Selasa, 18 Desember 2007

Orang Gila

Rating:★★★
Category:Music
Genre: Rock
Artist:Iwan Fals
Tahun 1994
Label:Harpa (Kaset)
Label:Nirvana (CD-2001)

Musisi:
- Iwan Fals
- Billy J. Budiharjo
- Rere,
- Gideon Tengker,
- Budi Bidhun,
- Eddy Kemput,
- Dian Pramana Putra

track list:
01 Orang Gila
02 Awang-Awang
03 Satu-Satu
04 Lagu Cinta
05 Doa Dalam Sunyi
06 Lingkaran Hening
07 Puisi Gelap
08 Menunggu Ditimbang Malah Muntah

Lagi-lagi Iwan Fals mengeksplorasi corak musiknya. Album ini merupakan kolaborasi baru antara Iwan Fals dengan musisi-musisi rock seperti Rere, Gideon Tengker, Eddy Kemput
Mendengar lagu pembuka "Orang Gila" yang terdengar seperti lagu "dance" / new wave 80 an, terkesan menjadi hidangan pembuka yang tidak membangkitkan selera.

Kesan ini pupus setelah mendengar track ke 2 Awang awang. Musik bermetamorphosis menjadi sebuah nomor dengan balutan Rock kental lewat Drum Rere dan Gitar Eddy Kemput. Sapuan dua personel band progresif rock asal Surabaya Grass Rock ini membuat lagu ini terasa bertenaga.

track ke 3, sebuah ballad dengan harmonisasi petikan gitar, tamborine dan perkusi yang membalut keindahan lirik yang bercerita tentang proses regenerasi secara alami yang berjalan sangat mulus tanpa gejolak. Lagu ini menjadi favorit saya dalam album ini

track ke 4 menunjukkan bagaimana kepiawaian Iwan Fals dalam menyanyikan sebuah lagu cinta tanpa harus menjadi lembek dan cengeng.

Suara keyboard, dan ditingkahi petikan halus gitar pada track ke 5 doa dalam sunyi merayap pelan mendaki dipandu ketukan drum.

track ke 6 Lingkaran hening seolah-olah masih nyambung dengan lagu doa dalam sunyi. Didominasi dengan piano dan keyboard yang mengawal vocal Iwan Fals yang terasa parau dan bergetar.

track ke 7 Puisi Gelap lebih tepat disebut sebagai Iwan fals membacakan puisi karya Sawung Jabo dibandingkan sedang menyanyikan lagu. Sesuai judulnya ini betul-betul bernuansa gelap sekali.

track ke 8 merupakan sebuah nomor akustik khas Iwan Fals, dengan gitar akustik sesekali muncul suara keyboard dikejauhan, lagu ini seperti bertutur.

Pada versi CD terdapat 2 lagu tambahan yang dipetik dari album akustik "Belum Ada Judul" yaitu Ia atau tidak dan Panggilan Dari Gunung.

Secara keseluruhan album ini menggambarkan bagaimana eksplorasi Iwan Fals yang tiada henti, namun album ini beredar setelah beberapa monster album Iwan Fals keluar. Bagi pendengar yang sudah terpatri dengan kedahsyatan album Mata Dewa, Swami, Kantata Takwa, Hijau dan Cikal maka album ini akan terasa tawar.

1991

Rating:★★★★★
Category:Music
Genre: Rock
Artist:Iwan Fals
Tahun 1991
Label:RPM (CD)
Label:Indo Music Box (Kaset)
Musisi:
- Iwan Fals
- Totok Tewel
- Cok Rampal
- Mates
- Gilang Ramadhan
- Embong Raharjo
- Andi
- Yunus
Operator / Mixing : Fender Sang Penyair
Direkam di : Gins Studio
Desain Grafis: Work Gallery
Tata Suara: Heirrie Buchaery
Photografi: Harry Suliztiarto
Ilustrasi Cover: Anissa Cikal Rambu Basae

track list:
01 Intro
02 Untuk Yani
03 Cikal
04 Pulang Kerja
05 Alam Malam
06 Ada
07 Untuk Bram
08 Cendrawasih
09 Proyek 13
10 "....."

Setelah merilis album group bersama Swami dan Kantata Takwa, Iwan Fals
kembali mengeluarkan Solo Album pada tahun 1991, yang bertitel "1991".
Album ini sering disebut juga album "Cikal". Tulisan Cikal ini sendiri muncul dalam ilustrasi sampul albumnya, berupa lukisan karya putri Iwan Fals, Anissa Cikal Rambu Basae. Lukisan ini bergambarkan petani, kerbau, ular dan tikus yang juga terpapar dalam lirik lagu berjudul Cikal.

Ini merupakan album Iwan Fals yang secara lirik banyak menggunakan simbol, yang akan sulit dipahami kalau cuma mendengar sambil lalu.
Lirik ini juga akan membawa kepada makna yang berbeda-beda bagi setiap orang yang mengintepretasikannya.
Dengan berkolaborasi dengan musisi yang banyak bermain di jalur Jazz (Mates, Gilang dan Embong), warna jazz pada album ini juga sangat terasa .

Dirilis dalam bentuk Kaset oleh Indo Music Box, dan dalam bentuk CD beberapa tahun kemudian oleh RPM. Dalam format CD kualitas rekamannya agak kemresek dan miskin informasi (gak ada sleevenya).

Pada periode 1989 s/d 1992 mengikuti Iwan Fals kita diaduk-aduk dengan pola yang berbeda. Mata Dewa, Swami, Kantata Takwa, Cikal, Hijau merupakan album Iwan Fals dengan kolaborasi berbagai aliran. Sebuah eksplorasi yang tiada tara.

Diawali dengan Intro, vocal yang terasa berat dengan iringan gitar akustik bercerita tentang suatu pencarian, sangat pas dengan pencarian pada album ini.

Dalam gelap kuberjalan
Membelah belantara akal
Sendiri
Sendiri
Selalu sendiri

Pada terang kumerenung
Mencari kesejatian
Mencari
Mencari
Selalu mencari

Pada ruang
Pada waktu
Aku ingin datang
................


Track ke 2, Untuk Yani dimulai dengan bunyi-bunyian yang mengingatkan pada musik untuk reog ponorogo, merupakan lagu dengan beat rock.
Lagu ini ditelinga saya masih berpola seperti lagu-lagu di album Swami, pengaruh gitar elektric Totok Tewel dan ketukan cymbal Gilang terasa dominan.
Liriknya sendiri dalam interpretasi saya bercerita tentang arus urbanisasi, maraknya warga untuk sekolah, namun terasa pesimis menghadapi masa depan.

Track ke 3, Cikal, Lagu akustik dengan ritme sederhana dengan dominasi kocokan gitar akustik dan harmonika, namun membuat dahi berkerut untuk memaknai liriknya yang penuh bahasa simbol dunia fabel Harimau, Kerbau, Ular Sanca, Tikus Sawah yang merupakan titik keseimbangan dan kearifan hidup di alam timur.
Musiknya terasa bagai air mengalir, yang tiba-tiba terjun (efek timpani Totok Tewel) dan mengalir lagi........

Track ke 4, Pulang Kerja, juga mirip dengan lagu Cikal, Sebuah nomor yang menceritakan tentang keseimbangan alam dengan petikan gitar akustik dan dilatar belakangi slide guitar.

..................
Duhai langit
Duhai bumi
Duhai alam raya (aku terkesima...)
Kuserahkan ragaku padamu (aku terkesima...)
............................

Track ke 5, Diawali dengan tiupan saxophone Embong Raharjo, Lagu Alam Malam, sekilas mengingatkan pada lagu-lagu dari Sting di album The Dream of Blue Turtle.
Lagu berdurasi 8 menit 57 detik ini menjadi track terpanjang di album ini. Track ini bernuansa jazz kental lewat bass Mates, ketukan Drum Gilang Ramadhan serta liukan Saxophone Embong

...........................
Menjadi anak alam lahir diujung malam
Bumi bunda bapak angkasa
Merasakan udara membawa peristiwa
Merenungkan pengalaman
......................

Track ke 6, Ada menjadi sebuah nomor yang paling aneh dalam album ini, benturan suara vocal dan instrument yang timbul serasa membawa kita berada dalam suatu ritual pada sebuah kuil kuno.
Dengan lirik yang repetitif Ada yang ada, Ada yang tak ada, Nyatanya ada, Nyatanya tak ada....., Antara ada, Antara tak ada, Ada antara, Diantara ada dan tak ada.....dengan latar suara erangan dan raungan.

Track ke 7 Untuk Bram mirip-mirip dengan lagu Alam Malam.
Didominasi dengan flute Embong, track ini merupakan lagu lirih yang terasa perih. Dan pada menit ke 3 detik ke 18, tiba-tiba telinga kita disentak dengan suara instrumen yang saling bertabrakan hingga ke menit ke 4 detik 6.

.......................
Lakon selesai
Penonton pulang kerumahnya
Membawa hati yang bertanya tanya tanya
Siapa tadi yang menjadi korban
Dijawabnya tanya tanya

Pertanyaan abadi ditanyakan lagi
Tanyakan tanyakan tanyakan tanyakan
..............................

Track ke 8 Cendrawasih, Warna jazz rock fusion mencuat pada track ini, betotan bass Mates, ketukan drum Gilang Ramadhan dan Flute/Saxophone Embong terasa dominan membalut guitar rock Totok Tewel.

...............................
Sayap sayap cinta bagaikan cendrawasih
Di buru luka karena keindahannya
Kesadaran bersinar dengan merdeka
Nyanyi jiwa melebihi tanya

Ada apa gerangan wahai cendrawasih ?
Lingkar matamu hitam letih batinmu
Beratkah deritamu wahai cendrawasih ?
Murung paruhmu kicaukan keluh

Ada apa gerangan ?
...................


Track ke 9 Proyek 13, Sebuah lagu dengan warna jazz rock fusion mencuat dengan suara saxophone yang meliuk-liuk seperti ritme reog ponorogo. Dengan lirik yang lugas dan menukik, bercerita tentang kekhawatiran akan tekhnologi nuklir.


Track penutup, '.........' Merupakan lagu penutup dari rentetan album ini, liriknya menjawab intro pada track 01. Musiknya menggiring kita seolah berjalan pulang seperti film vampir cina yang berjalan melompat diiringi pawanganya

Sendiri
Sendiri

Pada ruang
Pada Waktu
Aku sudah datang

Bertanya..
Bertanya..
Selalu bertanya..


Album ini merupakan salah satu album Iwan Fals yang cukup asing ditelinga bagi kebanyakan penggemarnya. Sampai sekarang saya pribadi meskipun sangat menikmati namun masih merasa susah untuk memaknai liriknya.

Berbeda dengan CD Mata Dewa, Swami dan Kantata Takwa yang langka, di Jakarta masih terdapat beberapa CD Cikal di store musik +, Disc Tarra maupun Duta Suara.
Jika menjumpainya saya rekomendasikan untuk memungut dan mengkoleksinya.

Senin, 17 Desember 2007

Hijau

Rating:★★★★★
Category:Music
Genre: Rock
Artist:Iwan Fals
Tahun 1992
Label: Pro Sound
Musisi:
- Iwan Fals: Penyanyi Utama, gitar listrik, gitar bolong
- Heirrie Buchaery: gitar bolong, bas gitar, suara latar, gongseng, bel sapi
- Jerry Sudianto: gitar listrik, suara latar, gitar bolong 12 snar
- Cok Rampal: gitar bolong, mandolin, suara latar
- Bagoes AA: strings, synthelead, synthebrass, suara latar
- Iwang Noorsaid: keyboards, synthesizer, piano synthe, suara latar, rebana
- Arie Ayunir: rebana, tomtom, cymbal, drums, tamborin, gongseng, klonthongan sapi, china bell, kendang
- Jalu: rebana, tomtom, cymbal, drums, tamborin, gongseng, klonthongan sapi, china bell, kendang, budhist pot, woodblock

Juru rekam suara: Danny Lisapaly, Ronald Parinsi
Tata Suara: Heirrie Buchaery
Pendukung Artistik: Cok Rampal
Photografi dan Disain sampul: Dik Doank

Album Hijau merupakan album Iwan Fals yang nyleneh disamping album Cikal. Sungguh lepas patern Iwan Fals selama ini ketika menikmati album ini. Cover album dengan dominasi warna hijau, tergambar sekelompok anak sedang bermain "engklek" (jawa).
Membaca sleevenya juga cukup mumet dengan typografi yang gak beraturan.

Album ini direkam live recording di Studio Musica pada bulan Juni 1992, berisikan 7 track dengan urutan:
01 Lagu Satu
02 Lagu Dua
03 Lagu Tiga
04 Lagu Empat
05 Lagu Lima
06 Lagu Enam
07 Hijau

Menikmati album ini kita disuguhi sebuah musik progresif ala Iwan Fals.

Lagu Satu berdurasi 6 menitan, dibuka dengan gitar akustik dan perkusi jalu dan Arie Ayunir merupakan karya Iwan Fals yang bercerita tentang bagaiman manusia harus menyikapi hidup dengan penggalan lirik:
Jalani hidup
Tenang tenang tenanglah seperti karang
Sebab persoalan bagai gelombang
Tenanglang tenang tenanglah sayang

Tek pernah malas
Persoalan yang datang hantam kita
Dan kita tak mungkin untuk menghindar
Semuanya sudah suratan

Oh matahari
Masih setia
Menyinari rumah kita

Tak kan berhenti
Tak kan berhenti
Menghangati hati kita

Sampai tanah ini inginkan kita kembali
Sampai kejenuhan mampu merobek robek hati ini
.................
......................

Lagu ini sungguh memberi inspirasi pada saat kita mengalami tekanan kehidupan.

Lagu Dua diawali dengan gitar akustik, menjadi lagu terpanjang di album ini. Lagu berdurasi 12 menitan ini imho merupakan lagu dengan warna progresif kental. Suara bertabrakan antara gitar listrik, bass, perkusi, keyboard dan gitar akustik sungguh nikmat sekali mengiringi lirik yang kuat.
Iwan Fals lagi-lagi bercerita tentang Jakarta, setelah bercerita tentang Jakarta yang genit dan tertatih-tatih di Album Mata Dewa lewat Berkacalah Jakarta, pada lagu dua ini Iwan Fals bercerita tentang Jakarta yang getir:

Jakarta sudah habis
Musim kemarau api
Musim penghujan banjir

Jakarta tidak bersahabat
Api dan airnya bencana
Entah karena kebodohan kecerobohan
Atau keserakahan
..................
....................

Lagu Tiga berdurasi 5 menitan, merupakan lagu dengan eksplorasi gitar listrik dan koor.

Lagu Empat ciptaan Fajar Budiman merupakan lagu terpendek dalam album ini, Menikmati lagu ini serasa mendengar Vocal Group dengan iringan bass monoton dan perkusi mencuat kritikan terhadap pelaksanaan Pemilu saat itu.

Lagu Lima mencuat dominan dengan penonjolan bass dan perkusi dan koor yang menggetarkan pada bait:
..............................
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
Kaki depan kanannya pincang
Ditabrak tank ketika latihan didepan
..............................

Lagu Enam, ah mendengar karya Fajar Budiman ini memang terasa getir, pikiran saya menerawang ke masa kecil saat membuat mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, kuda-kudaan dari pelepah daun pisang yang real saya alami, dan seperti tersadarkan akan kenyataan melihat anak saya bermain game dikomputer serta setumpuk mainan made in China. Lamunan itu digiring oleh ketukan perkusi yg ajeg dari Jalu dan Arie Ayunir.

Sekarang sulit membedakan
Mana mainan mana sungguhan
Semua mahal
Semua harus dibeli di toko toko penggoda hati

Minta ampun harga mainan kini
Ada yang seharga gaji menteri
Terbuat dari plastik maupun besi
Hanya untuk gengsi anak bayi


Track pamungkas dengan durasi cukup panjang sekitar 11 menitan dengan lirik pendek dan repetitif, Hijau diawali pukulan perkusi seperti marawis ditimpali dengan gitar/mandolin dan backsound gitar listrik, serasa akan mengajak dangdutan. Bercerita tentang kerusakan lingkungan.

Hutanku,
Rusak !

Langitku,
Bocor !

Udara yang aku hisap,
Tercemar !

Makanan yang aku makan,
Racun !

Hijau Hijauku Hijau
Hijau Hijau Dunia

Album hijau ini meskipun merupakan salah satu album favotit saya dari sekian banyak album Iwan Fals, namun dari sisi penjualan tidak terlalu sukses. CD nya sampai minggu lalu masih terlihat dibeberapa counter CD di Jakarta.
Jika ingin eksplor musik Iwan Fals yang lain dari yang lain, maka album ini sangat layak dinikmati dan dikoleksi.

Indo Consumunity Expo 2007

Rating:★★★
Category:Other
Sabtu tanggal 15 Desember 2007, sehabis acara gathering kantor menyempatkan diri dateng ke Indo Consumunity Expo 2007. Datang di venue sekitar jam 12, dari kejauhan terdengar The Trooper dari Iron Maiden sedang dimainkan oleh rekan-rekan dari Guitar Forum.
Bergegas jalan dalam kondisi terpincang-pincang pas nyampai depan panggung yg sepi, eh pas kelar....
Setelah isi perut pake bebek kremes, segera ngiter ke stand, masuk pertama ke stand Indonesian Progressive Society, ketemu bli Rikon, mas Kiki Caloh, mbak Yayuk. Pandangan mata tertuju ke CD dan kaos yg didisplay diatas meja, akhirnya ngambil CD:
- Pendulum-Hypnotize,
- In Memoriam-The Ultimate Terrorizing Aura of Unlogic Mind,
- Zi Factor-Kill Paradigm
serta selembar kaos Indonesian progressive Society.

Perjalanan dilanjutkan ke stand KPMI, banyak koleksi jadul (liat Guruh Gypsy, Iwan Fals-Perjalanan dll), stand yang menarik yang mendokumentasikan perjalanan musik Indonesia.

Berikutnya ke stand B2W, beli pin dan nanya-nanya ke mbak yg jaga stand, jadi tertarik untuk ngonthel ke kantor (mas Gatot, kayaknya saya mo ngikutin jejaknya nih...), apalagi shell super udah 7.900/liter).

Lanjut ke stand i-Rock, ketemu mas Harris, mbak Novi, mas Troy, mas Riza, mas Arman, Oom Setiawan, mas Suryo dan banyak lagi..

sekitar pukul 15.00 dimulailah show, dengan tampilnya Reversible Circle, Vantasma, NPO, Makara, Discus 3 serta Balerina
sungguh show yang menarik, sayangnya tiap group rata-rata dijatah hanya menampilkan 2 lagu. Kalo nggak, ini jadi kayak progfest.

Disela-sela show, terdapat beberapa games diantaranya yg paling heboh adalah acara "Air Guitar". sungguh menghibur....

Secara keseluruhan ini merupakan acara yang sangat menarik, show yang mantab, MC yg gokil, sayangnya pengunjung sangat minim, kurang promosi kali.....sampai-sampai MCnya bilang, kayak ngemsi di perumahan yg baru dibangun........



Rabu, 12 Desember 2007

Basket-basketan




Pas acara HUT kantor, ada kegiatan olahraga antar direktorium dan regional Jakarta. Lumayan buat ngeluarin keringet.
Diantaranya basket. Basket ini merupakan salah satu sport favorit saya waktu muda. Maka ikutlah berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Cuman umur gak bisa dibohongin....., meski juara tapi dapet cedera kaki...

Indo Consumunity Expo 2007

Start:     Dec 15, '07 2:00p
informasi dari web IPS http://www.indoprogsociety.org/index.php?option=com_content&task=view&id=68&Itemid=1

buat penggemar Prog Rock/ ProgMet sayang untuk dilewatkan:
IPS akan hadir di acara Indo Consumunity Expo 2007 yang akan diselenggarakan di Parkir Timur Senayan, Sabtu 15 Desember 2007.

Berbagai acara rencana akan digelar, antara lain:
Band performance (14:00 - 18:00)
menampilkan
- Reversible Circle,
- Vantasma+NPO,
- Balerina,
- Makara,
- Vantasma,
- In Memoriam

Air Guitar, Futsal, Nonton Bareng dan display koleksi

banyak hadiah selama acara.....dan acara ini free of charge! pls join us.

Rabu, 05 Desember 2007

WORLD MUSIC DECEMBER FESTIVAL II – 2007

Start:     Dec 10, '07 7:00p
Location:     Gedung Kesenian Jakarta
“Ciptakan keindahan dalam bermusik bersama”

Balawan & Batuan Ethnic Fusion – Skolastika Ansambel (Music Director : Marusya Nainggolan) bersama Sujiwo Tejo

Balawan adalah seorang gitaris dan musisi handal asal Bali. Kepiawaiannya bermain gitar ditunjukan sejak usia 10 tahun. Setelah lulus dari Australia Institute of music ia kembali ke Bali dan mendirikan Batuan Ethnic Fusion yang memadukan gamelan Bali, Jazz dan music modern.

-Admission: Rp 75.000,-

http://beritaseni.wordpress.com/peluang/

Ancol World Music 2007

Start:     Dec 8, '07 7:00p
Location:     Pasar Seni Ancol, Jakarta
Image and video hosting by TinyPic

Sabtu, 8 Desember 2007
pukul 19.00 wib s/d selesai

Indra Lesmana - Pra Budidharma - Gilang Ramadhan (Kayon) - Balawan & Batuan Ethnic Fusion - Vicky Sianipar - Nugie - Riza Arshad - Tohpati (Simak Dialog) - Nera

MC: Shahnaz Haque & Farid Shigeta

Organized by: GIR Production
Supported by: Mediacare, Warta Kota, Delta FM, Taman Impian Jaya Ancol, Yamaha, Danarhadi

Senin, 03 Desember 2007

Gambling with the Devil

Rating:★★★★★
Category:Music
Genre: Hard Rock & Metal
Artist:Helloween
Heloween sepengetahuan saya adalah salah satu pelopor genre Power Metal, suatu genre yang relatif baru untuk kuping tua saya yang terbiasa dengan musik rock 70 an (claro).
Update ini saya dapatkan setelah gabung dengan beberapa milis, dan racun yang deras saya dapatkan di milis i-rock!.
Review album dahsyat ini dilakukan oleh rekan Steven Kasenda (salah satu founder i-rock!) dan telah diupload di http://sleazeglam.multiply.com/reviews/item/28 dan juga diposting di milis i-rock.

Inilah hasil review bro Steve:

HELLOWEEN
Gambling With The Devil
2007
Power Metal
SPV Records

Line up:
Andi Deris (v)
Michael Weikath (g)
Sascha Gerstner (g)
Markus Grosskopf (b)
Dani Loble (d)

Setelah meraup sukses dengan rilisan sekuel ketiga dari seri "Keeper of The Seven Keys", dimana sebetulnya saya sendiri tidak menyukai ide mereka ini awalnya karena terlalu berkesan ingin mengulang kejayaan era Kiske/Hansen, HELLOWEEN melanjutkan petualangan mereka dengan album terbaru "Gambling With The Devil". Materi yang variatif dan sangat dewasa menunjukkan kelas HELLOWEEN sebagai band legendaris yang mengokohkan genre power metal di dekade 80an dan tetap berkibar hingga detik ini.

Intro "Crack The Riddle" memperdengarkan bunyi-bunyian karnaval malam dan kemudian Biff Byford, salah satu dedengkot SAXON dan juga sahabat dekat HELLOWEEN, mengisi narasi sebagai prolog album.

"Kill It" digempur dengan riff gitar dahsyat yang bersahut-sahutan. Derap bunyi drum secepat kilat mengiringi lengkingan Deris yang membahana. Pada pertengahan lagu, tempo diperlambat dan sound keyboard terdengar tebal mengisi background lagu. Solo gitar ganas menyeruak diantara rhythm section yang padat. Vokal Deris cukup eksploratif di range atas maupun bawah dan komposisi nada agak thrashy untuk menambah kesan muram.

"The Saints", track yang sangat khas HELLOWEEN, dengan gebukan drum berkecepatan tinggi dan harmonisasi twin-guitar. Highlight lagu ini ada pada komposisi nada yang melodik pada Bridge dengan vokal low-range dan Chorus raksasa dengan vokal high-range. Sulit menemukan cacat di track panjang ini, salut buat Weikath atas kreativitasnya.

"As Long As I Fall", single pertama HELLOWEEN dengan dentingan suara piano beratmosfer gelap, sedikit mengingatkan pada track "Finale" milik L'ARC~EN~CIEL. Vokal Deris yang terbungkus dengan efek pada Verse terasa pas, dan juga sangat impresif pada saat menanjak Bridge menuju Chorus yang sangat komersil dan radio friendly.

HELLOWEEN tidak memberikan kita ruang untuk bernapas sedikitpun pada saat gebrakan drum Loble membuka "Paint A New World". Riff gitar yang gahar bergantian melesat dari speaker kiri dan kanan kemudian melebur di dalam rhythm section yang tebal dan eksplosif. Dari sisi tekstur lagu, terasa standar dan tidak ada yang spesial, namun kualitas songwriting masih tetap terjaga melalui komposisi nada yang rapi.

Kali ini seorang Grosskopf berhasil mempertontonkan kelihaiannya dalam menyusun nada demi nada membangun satu formasi tembang yang powerful dan melodik. "Final Fortune" terdengar sangat modern namun tetap diselimuti dengan aura klasik HELLOWEEN. Perhatikan juga Sing-along Chorus di lagu ini yang sangat cocok dibawakan pada saat konser maupun diperdengarkan di radio. Ini adalah track terbaik di album ini yang bisa disandingkan dengan mahakarya mereka, "Future World" dan "Power".

Bunyi lonceng bergema mengawali "The Bells of The 7 Hells" yang bernuansa gelap. Pendekatan Verse yang digunakan Deris memang agak mirip dengan "As Long As I Fall", warna kontemporer cukup kental dan banyak menggunakan nada minor. Interlude yang menarik dengan menyelipkan keyboard diantara riuh distorsi gitar. Chorus masih bercirikan gaya khas mereka dan cukup bagus.

Intro awal "Fallen To Pieces" mengalun dengan gemulai, vokal Deris bergerak lambat diiringi strumming clean guitar halus. Tempo yang pelan dengan Chorus yang sedikit mendayu-dayu agak sedikit mengingatkan pada band-band gothic metal Eropa. Rhythm section yang dipacu pada bagian tengah lagu sangat menarik untuk disimak namun selebihnya agak sedikit membosankan.

"I.M.E" memperlihatkan kombinasi gitar yang mematikan dari Weikath dan Gerstner. Lengkingan vokal Deris pada Chorus yang dilapis dengan backing vokal yang solid terasa membara. Deris sepertinya sangat menyukai komposisi lagu yang beraura gelap, terlihat dari beberapa track gubahannya yang memang sangat berbeda dengan era Hansen. Songwriting masih tetap konsisten namun tidak ada hooks yang catchy sehingga terkesan datar.

"Can Do It", track yang paling ceria dan komersil. Riff gitar yang penuh dengan melodi manis dan koor pada Chorus yang sangat uplifting. Lirik yang sangat inspiring dan menyemangati jiwa yang lelah tersurat jelas pada kalimat : "Well you can do it, there's nothing to it, when all others turn their backs on you, there is still yourself to prove it to that". Kudos to the mighty Weikath untuk ciptaan yang indah ini!

Akhirnya "Dreambound" menjawab keragu-raguan saya setelah tadi menyimak "Paint A New World" hasil kreativitas duo Gerstner/Weikath yang agak sedikit meredup. Coba tengok Chorus yang dibangun sangat megah dengan fondasi distorsi gitar yang ganas dan seruan vokal Deris yang menghanyutkan. Solo gitar khas HELLOWEEN lawas pun menghiasi interlude lagu ini. Luar biasa!

"Heaven Tells No Lies" mengembalikan musik HELLOWEEN modern ke koridor power metal khas Eropa. Setelah "Final Fortune", Grosskopf menunjukkan tajinya lagi dengan menulis lagu yang didominasi dengan riff gitar yang groovy dan punchy. Ditambah lagi dengan solo gitar yang meraung liar dan akrobatik, track ini memang seakan menjadi milik Gerstner dan Weikath.

Buat Anda yang memiliki versi special edition, ada dua track yang juga tidak kalah atraktif yaitu :

"Find My Freedom" cukup mengejutkan, bonus track seperti ini sudah selayaknya berada di jajaran tracklist utama. Highlight lagu ini terletak pada Chorus raksasa dengan Verse yang padat dan sarat akan aroma klasik mereka. Durasi yang cukup panjang memberikan banyak ruang untuk Weikath dan Gerstner bereksplorasi dengan solo-solo gitarnya.

Kombinasi twin guitar mewarnai bonus track berikutnya, "See The Night". Sama seperti "Find My Freedom", track ini berdurasi panjang, dijejali dengan hooks yang catchy, dan memperlihatkan duel Weikath dan Gerstner melesatkan solo-solonya dengan lincah secara bergantian hingga akhirnya menyatu dengan harmonis.

Kejeniusan punggawa metal asal Jerman ini dalam menciptakan susunan materi album yang seimbang akan membuat Anda larut dalam ketakjuban ketika menikmati album ini dari awal hingga akhir. Track bernuansa suram maupun riang gembira, progresi chord yang simple hingga kompleks, serta track bertempo tinggi hingga pelan, berhasil dicampur ke dalam satu wadah. Deris juga terlihat memberikan kontribusi yang besar pada sektor songwriting, namun akan lebih menarik apabila ada satu atau dua track yang dikerjakan bersama Weikath atau Grosskopf agar lebih variatif, karena selain "As Long As I Fall", yang lain masih terasa sedikit tawar.

"Gambling With The Devil" banyak menerapkan formula yang digali dari album-album awal mereka dan tentunya akan lebih mudah dicerna karena album sebelumnya dinilai agak eksperimental. Kerja keras Deris cs untuk tetap menopang nama besar HELLOWEEN patut mendapatkan acungan jempol, dan apabila mereka bisa menjaga konsistensi ini, bukan tidak mungkin bintang mereka akan bersinar kembali dan masa kedigdayaan dekade 80an tersebut akan terulang kembali. Buat yang menyukai power metal Eropa yang khas dengan melodi dan speed, album ini sangat layak untuk dimiliki, dan buat saya pribadi, ini adalah album terbaik era Deris dan juga berhak menduduki singgasana album metal terbaik rilisan 2007.

Rate : 9.5 / 10

Tracklist:
1. Crack the Riddle (Intro) - 0:52
2. Kill It (Deris) - 4:13
3. The Saints (Weikath) - 7:06 *
4. As Long As I Fall (Deris) - 3:41 *
5. Paint a New World (Gerstner/Weikath) - 4:27
6. Final Fortune (Grosskopf) - 4:46 *
7. The Bells of the 7 Hells (Deris) - 5:22
8. Fallen to Pieces (Deris) - 5:52
9. I.M.E. (Deris) - 3:46
10. Can Do It (Weikath) - 4:30 *
11. Dreambound (Gerstner/Weikath) - 5:57 *
12. Heaven Tells No Lies (Grosskopf) - 6:56 *

Disc 2 (Special Edition Only)

1. Find My Freedom (Japanese Bonus Track) - 6:28 *
2. See the Night (Bonus Track) - 6:04

*) Best track


Bagi yang sudah jadi contact, untuk icip-icip album Gambling with the Devil Disc 1 silahkan klik disini