingat aja. Entah itu politik, musik dan sebagainya. Kita pengen menutupi Kasino yang sedang sakit dan sekaligus kita pengen bikin gebrakan waktu itu. Tidak usah muluk-muluk persatuan dulu, tentang kebersamaan dulu deh. Itu juga jadi salah satu pesan dari buku ini.

Melihat lawakan zaman sekarang?
Secara kuantitas mungkin bagus ya. Tapi secara kualitas lebih ada penurunan. Menjadi tidak cerdas. Tapi ada juga yang cerdas. Tapi saya juga pengen membela mereka. Kelihatannya juga terus ada kaitannya dengan keadaan masyarakat pada saat ini. Kayak misalnya sekarang orang melawak didorong-dorong, terus jatuh ke styrofoam. Itu kan sekarang zamannya lagi begitu.

Zaman sekarang lawakan beda nggak seperti dulu?
Saya pikir ada lawakan yang konvensional dan lawakan yang ngikutin trend. Yang konvensional tetap menjual hal-hal seperti "gendut lo" atau "botak lo". Yang kita perlukan itu hal-hal yang bisa bikin kita tertawa tanpa menyakiti. Bisa menjadi lawakan tapi tidak menyakiti perasaan orang lain.

Kembali ke buku, ada keinginan lain setelah meluncurkan buku ini?
Terus terang obsesi saya hanya buku ini. Karena mungkin ini pelaku sejarahnya masih ada. Saya sudah kehilangan tiga sahabat saya. Kalau kemudian kehilangan lagi pelaku sejarahnya, mungkin saya nggak akan bikin buku. Saya mungkin akan bikin biografi. Itu sudah private sekali. Kalau cuma biografi tapi nggaklah, memangnya saya siapa (tertawa). Tapi saya senang banget akhirnya buku ini berhasil (diselesaikan).

Dulu waktu kami masih bertiga. Suatu hari kami menghadiri peluncuran biografi. Kebetulan waktu itu yang berdoa salah satunya Cak Nun. Kata Cak Nun ada dua alasan orang bikin biografi, yang pertama adalah orangnya sudah tidak ada dan karya-karyanya perlu diketahui orang banyak. Satunya lagi orangnya masih ada, tapi mulai suram dan untuk mengangkat lagi maka dia bikin buku. 

Ya bercanda atau nggak, sindiran atau bukan, terus-terang kita celingak-celinguk juga. Untung kita nggak bikin buku ya. Tapi permintaan untuk buku ini luar biasa, terutama setelah Mas Dono meninggal. Saya tetap pada pendirian bahwa saya mau bikin buku kalau pelaku sejarahnya mau. Dan baru pada tahun kemarin Rudy Badil bisa. Akhirnya alhamdulillah terlaksana.

Harapannya apa dari buku ini?
Harapannya ya buku ini bisa dibaca dan bermanfaat bagi yang membacanya.

Ada target penjualannya?
Kita mencetak 6 ribu saja, nggak terlalu banyak. Kita berharap secepatnya habis terjual.

(eny/mmu)