Senin, 31 Desember 2012

Konser tahun 2012

Yes

Tahun 2012 hampir berlalu...seiiring detik-detik pergantian tahun yang terus berdetak.....
Selama tahun 2012 kalo diurut ulang, cukup banyak saya diberi kenikmatan untuk dapat nonton konser yang dapat menyenangkan hati.
Adapun konser yang saya tonton selama tahun 2012 adalah:

20120118-Toxic Holocaust
20120302-Al Jarreau
20120303-The Manhattan Transfer
20120304-Bobby McFerrin
20120304-Phil perry
20120331-Anthrax
20120405-Iron Maidens
20120421-Dream Theater
20120424-YES
20121103-Creed
20121112-Portnoy, Sheehan, McAlpine, Sherinian
20121215-Sting
20121216-Guns N' Roses

Toxic Holocaust

Ada beberapa event yang mestinya nonton, namun meleset gak jadi nonton karena ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan, antara lain Hammersonic Metalfest serta Java Rockin'land yang batal digelar meskipun sudah beli tiketnya.
Konser-konser diatas benar-benar memenuhi harapan, dalam artian memberikan kepuasan setelah menontonnya...

Toxic Holocaust meskipun saya kurang familiar namun di stage kecil di Marios Place, mereka mampu menghadirkan konser yang menghibur, penuh hura-hura dan sedikit huru hara.

Al Jarreau

Al Jarreau, Manhattan Transfer, Bobby McFerrin dan Phil Perry adalah mimpi masa lalu saya saat sangat menyukai musik Jazz/Fusion di pertengahan 80 an..dan berkat Java Jazz Festival saya mampu menggapai mimpi itu.


Phil Perry

The Manhattan Transfer

Anthrax...sungguh tidak diduga...meskipun penonton sepi (mungkin akibat pembatalan tahun sebelumnya), namun sungguh mengagetkan...circle pit yang menggelora sejak pertengahan konser menjadikan konser Anthrax terasa istimewa.
Anthrax

Iron Maidens...yach band cewek pengcover Iron Maiden yang bisa saya tonton 2 kali di tahun 2011, menjadi pemanasan bagi saya sebelum Dream Theater 2 minggu kemudian.

Bulan April selera saya akan musik progressive terpenuhi dengan menonton 2 master musik Progressive, Dream Theater dan YES. 

Dream Theater di tanggal 21 April dengan sound dan tata suara memanjakan..tampil memuaskan dahaga saya akan dedengkot musik Progressive metal ini, dan disambung tanggal 24 April dengan Pionir progressive rock YES. Meski tanpa Jon Anderson YES tetap memukau.
YES

Cukup lama saya puasa konser akibat gagal nonton Hammersonic Fest dan batalnya Java Rockin'land. Bulan November barulah nonton Creed yang menghibur di gandaria City serta PSMS yang melengkapi anggota DT yang gak dateng di 21 April.

Desember awalnya menjadi bulan galau bagi saya karena tanggal 15 Desember 2012 Sting dan G N' R bakal konser bersamaan di dua tempat berbeda. NIbarat pepatah rezeki gak bakal ketuker, ternyata karena sesuatu hal, G N' R menunda konsernya menjadi hari Minggu tanggal 16 Desember 2012. jadilah saya bisa menikmati keduanya.

Guns N' Roses Foto from Jakarta Post

Seperti sudah disampaikan diatas, konser tersebut diatas sungguh sangat menghibur bagi saya, namun kalo disuruh mengurut konser mana yang memberi nilai kepuasan tertinggi, maka urutannya adalah sebagai berikut:

  1. Dream Theater
  2. YES
  3. Portnoy, Sheehan, McAlpine, Sherinian
  4. Al Jarreau
  5. Sting
  6. Guns N' Roses
  7. Anthrax
  8. The Manhattan Transfer
  9. Phil perry
  10. Bobby McFerrin
  11. Creed
  12. Toxic Holocaust
  13. Iron Maidens

catatan tahun 2012, sebagai dampak gagalnya konser beberapa band tahun sebelumnya (Motley Crue, Anthrax dll) dimana saya beli ticket presale dan hangus, saya lebih banyak membeli ticket via Calo, dan ternyata lebih memberikan kepastian..:)

Tahun 2013?
Entah band apa yang bakal mampir ke Indonesia, mungkin Journey, mungkin Deep Purple, mungkin Testament, mungkin Slayer, mungkin Rolling Stones dan mungkin Queen ....entahlah....yang jelas Hammersonicfest serta Java Jazz Festival lah yang sudah ada agendanya..JavaJazz Festival bahkan saya sudah beli ticket early birds nya.
Semoga banyak yang bakal konser kemari...semoga

Selasa, 18 Desember 2012

Guns N' Roses-MEIS Ancol, Jakarta, 16 Desember 2012


Guns N' Roses akan konser di Jakarta pada tanggal 15 Desember...wah khabar ini sungguh membuat galau saya yang sudah merencanakan nonton Sting pada tanggal yang sama.

Meskipun saya tidak mengenal GNR pada saat mereka dinyatakan sebagai band paling berbahaya di akhir 80 an (saat itu saya lagi asyik masyuk dengan musik Fusion, sehingga group rock era itu baru saya kenal belakangan). Saya baru mengenalnya saat mereka tampil pada acara Tribute to Freddie Mercury 20 April 1992. Band ini sungguh membuat saya sangat tertarik untuk menyimaknya setelah saya membeli kaset "Appetite for Destruction" yang sungguh mantab...Lagu seperti Welcome to the Jungle, It's So Easy, Nightrain, Mr. Brownstone, Appetite for Destruction, Sweet Child O' Mineserta Rocket Queen sungguh masuk  ke diri saya.

Untuk tanggal 15 Desember, bersama concert mate kami berdiskusi untuk memutuskan konser apa yang akan ditonton, Sting? apa Guns N' Roses?. Pinginnya dua duanya. Sempat terlintas juga pingin nonton Sting di seberang agar bisa dapet ke duanya, namun karena sesuatu hal akhirnya memutuskan nonton Sting saja. Dan sebagai salah satu pertimbangan adalah referensi dari youtube yang memperlihatkan bahwa axl sudah kedodoran dan kurang prima lagi

Biasanya menjelang konser, saya selalu membuat playlist berbekal situs setlist.fm agar bisa lebih masuk saat konser, dan untuk kali ini yang saya siapkan hanya setlist Sting saja, sehingga pol tidak ada persiapan mendengarkan lagu-lagu mereka.

Sabtu siang tanggal 15 Desember menjelang konser Sting saya menyempatkan diri mampir untuk nonton event Rocklinger # 3 di Tugu Proklamasi, HP saya sibuk bergetar karena heboh di twitter, FB dan milis tentang penundaan konser Guns N' Roses, yang akhirnya berujung pada berita Konser Guns N' Roses akan dilaksanakan di MEIS Ancol pada Hari Minggu 16 Desember 2012...wah....wah....wah.....Dan dalam perjalanan ke Ancol untuk nonton Sting sore itu saya sungguh sumringah....
Konser Sting malam itu yang bedurasi 2 jam sungguh sangat memuaskan bagi kami berdua, dan dalam perjalanan pulang kami pun segera merancang strategi untuk nonton besok siangnya. Prinsip In Calo We Trust pun kembali akan menjadi andalan besok.

Minggu siang kami sampai MEIS sekitar 11.30, segera mengontak rekanan andalan dan ketemu dan negoisasi Ticket. Setelah urusan ticket selesai dan berniat  
makan siang, ternyata tempat makan sudah sold out dan sialnya kali ini nggak ada calo untuk urusan ini. Untung ada Indomaret sehingga kamipun bisa menyeduh Popmie sambil menunggu adik ipar yang datang dari Jogja untuk nonton.

Setelah bertegur sapa dengan banyak teman di venue, kami segera antri dan ternyata agak telat masuk, hingga sudah ketinggalan 2 lagu awal. Wah sungguh merasa rugi gak nikmatin vocal prima axl (kami memperkirakan mulai lagu ke 4 axl akan kedodoran). It's So Easy masih dibawakan mulus.
Dengan formasi Frank Ferrer (drum), Tommy Stinson (Bass), Dizzy Reed (keyboard), Chris Pitman dan tiga gitaris Ron "Bumblefoot" Thal,  DJ Ashba, dan Richard Fortus serta Axl di vocal Guns N' Roses tampil prima. Axl beberapa kali berganti jaket dan jazz longgar yang mungkin dimaksudkan untuk menutupi tubuhnya yang mulai tambun. Lagu demi lagu dalam konser tersebut mengalir lancar setelahIt's So Easy, segera disusul Mr. Brownstone, Estranged, dan Rocket Queen yang membuat penonton ikut terlibat dalam konser tersebut apalagi sound dan lighting benar benar memanjakan. Yang paling membuat surprise Axl terlihat konstan dan tidak kedodoran.




Guns N' Roses Foto Ully dari http://www.bandistro.com/blog/guns-n-roses-live-jakarta-minggu-16-desember-2012


Penonton kebanyakan aktif saat lagu-lagu dari album lawas dibawakan, dan adem saat lagu-lagu dari album Chinese Democracy.  
Setelah Fortus bersolo gitar GNR kembali menggeber Live And Let Die, This I Love, dan Better,  Axl kembali istirahat saat Tommy Stinson membawakan lagu berjudul Motivation, yang dilanjutkan dengan solo piano Dizzy Reed yang antara lain menyajikan No Quarter-nya Led Zeppelin

Axl kembali tampil dengan 2 lagu dari album Chinese Democrazy Catcher In The Rye, Street Of Dreams, yang disambung dengan You Could Be Mine yang kembali menggairahkan penonton yang sebagian mulai adem.

Axl pun beristirahat lagi saat DJ Ashba bersolo gitar instrumentalnya dengan nomor Mi Amor dan langsung membuka intro lagu Guns N' Roses paling gaul Sweet Child O' Mine, sehingga penonton yang datang sekedar lifestyle-pun juga ikut nyanyi, sungguh gegap gempita sekali koor berjamaah ini.
Setelah itu Piano kembali keluar dan kali ini Axl yang memainkan lagu Pink Floyd Another Brick In The Wall Pt.2, sebagai pengantar nomer populer lainnya 
November Rain!. Dan benar kembali koor penonton membahana di MEIS.

Axl kembali istirahat saat Ron "Bumblefoot" Thal yang mengenakan kaos The Who melanjutkan dengan lagu Objectify. Sesaat kemudian dia merangsek ke tengah panggung, dan memberikan kejutan dengan memainkan sepotong National Anthem Indonesia Raya  yang kembali membuat merinding karena spontan penonton menyayikan bersama.

Bumblefoot foto Ully dari http://www.bandistro.com/blog/guns-n-roses-live-jakarta-minggu-16-desember-2012


Kemudian Axl kembali tampil dengan Don't Cry yang dilanjutkan dengan cover The Who The Seeker dismabung dengan lagu populer Civil War, Knockin' On Heaven's Door dan selanjutnya mereka meninggalkan panggung seolah-olah mau bubar dengan Nightrain.

Setelah penonton menggemakan  we want more, curanmor  mereka manggung lagi denganPatience dan ditutup dengan Paradise City yang memuncaki sore itu. Tidak menyangka Guns N' Roses masih sangat menggigit, (tahun lalu saat nonton Slash bersama Myles Kennedy yang tampil di Istora, serasa sudah nonton Guns N' Roses, ternyata belum...baru sekaranglah Nonton Guns N' Roses itu terealisir.

Dua hari yang sangat membahagiakan kami berdua...belum terbayang mau seperti apa konser di tahun 2013, baru JavaJazz Festival yang Insya Allah saya tonton (dan kali ini tidak In Calo We Trust, saya sudah beli tiket early bird mumpung harganya masih bersahabat).

Senin, 17 Desember 2012

Sting-Back to Bass Tour 2012, MEIS Ancol, Jakarta

Ada kegalauan pada diri saya beberapa minggu terakhir, yaitu saat harus memutuskan konser mana yang harus saya tonton. Ya Sting dan Guns N Roses, dua nama yang mengisi bagian hidup saya akan konser pada tanggal yang sama.

Setelah diskusi dengan concert mate, akhirnya kami memutuskan untuk memilih Sting.



Sting sendiri bersama The Police pada tahun 80 an awal saya kenal via kaset, dengan lagu yang relatif gampang nyantol masa-masa SMA saya banyak diisi dengan lagu The Police, disamping Stones dan Queen.
Saat Sting bersolo karir, agak kaget juga saat warna musiknya berubah kewarna Jazz (jenis musik yang saya sukai saat kuliah). Album Dream of Blue turtle yang didukung Kenny Kirkland dan Branford Marsalis sebagai contohnya.
Sejak banyaknya pembatalan konser karena berbagai sebab, saya jadi males untuk beli tiket jauh hari sebelum show. Meskipun ada iming-iming diskon 20% bagi pembeli tiket dengan debet atm sebuah bank, Prinsip in calo we trust lah yang saya pakai. Dalam perjalanan ke MEIS segera saya kontak no referensi seorang teman dan dengan suara ramah dari seberang telp mengalun empuk suara "selamat malam, ada yang bisa saya bantu?", sungguh awal yang baik..kamipun menentukan meeting point.
Dengan nego yang singkat, kami pun setuju dengan harga yang IMHO jauh lebih murah daripada diskon 20% itu, yaitu hampir 50%...ckckckck.
Dan sebelum berpisah dia pun menawarkan tiket untuk konser Gun's N Roses (besoknya ditempat yang sama) yang secara tiba-tiba menunda konser yang dijadwalkan di Lapangan D Senayan....sungguh anugerah yang luar biasa..

Kami pun masuk ke MEIS yang tidak banyak berubah sejak saya terakhir nonton Dream Theater pada 21 April 2012. Dengan modus menyusup sambil bilang misi mas, misi mbak, misi om, misi tante akhirnya saya bisa merapat ke front row meskipun agak kepinggir kanan...

Didalam suasana sangat sejuk, sehingga menunggu konser yang ngaret tidak terasa capek, Akhirnya pukul 20.45 lampu di dadamkan dan Sting pun menyapa penonton dan langsung menggeber If I Ever Lose My Faith In You.
Selamat Malam Jakartaaaa...setelah sedikit basa basi Sting langsung memainkan nomor lama The Police yang diambil dari album Ghost in the Machine-(1981) Every Little Thing She Does Is Magic.
Pada lagu ke 3 Englishman in New York, spontan penonton melakukan koor massal "I'm an alien I'm a legal alien, I'm an Englishman in New York" dan "Be yourself no matter what they say".
Konser mengalir lagu-demi lagu. Sting yang mengenakan Kaos ketat lengan panjang terlihat ramping dan bugar untuk ukuran orang seusianya. Vocalnya terjaga hingga lagu terakhir.

Karena posisi nonton disisi kanan panggung, settingan penempatan speaker dan amply serta videoman posisi menonton hanya bisa melihat Sting, Dominic Miller (gitar) serta drummer Vinnie Colaiuta yang sudah malang melintang bermain dengan Frank Zappa, Sting, Chick Corea, Jeff Beck, Herbie Hancock, Nik Kershaw hingga Megadeth.
Vinnie Colaiuta tampil mengenakan kaus kutang serta celana training adidas bermain dengan style jazz fusion yang bertenaga.
Mungkin menyadari banyak penggemar dari era The Police, Sting lumayan banyak membawakan nomor the police. Tercatat ada 10 lagu the Police yang ada dalam setlistnya, yaitu:

  • Every Little Thing She Does Is Magic (Ghost in the Machine-1981)
  • Demolition Man (Ghost in the Machine-1981)
  • Driven to Tears (Zenyatta Mondatta-1980)
  • Message In A Bottle (Reggatta De Blanc-1979)
  • Wrapped Around Your Finger (Synchronicity-1983)
  • De Do Do Do, De Da Da Da (Zenyatta Mondatta-1980)
  • Roxanne (Outlandos d'Amour-1978)
  • King Of Pain (Synchronicity-1983)
  • Every Breath You Take (Synchronicity-1983)
  • Next to You (Outlandos d'Amour-1978)

Namun demikian, lagu tersebut dibawakan dengan banyak improvisasi, misalnya Roxanne yang tampil ngejazz dan tetap mampu membuat koor massal, atau lagu yang menurut teman saya seperti lagu anak TK De Do Do Do, De Da Da Da yang diberi unsur violins
Sayang nomor Desert Rose yang bernuansa Timur Tengah tidak seperti aslinya, namun tetap memancing untuk belly dance...:)

Konser ditutup dengan Fragile tepat pukul 22.45, dimana Sting tidak bermain bass, namun memainkan gitar. Ya 2 jam konser yang sungguh menghibur bagi penonton yang memadati MEIS dan terutama bagi kami.
Sambil menunggu parkiran longgar, segera menuju Rasane untuk menikmati Kepiting Asap yang sungguh maknyus itu...

Gambar sisip 2

Malam yang luar biasa....

setlist:
01 If I Ever Lose My Faith In You-Sting-...All This Time-(2001)
02 Every Little Thing She Does Is Magic-The Police-Ghost in the Machine-(1981)
03 Englishman in New York-Sting-Nothing Like The Sun-(1987)
04 Seven Days-Sting-Ten Summoner's Tales-(1998)
05 Demolition Man-The Police-Ghost in the Machine-(1981)
06 I Hung My Head-Sting-Mercury Falling-(1996)
07 The End Of The Game-Sting-Brand New Day-(1999)
08 Fields Of Gold-Sting-Ten Summoner's Tales-(1998)
09 Driven to Tears-The Police-Zenyatta Mondatta-(1980)
10 Heavy Cloud No Rain-Sting-Ten Summoner's Tales-(1998)
11 Message In A Bottle-The Police-Reggatta De Blanc-(1979)
12 Shape Of My Heart-Sting-Ten Summoner's Tales-(1998)
13 The Hounds of Winter-Sting-Mercury Falling-(1996)
14 Wrapped Around Your Finger-The Police-Synchronicity-(1983)
15 De Do Do Do, De Da Da Da-The Police-Zenyatta Mondatta-(1980)
16 Roxanne-The Police-Outlandos d'Amour-(1978)
17 Desert Rose-Sting-Brand New Day-(1999)
18 King of Pain-The Police-Synchronicity-(1983)
19 Every Breath You Take-The Police-Synchronicity-(1983)
20 Next to You-The Police-Outlandos d'Amour-(1978)
21 Fragile-Sting-Nothing Like The Sun-(1987)


Gambar sisip 3

Kamis, 06 September 2012

Iwan Fals-Akustik




Begitu banyak album kompilasi Iwan Fals yang beredar, terutama dalam format kaset yang tentu saja membuat calon penggemar Iwan Fals kebingungan. Pada dasarnya dari sisi label, album Iwan Fals dapat di kategorikan kepada:
- Label pra Musica (3 bulan, Perjalanan, Canda Dalam Ronda)
- Label Musica era 1 (Opini s/d Antara Aku, Kau, dan Bekas Pacarmu)
- Label Airo (Mata Dewa, Swami, Kantata Takwa)
- Label non Musica & Airo (Cikal, Belum Ada Judul, Hijau, Dalbo, Orang Gila)
- Label Musica era 2 (Suara Hati s/d 50:50)

Kompilasi yang banyak beredar sepengetahuan saya belum mewakili dari seluruh era tersebut.

Inilah salah satu album kompilasi yang cukup lengkap yang memungut lagu dari album:
Label Musica:

  • Opini (1982)
  • Sumbang (1983)
  • Barang Antik (1984)
  • Sugali (1984)
  • Sore Tugu Pancoran (1985)
  • Ethiopia (1986)


Label Harpa:

  • Belum Ada Judul (1992)
  • Orang Gila (1994)


tracklist:
01-Maaf Cintaku (Sugali-1984)
02-Satu-Satu (Orang Gila-1994)
03-Coretan Dinding (Belum Ada Judul-1992)
04-Jangan Bicara (Barang Antik-1984)
05-Mereka Ada Di Jalan (Belum Ada Judul-1992)
06-Galang Rambu Anarki (Opini-1982)
07-Belum Ada Judul (Belum Ada Judul-1992)
08-Ujung Aspal Pondok Gede (Sore Tugu Pancoran-1985)
09-Jendela Kelas Satu (Sumbang-1983)
10-Di Mata Air Tidak Ada Air Mata (Belum Ada Judul-1992 )
11-Ia Atau Tidak (Belum Ada Judul-1992 )
12-Menunggu Ditimbang Malah Muntah (Orang Gila-1994)
13-Opiniku (Opini-1982)
14-Lonteku (Ethiopia-1986)

Lagu-lagu dalam album ini didominasi gitar akustik (notes, seluruh lagu dalam album belum ada judul memang merupakan lagu akustik dengan instrumen gitar & sedikit harmonika), sedangkan lagu diluar album Belum ada Judul masih tersamar instrumen lain.

Seperti layaknya lagu Iwan Fals, lirik lah yang menjadi kekuatannya.
Lagu maaf cintaku bertempo pelan (diselingi batuk dan deheman ..:)), diantara petikan gitar yang terkesan monoton terdapat sedikit sesi brass (trumpet) di tengahnya.

perhatikan lirik lugas ini:

Ingin kuludahi mukamu yang cantik
Agar kau mengerti bahwa kau memang cantik
Ingin kucongkel keluar indah matamu
Agar engkau tahu memang indah matamu

Harus kuakui bahwa aku pengecut
Untuk menciummu juga merabamu
Namun aku tak takut untuk ucapkan
Segudang kata cinta padamu

Mengertilah..
Perempuanku..

Lagu Satu-satu mempunyai sound yang berbeda layaknya sebuah lagu yang diklaim akustik, instrumen listrik terasa kuat membalutnya. Saya lebih merasa seperti menikmati lagu slow rock..:)

...............
Satu satu tunas muda bersemi
Mengisi hidup gantikan yang tua
Tak terdengar tangis tak terdengar tawa
Redalah reda

Waktu terus bergulir
Semuanya mesti terjadi
Daun daun berguguran
Tunas tunas muda bersemi
....................

kocokan gitar akustik pada Coretan Dinding seolah seperti mewakili kegeraman yang tertuang dalam lirik...

Coretan di dinding
Membuat resah
Resah hati pencoret
Mungkin ingin tampil

Tapi lebih resah
Pembaca coretannya
Sebab coretan dinding
Adalah pemberontakan kucing hitam
Yang terpojok di tiap tempat sampah
...............

Diawali tiupan harmonika, Jangan Bicara menjadi blues akustik yang menawan. Menyentil tentang banyaknya bualan di negeri tercinta (ternyata gak banyak berubah sampai sekarang...)

Mereka Ada Di Jalan merupakan salah satu lagu kesayangan saya diantara karya Iwan Fals lainnya. Getir mendengarnya, seolah menelan ludah yang pahit mendengarkan lirik yang dilantunkan. Bagaimana PSSI bisa berjaya jika Lapangan tempat munculnya bibit pesepakbola Nasional semakin berkurang?, hanya anak-anak orang kaya yang belum tentu mempunyai talenta yang dapat bermain Sepak Bola di Lapangan sewaan.
Bagaimana hero sepakbola jaman dulu disebut (Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, Abdul Kadir, Nobon, Iswadi, Yudo Hadianto, Ronny Paslah, Rully Nere, Ricky Yacobi, Marzuki Nyakmad) kecil bermain diantara puing bangunan tergusur. Getir sekali serasa diiris oleh sayatan harmonika ...

..................
Tiang gawang puing puing
Sisa bangunan yang tergusur
Tanah lapang hanya tinggal cerita
Yang nampak mata hanya
Para pembual saja

Anak kota tak mampu beli sepatu
Anak kota tak punya tanah lapang
Sepak bola menjadi barang yang mahal
Milik mereka yang punya uang saja
Dan sementara kita disini di jalan ini

Bola kaki dari plastik
Ditendang mampir ke langit
Pecahlah sudah kaca jendela hati
Sebab terkena bola
Tentu bukan salah mereka

Roni kecil Heri kecil
Gaya samba sodorkan bola
Nobon kecil Juki kecil
Jegal lawan amankan gawang
Cipto kecil Iswadi kecil
Tak tik tik tak terinjak paku
Yudo kecil Paslah kecil
Terkam bola jatuh menangis

Galang Rambu Anarki, kayaknya gak perlu diceritakan lagi. Hampir setiap orang rasanya sudah pernah mendengar lagu ini.

Kembali sebuah lagu yang getir tentang sebuah sahabat yang hilang. Gitar monoton membalut kekuatan lirik yang ditimpa harmonika yang mengiris tajam.

Ujung Aspal Pondok Gede bertutur tentang tergusurnya suatu peradaban kecil, akibat derasnya roda pembangunan. Suara perih harmonika juga dominan di lagu ini, dan ornamen gesek mewarnai kepedihannya.
...................
Sampai saat tanah moyangku
Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi

Di depan masjid samping rumah wakil pak lurah
Tempat dulu kami bermain mengisi cerahnya hari
Namun sebentar lagi angkuh tembok pabrik berdiri
Satu persatu sahabat pergi dan tak akan pernah kembali

Iwan Fals banyak membuat lagu cinta, Lagu Jendela Kelas ini salah satunya, terasa genit dan kenes dengan gitar Ian Antono yang khas

Lagi-lagi petikan dari Album Belum Ada Judul, Di Mata Air Tidak Ada Air Mata dan Ya Atau Tidak hanya ada harmonika dan gitar akustik. Lirik Ya Atau Tidak merupakan lagu cinta yang sangat khas Iwan Fals.

................
Tambah senyum sedikit
Apa sih susahnya?
Malah semakin manis
Semanis tebu

Engkau tahu isi hatiku
Semuanya sudah aku katakan
Ganti kamu jawab tanyaku
Ya atau tidak itu saja

Bila hanya diam
Aku tak tahu
Batu juga diam
Kamu kan bukan batu

Aku tak cinta pada batu
Yang aku cinta hanya kamu
Jawab nona dengan bibirmu
Ya atau tidak itu saja
................

Menunggu Ditimbang Malah Muntah yang dipetik dari album rang Gila merupakan lagu dengan lirik yang panjang dengan menyebut nama keluarga Iwan Fals (Yos, Galang, Cikal) ditelinga saya menggambarkan suatu kegelisahan....
..................
Hari ini ada berita
Polisi mati
Hari ini ada berita
Pembantu dibantai majikannya
Hari ini ada berita
Anak anak membunuh orang tuanya
Hari ini ada berita
Orang tua memperkosa anak anaknya
Hari ini ada berita
Guru guru banyak yang sakit jiwa
Hari ini ada berita
Orang orang kaya takut bangkrut
Hari ini ada berita
Mahasiswa protes
Merah putih cemang cemong
Mau insaf susah
Desa sudah menjadi kota
............

Opiniku yang dipetik dari Album Opini (1982) bercerita tentang keganasan dan keserakahan manusia dalam mengarungi kehidupan. (ah jadi inget ributnya pembagian jatah tabung gas konversi dari minyak tanah, dan lain-lain yang sifatnya pembagian, akhirnya program gak sampai ketujuan)

.................
Namun kadang kala ada manusia
Seperti binatang ( kok bisa ? )
Bahkan lebih keji
Dari binatang macan

Tampar kiri kanan alasan untuk makan
Padahal semua tahu dia serba kecukupan
Intip kiri kanan lalu curi jatah orang
Peduli sahabat kental kurus kering kelaparan
..................


Lagu terakhir Lonteku (Album Ethiopia-1986) sungguh lugas sekali liriknya, dengan balutan rock tipis dari gitar listrik Ian Antono. Realitas yang pahit, namun mungkin agak terasa vulgar bagi sebagian orang.

......................
Hembusan angin malam waktu itu
Bawa lari ku dalam dekapanmu
Kau usap luka disekujur tubuh ini
Sembunyilah sembunyi ucapmu

Nampak jelas rasa takut di wajahmu
Saat petugas datang mencariku

Lonteku terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok

Walau kita berjalan dalam dunia hitam
Benih cinta tak pandang siapa
Meski semua orang singkirkan kita
Genggam tangan erat erat kita melangkah

Sayangnya pada album akustik, lagu ini terpotong tidak utuh di endingnya

Secara keseluruhan, album kompilasi ini sangat memuaskan. rekomen...

Iwan Fals-In Collaboration With...





Album In Collaboration With...
Format CD
Tahun 2003
PT. Musica Studios

tracklist:
01. Aku Bukan Pilihan
02. Senandung Lirih
03. Rinduku
04. Hadapi Saja
05. Sesuatu Yang Tertunda
06. Sudah Berlalu
07. Kupu Kupu Hitam Putih
08. Suara Hati
09. Belalang Tua
10. Ancur

Album ini agak terasa aneh bagi saya, meskipun banyak mencipta lagu cinta dalam karirnya selama ini, namun lagu cinta Iwan tetap mempunyai cita rasa yang berbeda. Simak lagu cinta Iwan fals seperti Pesawat Tempurku, Antara Aku Kau dan Bekas pacarmu, Aku Antarkan, Yang Tersendiri misalnya. Sangat jauh citarasanya dengan lagu pada album ini.
Mengambil judul In Collaboration With..., dalam album ini Iwan Fals memang banyak berkolaborasi dengan darah muda yang mungkin lebih fasih dengan masalah cinta (kecuali Harry Roesli dan Azis MS yang sudah nggak muda lagi...:)).
Iwan Fals sendiri menulis 4 lagu Hadapi Saja, Kupu Kupu Hitam Putih, Suara Hati dan Belalang Tua, yang sebelumnya sudah muncul dalam album Suara hati (2002).

Didukung barisan musisi paten seperti Bagoes AA, Heirrie Buchaery, Baron, Rere, Sa'unine, Indro, Ronald, Tohpati, Lili, Tepi Item, Tyo, Simon, Dhani Ahmad,Kiki "Es Nanas", bayu "Mondayz", Ian "Es Nanas", Andi "Bayou" Irawan, Ferry, Erents, Yuke, Tanto, Eross, Gendonesia, Erwin Prasetya album ini seperti gado-gado. 
Pastilah Iwan Fals sangat bekerja keras untuk dapat memahami dan meninterpretasikan lagu-lagu the Young Guns ini.

Dibuka dengan lagu bertempo pelan melayang, Aku Bukan Pilihan karya Pongky yang bertutur tentang Lelaki yang diduakan terasa berbeda dengan Antara Aku Kau dan Bekas Pacarmu misalnya.. 

Lagu kedua Senandung Lirih karya Eross Sheila on 7 seolah membayangkan jika SO7 ganti vokalis. Duta yang pecicilan berganti dengan Iwan Fals yang kalem...

Rinduku karya Harry Roesli merupakan lagu yang cukup kuat dengan karakter distorsi gitar serta nuansa orchestra samar membalut lirik lugas seperti Iwan Fals jika menulis lagu.

Hadapi Saja yang juga muncul di Album Suara Hati namun dengan aransemen yang berbeda yang lebih ngerock terasa lebih ceria dibanding versi terdahulu. Rasa getir kehilangan yang tersirat lewat sayatan string pada versi Suara Hati, tidak terasa dalam versi album ini.....

Lagu Sesuatu Yang Tertunda merupakan karya Piyu dibawakan duet dengan Fadli. 
Musisi dari Padi memang mewarnai nomor ini. Dibuka dengan ketukan perkusi dan disambung vocal khas Fadli, backing vocal yang menawan dan vocal 
berkarakter Iwan Fals serta gitar distorsi menjadikan lagu ini terasa manis.

Sudah Berlalu dari intronya sudah terasa Cokelat banget, namun menjadi berbeda dari sisi vokal yang biasanya terisi suara mengayun kiri kanan dari Kikan.

Kupu Kupu Hitam Putih yang merupakan aransemen ulang dari versi Album Suara Hati, mempunyai durasi yang lebih panjang dibanding versi aslinya. Versi di album ini juga tidak sesyahdu dan semegah di versi awal.

Suara Hati juga merupakan versi baru dari Lagu yang muncul di Album dengan judul yang sama di tahun 2002. Jika pada album Suara hati serasa mendengar latin rock ala Santana, maka di versi album ini awalnya serasa digiring ke musik Blues dan menjadi lebih ngeRock. Saya lebih suka versi di Album Suara Hati.

Lagi-lagi versi lain dari album Suara Hati. pada versi Suara hati Belalang Tua string dan orkestrasi membalut dengan lirik yang kuat, namun kali ini 
saya lebih suka versi aransemen baru di album ini yang lebih kuat dengan 
sapuan distorsi dan ketukan drum layaknya musik rock.

...................
Kisah belalang tua diujung daun
Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang tak kenyang kenyang

Kisah belalang tua diujung daun
Yang kakinya berjumlah enam
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang kamu serakah
..............

Lagu penutup Ancur karya Aziz MS betul-betul lagu cinta ancur-ancuran khas Jamrud, hahaha kalo tidak melihat ini adalah album Iwan Fals, saya serasa mendengar Krisyanto operasi pita suara dan menyanyikan di album Jamrud terbaru. Iwan Fals betul-betul melebur, simak liriknya

Namamu selalu kubisiki
Dalam tidurku, dalam mimpiku,
Setiap malam

Hangat tubuhmu, melekat di kulitku
Beribu peluk, beribu cium,
Kita lalui

Tapi kau kabur (wuizzzzz)
Dengan duda anak tiga
Pilihan ibumu

Hatiku hancur
Berserakan berhamburan
Kayak jeroannya binatang

Ya sudah
Kumenangis seadanya
Sekuat tenaga

Ya sudahlah.........

Kau memang setan alas
Nggak punya perasaan.....

Ancuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrr

Doaku di akad nikahmu
Semoga si duda, diracun orang
Biar terus mampus...



Tapi kau kabur (wuizzzzz)
Dengan duda anak tiga
Pilihan ibumu

Hatiku hancur
Berserakan berhamburan
Kayak jeroannya binatang

Ya sudah
Kumenangis seadanya
Sekuat tenaga

Ya sudahlah

Ya sudah
Kumenangis seadanya
Sekuat tenaga

Ya sudahlah

Kau memang “syaiton” alas
Ndak punya perasaan

Ancuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrr

Doaku di akad nikahmu
Semoga si duda diracun orang
Biar terus mampus

Semoga si duda diracun orang
Biar terus mampus...

Heh heh heh heh heh heh



Lengkap sudah gado-gado itu teracik. Menyangkut selera kadang ada yang gak suka Labu Siyem nya, kadang ada gak suka kangkungnya, kadang ada yang gak suka taugenya.
saya sendiri, walaupun terasa aneh, tapi tetep menyukai gado-gado di album ini....

Rabu, 25 April 2012

Wounderous Night-Yes


Inilah group yang sudah saya kenal sejak dulu, namun baru kesampaian nonton secara langsung lebih dari 30 tahun sejak mengenalnya.
Pada kesempatan perayaan ke 44 mereka berkiprah, barulah Indonesia menjadi salah satu tempat tour mereka.
Saat diumumkan tempat mereka konser adalah Ballrom Ritz Carlton Ball room, maka yang terbayang di benak saya adalah tiketnya pasti mahal (untuk ukuran saya), dan kekhawatiran saya terbukti, namun karena ngebet nonton mbahnya prog Rock ya kudu rada maksa untuk bisa nonton.



Seperti strategi nonton konser lainnya, untuk menekan budget (mengingat bulan Maret dan April padat event yang pingin ditonton) maka yang harus dilakukan adalah membeli presale/early bird dengan harga yg bisa 50% lebih murah, atau mengandalkan calo. Untuk kali ini saya memutuskan presale dengan asumsi kayaknya gak bakal ada calo.

Setelah beruntun dipuaskan oleh gelegar Anthrax, Iron Maidens dan Dream Theater, tanggal 24 yang dinantipun datang.  Pada konser yang biasanya dipadati oleh massa berbaju hitam bersablonkan hal-hal yang berbau band, malam ini lebih banyak yang hadir necis. Kalopun menggunakan kaos, mereka rata-rata mengenakan kaos YES / yang berbau prog, mMeskipun ada yang hadir dengan kaos Sodom..:)
Sambil menunggu teman, beberapa kali didekati calo yang berpenampilan necis, oalahhhhh tak pikir gak ada calo...ternyata teman-teman ini hadir di segala medan.
Pukul 20.15 masuk ke venue, sesuai tiket kelas kambing yang saya beli, kami masuk ke deretan paling belakang, dan segera  mengambil posisi buat motret yang terenak tanpa mengganggu penonton lain (boleh juga ni konser, membebaskan penonton bawa camera apapun).
Kelas Silver lumayan padat, sementara kelas gold & platinum terihat lengang.  Antar kelas dibedakan pagar-pagaran yang dengan mudah dilompati, saya membatin pasti akan terjadi agresi.
Tepat pukul 20.40 lampu padam, tanpa band pembuka YES memulai pertunjukannya yang dibuka dengan Yours Is No Disgrace, saat itulah agresi terjadi....penonton deretan belakang segera merangsek ke depan hahahahaha.

Nyaris tak ada distorsi  Steve Howe menjadi bintang malam itu.  Gitaris veteran yang terlihat ringkih di usia kini terlihat begitu menguasai alat petik yang tersedia ( ada beberapa  alat petik berbeda yang dimainkannya), dari  Gibson ES 175, Fender Strat, Mandolin, Gitar Akustik, Gibson Les Paul hingga Fender Steel guitar.  Saat bersolo gitar akustik di nomor Solitaire dan Clap terlihat begitu luar biasanya tangan dan jemari Steve Howe.
Steve Howe
Tanpa Jon Anderson, sebagian orang menganggap Yes bukanlah Yes, namun malam itu Jon Davison (sebagai vokalis pengganti Benoit Davis) tampil menawan dan terlihat paling segar dibandingkan manula yang lain. Tampil berbaju seperti motif batik, dia mampu mengisi karakter vocal melayang Jon anderson

Chris Squire sendiri sebagai member YES yang tidak tergantikan, anteng membetot Rickenbacker sekaligus backing vocal, dan sesekali memaminkan harmonica. 

White & Squire

Geoff Downes seperti terkepung oleh mainannya yang beragam, sungguh banyak mainan disekelilingnya, namun perasaan saya gak banyak improvisasi suara dari peralatannya. Beberapa penonton membandingkannya dengan Rick Wakeman.

Sementara Alan White seperti tidak bertenaga (atau saya terlalu membandingkan dengan Mike Mangini beberapa hari sebelumnya?)
Alan White

Namun overall YES tampil selayaknya dedengkot Progressif Rock,  pertunjukan mengalir lancar hampir sepanjang dua seperempat jam berlalu tanpa terasa, (mungkin hanya saat bagian Fly From Here terasa datar).
Setelah Fly from Here yang rada membosankan, penonton yang rata-rata berusia diatas 40 tahun kembali dipancing gairahnya dengan Wonderous Stories, Into The Storm, Heart Of The Sunrise dan memuncak saat lagu sejuta umat dari album 90125 yang tidak berkarakter YES, namun banyak menjadi awal perkenalan orang dengan YES pun dimainkan. Apalagi kalau bukan Owner Of A Lonely Heart, gitar sedikit distorsi dengan bass genit membungkus vocal Jon Davidson yang kali ini agak kurang senyawa.
Setelah Starship Troopers, merekapun berpamitan. Dan seperti biasa setelah teriakan we want moore, demi moore, kevin moore, curanmor berkumandang, YES kembali ke stage dan memungkas malam itu dengan Roundabout.

Kembali malam special bagi saya terjadi, satu lagi band yang saya mimpikan untuk saya tonton, dapat saya nikmati.
Terima kasih YES, variant, teman-teman thelinks, i-rock, m-claro dan proclaro.
Sabtu 28 April hammersonic Fest menunggu...\m/
I-Rock!

ProClaro
setlist:
Yours Is No Disgrace
Tempus Fugit
I've Seen All Good People
Life on a Film Set
And You And I
Steve Howe Solo Guitar: 
          Solitaire
          Clap

Fly From Here - Overture
Fly From Here - Pt. I - We Can Fly
Fly From Here - Pt. II - Sad Night at the Airfield
Fly From Here - Pt. III - Madman at the Screens
Fly From Here - Pt. IV - Bumpy Ride
Fly From Here - Pt. V - We Can Fly Reprise
Wonderous Stories
Into The Storm
Heart Of The Sunrise
Owner Of A Lonely Heart
Starship Trooper
encore:
Roundabout


Minggu, 22 April 2012

Dream Theater Live in MEIS, Ancol, Jakarta


Dream Theater, ya band yang sangat dinanti kehadirannya di Indonesia, akhirnya menuntaskan hutangnya kepada penggemarnya di Indonesia....
Sempat merencanakan konser di awal 2000 an namun dengan alasan travel warning, konser itu dibatalkan meskipun tiket sudah terjual.




Sabtu 21 April 2012, sejak sore area pantai Carnaval sudah dipenuhi orang-orang yang kebanyakan ber kaos hitam bersablonkan Dream Theater.
Pukul 17.30 antrian telah mengular kearah tangga mall baru Ancol Beach City tempat Mata Elang Indoor Stadium berada, meskipun informasinya pintu baru dibuka pukul 19.00, namun karena amburadulnya penataan maka waktu buka pintupun molor cukup lama. Sungguh menyiksa calon penonton yang antri berdiri.
Untunglah beberapa space mall itu telah ada beberapa cafe/warung, saya pun memilih cangkruk gabung dengan beberapa temen di warung kopi.

Saat pintu di buka, panitia pun tampak tidak berdaya, tidak ada body checking maupun pemeriksaan barang bawaan (meskipun di pemberitahuan ada larangan membawa kamera dll), sehingga tidak ada filter lagi.
Saat lolos dari gerbang, dan naik ke lt 3, juga terjadi bottle neck pada escalator, sehingga berpotensi chaos. Untunglah penonton konser Rock di Indonesia sudah terbiasa tertib, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Bangunan di Ancol Beach City sendiri belum 100% rampung, sehingga masih berantakan, ditambah dengan tidak ada pemeriksaan maka penonton dengan tiket apapun leluasa kian kemari pindah posisi (kasihan yang udah beli tiket mahal, namun gak dapet tempat duduk).
Saya sendiri masuk ke festival, dan langsung disergap dengan suasana yang sejuk mak nyes..., Kelas festival yang cukup besar pun dipadati oleh ribuan penonton.

Dibuka dengan penampilan Andy McKee, gitaris yang bermain solo akustik dengan gitar double neck yang bisa berfungsi sebagai perkusi, bas, melodi dan ritem, 

Andy McKee tampil cukup menarik, namun penonton bukan datang untuk dia, saat dia meletakkan gitar para penonton bertepuk tangan gemuruh mengira Dream Theater segera masuk, dan berubah menjadi teriakan “huuuuuuuuu” yang panjang ketika ternyata dia hanya mengganti gitar untuk memainkan lagu lainnya. hahahaha jan lucu polll

Akhir-nya sekitar 21:01 Dream Theater pun masuk, setelah didahului intro tapes dan suara sendawa yang menjadi bagian Brigdes in The Sky yang disambung dengan  "6.00".  Kelar lagu 6.00 LaBrie pun menyapa penonton "..hello Jakarta" dan dilanjutkan dengan nomor "Build me Up, Break me Down", "Surrounded" dan "The Root of all Evil".

Pertanyaan apakah drummer baru Dream Theater bisa menggantikan Portnoy pun terjawab saat Mike Mangini melakukan drum solo. Adanya drum cam di peralatan drum Mike Mangini yang serem, sangat membantu penonton dalam menilai kehandalan Mangini. Bagaikan tarantula berkaki 8, Mangini memainkan drum dengan kecepatan Tarantula menyergap serangga.

Setelah solo drum kemudian lanjut dengan "A Fortune in Lies" serta nomor progresif dari album baru "Outcry".

Basa-basi sebentar untuk mendinginkan suasana, dua nomor akustik dimainkan duet LaBrie dan Petrucci, "Silent Man" dan "Beneath the Surface"
Personil Dream Theater kembali tampil lengkap saat menngeber "On the Back of Angels", War Inside my Head" dan"The Test that Stumped Them All". Mungkin untuk memberi kesempatan Mangini istirahat, John Petrucci & Jordan Rudess melakukan solo.
Setelah itu lagu yang ditunggu-tunggu pun datang "The Spirit Carries On" yang biasanya ada vocalis latar cewek, kali ini backing vocalnya adalah hampir seluruh penonton yang hadir..:)

Setelah Breaking all Illusions Dream Theater pun pura-pura pamit dan teriakan we want more, demi moore, curanmor pun segera berkumandang. Dan sebagai encore Dream Theater pun menggeber "Pull me under"
Satu lagi konser yang bikin orgasme saya lakonin...penampilan prima, lighting yang luar biasa, sound yang lumayan menutup ketidak siapan panitia.
Terima kasih DT, Variant dan rekan-rekan IDTFC, i-rock, m-claro, thelinks atas malam special itu

Setlist:
  • Dream Is Collapsing (Hans Zimmer song)
  • Bridges in the Sky 
  • 6:00
  • Build Me Up, Break Me Down 
  • Surrounded 
  • The Root of All Evil 
  • Mike Mangini Drum Solo 
  • A Fortune in Lies 
  • Outcry 
  • The Silent Man 
  • Beneath the Surface 
  • On the Backs of Angels 
  • War Inside My Head 
  • The Test that Stumped Them All 
  • The Spirit Carries On 
  • Breaking All Illusions 

Encore: