Selasa, 26 Februari 2008

Helloween jepretan Mas Andri Wicaksono




Ini beberapa foto kedahsyatan aksi Helloween di Tennis Outdoor tanggal 22 Pebruary 2008, hasil jepretan temen di milis i-rock! mas Andri Wicaksono.
Thx mas Andri atas izin aplot nya.

Jumat, 22 Februari 2008

Hellish Rock 2008

Rating:★★★★★
Category:Music
Genre: Rock
Artist:Helloween
Berangkat dari kantor di kawasan Juanda pas Jam 18.00, ticket belum ditangan, karena kesibukan kantor akhir-akhir ini sampai gak sempet ngambil Ticket plus Kaos yang dipesen atas kebaikan mas Satrio.
Pas berangkat dapet SMS dari mas Satrio mau ambil ticket dimana?, setelah kontak-kontakan disepakati ngambil ke Hotel Sultan tempat Helloween bermarkas (Terima kasih mas Satrio udah ngrepotin nih)

Setelah dapet ticket dan Kaos (langsung dipakai masih bau cat :)), bergegas ke Venue sempat ketemu mas Arman Gangwolu dan temen-temen dari Surabaya. Karena barengan anak dan istri milih bergegas masuk ke Stadion Outdoor.
Pengamanan cukup ketat, verifikasi ticket menggunakan alat deteksi ultra violet dilakukan dipintu pertama, disertai pemeriksaan tas.
Karena lapar dan untuk jaga-jaga buat si kecil beli Pizza dulu.
Masuk ke gate ke 2, dilakukan pemeriksaan lagi. Dan kejaring pizza serta camera digital.
Meskipun saya berargumen pizza buat si kecil, petugas kepolisian dan crew dengan simpatik tetap tidak memperbolehkan pizza tersebut dibawa masuk.
Akhirnya kami makan pizza tersebut di depan gate.
Terhadap camera digital, dijelaskan tidak boleh menggunakan flash, jadi battery camdig dititipkan kepada crew.
(salut terhadap ketegasan dan kesopanan dalam penyampaiannya)

Masuk ke Tribun ketemu mas JatiSantoso, Band pembuka masih membuat penonton adem ayem.

Pukul 21 lewat sekitar 15 menit yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul.
Jreng
Dibuka dengan intro Happy Helloween, Crack The Riddle disusul Halloween membuat suasana menjadi hangat.

Sole Survivor, melihat penampilan pada lagu ini kok jadi inget gaya Soneta Group di panggung :)

Pada lagu As Long as I Fall yang menurut saya catchy dan asyik untuk berjingkrak, penonton kelihatan adem, apakah ini karena faktor belum beredarnya album GWTD di Indonesia, sehingga belum familiar ditelinga penonton malam itu.

Pada lagu lembut a Tale That Wasn't Right, suasana tennis outdoor menjadi ajang koor bareng.

Drum Solo penonton memberikan apllaus yang meriah terhadap aksi ini

Di If i Could fly dan Eagle Fly Free suasana semakin hangat memacu adrenalin.

pada lagu the bells of the seven hells dari album GWTD, penonton juga pasif awalnya, tapi setelah dipandu Deris dengan koor
We are the hive
We are the people
We ring The Bells Of The 7 Hells
We bear the light
We bear the fire
We ring The Bells Of The 7 Hells
maka tennis outdoor jadi meriah dengan koor ini (harapan mas Bayu terkabul).

Deris menayakan apakah penonton udah cape'?, kalo sudah cape' perlu dokter, maka meluncurlah Dr. Stein dan suasana menjadi semakin hangat.

Setelah turun panggung sejenak meluncurlah medley I Can dan seterusnya (yes you're ;Perfect) yang diselingi dengan perkenalan personil band.

Setelah turun panggung lagi encore (we want more, we want more.......), meluncurlah Future World dan I Want Out disertai balon Waluh yang bergelundungan, para metal duduk di tribun pun banyak yang berdiri hanyut dalam suasana.

Konser berakhir sekitar pukul 23, keluar stadion MC Gatot Fugaziyanto menghimbau untuk tertib dan tidak berdesak-desakan.
Setelah ambil baterry camdig, segera meluncur pulang dan mampir di warung Indomie untuk isi perut.
Dan disela-sela makan Indomie, istri nyeletuk "enak ya nonton Metal...." (artinya semakin leluasa nonton gigs nih. hahahahahaha).

Thx Heloween, Thx Solucite, Thx MC top markotob dan penonton yang tertib.

Kamis, 21 Februari 2008

Siap-siap nonton Waluh

Hari ini gak sabar rasanya nunggu sore.
Helloween mo konser di Jakarta ntar malam di Tennis Outdoor Senayan. Bergeser dari rencana semula di Tenis Indoor.
Ini berarti venue yang sama dengan nonton Megadeth beberapa saat yang lalu.

Karena sadar udah berumur dan juga barengan istri, pilihan nonton ntar malem sama dengan pas Megadeth, yaitu Tribun bukan di Festival.

Berbekal baca ulasan konser yang mantab di Bangkok dari rekan Bayu Indra di http://bayuindra.multiply.com/reviews/item/16, lengkap beserta setlistnya. Maka sejak kemarin dan hari ini playlist disesuaikan dengan setlist Bangkok yang biasanya akan sama dengan setlist Jakarta.
Telinga dibombardir dengan palylist:
  • Crack The Riddle
  • Halloween
  • Sole Survivor
  • March Of Time
  • As Long as I Fall
  • A Tale That Wasn’t right
  • The King for a 1000 years.
  • Eagle Fly Free
  • The Bells of Seven Hells
  • If I could Fly
  • Dr. Stein
  • I can
  • Where the Rain Grows
  • Perfect Gentlement
  • Power
  • Keeper of the Seven Keys
  • Future World
  • I want Out.
mantabbbbbbb
Semoga gak hujan malam ini...........

Wisata Kuliner disela pit-pitan

Jalan Garuda di bilangan Jakarta Pusat sebenernya memang rute harian pulang dari kantor ke Rumah selama ini.
Pada 3 tahun terakhir sepanjang trotoar dipenuhi dengan warung tenda mulai dari pecel lele, sop kaki sapi, tahu campur, nasi goreng gila maupun nasi goreng biasa, seafood dan aneka makanan lain. Ini menambah semarak deretan warung yang menyajikan hidangan khas Palembang pempek dan derivatifnya.

Meskipun rutin melewati jalur itu, boleh dikata saya jarang sekali mampir disitu dengan alasan susah parkir (kecuali beberapa kali ketemu temen bro Hengky untuk transaksi CD).
Dengan dimulainya era bersepeda kekantor bagi saya sejak tahun 2008, ternyata ada hikmah baru.
Tiba-tiba saya jadi leluasa untuk mampir di jalan Garuda.
Tiba-tiba jadi rajin singgah ke warung pempek nyicipin model/tekwan/otak-otak, pempek panggang, kapal selam dari warung kewarung ganti-ganti untuk mencari rasa yang paling pas dilidah.

Tapi kok kesimpulannya ternyata enak semua.....
Jadi tergoda singgah juga diwarung tendanya........(tahu campur mungkin jadi alternatif pertama....)

Ternyata nikmat bersepeda lewat jalan Garuda.....

Selasa, 19 Februari 2008

Iwan Fals-Mata Dewa (1989)






Album Mata Dewa
Tahun 1989
Label: Airo
Eksekutif Produser: Setiawan Djody
Musisi:
- Ian Antono
- Bagoes AA
- Herrie
- Uce Haryono

Album Production Coordinator: Sofyan Ali
Album Cover: Wikky Martakusumah
Photography: Anton Susilo dan Jay Sugilar

track list:
01 Mata Dewa,
02 PHK,
03 Nona,
04 Air Mata Api,
05 Bakar (Timur Tengah II),
06 Puing,
07 Berkacalah Jakarta,
08 Yang Terlupakan,
09 Perempuan Malam,
10 Pinggiran Kota Besar.


Pertama kali saya punya dalam format kaset, dan baru tahun lalu saya dapatkan versi CD nya, itupun CD 2nd.
Album Mata Dewa bagi saya merupakan album musik Indonesia yang mengagumkan, sisi rock Iwan Fals muncul total pada album ini.
Meskipun album ini bukan pertama kalinya Iwan Fals bekerjasama dengan Ian Antono (kolaborasi sebelumnya dalam album Sumbang dan 1910), dengan arranger Ian Antono, dibantu musisi Herrie, Uce Haryono, dan Bagoes AA intensitas rocknya mencuat keras, Vocal Iwan Fals lebih terasa bertenaga. Iwan Fals berani mengeksplorasi rentang suaranya, mulai dari nada-nada rendah hingga yang keras melengking.

Dari sisi design cover oleh Wikky Martakusumah berupa mata yang tajam menyeruak pada album ini juga menyempal dari design cover album pada umumnya di Indonesia saat itu yang kebanyakan bersampulkan gambar penyanyinya.
Inilah album Iwan Fals yang pertama kali diproduksi oleh label AIRO Records, dengan Produser Eksekutif Setiawan Djody dan Album Production Coordinator Sofyan Ali

Album ini sangat fenomenal, baik dari sisi idealisme dan pemasaran yang meledak. Saat itu direncanakan diiringi Tour 100 kota, namun sayang tour batal dilaksanakan karena terganjal oleh perizinan saat itu.

Terdapat 10 track di album ini dengan beberapa lagu baru yaitu Mata dewa, Nona, Air Mata Api, Perempuan Malam dan Pinggiran Kota Besar. Sisanya adalah lagu lama yang diaransemen ulang dengan warna rock yang kental dan gaya vokal Iwan Fals yang berbeda

Dibuka dengan track yang sama dengan judul abum Mata Dewa, dengan intro yang terasa megah, lagu dengan tempo pelan ini ditingkahi dengan lengkingan backing vocal Setiawan Djody dan raungan gitar Ian Antono, menjadi lagu pembuka yang menjanjikan.

track kedua PHK sebelumnya muncul pada album Wakil Rakyat (1987), musiknya menggambarkan kegeraman akan nasib seorang yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja klop sekali dengan Lirik yang kuat khas Iwan Fals. rasakan kegeraman yang muncul pada lagu ini

.......................
......................
Sedanau nanah dari matamu
Tak mampu jatuhkan hati mereka
Serimba luka didalam jiwa
Juga tak berarti
...........................
...........................


Track ke 3 Nona, menjadi lagu yang paling saya kurang sukai dari album ini, terasa lembek walaupun tetap dengan warna Iwan Fals.

Track ke 4 Air Mata Api merupakan lagu yang paling saya senangi dari album ini, garang sekali musik dan liriknya

Aku adalah lelaki tengah malam
Ayahku harimau ibuku ular
Aku dijuluki orang sisa sisa
Sebab kerap merintih kerap menjerit
.................................
................................

Lelaki tengah malam terkulai di tepi malam
Orang sisa sisa menangis
Orang sisa sisa menangis

Air matanya
Air matanya
Air matanya
Apiiiiii
.....................


saya inget, Di video klipnya Iwan Fals terlihat sampai keluar urat lehernya pas bawain lagu ini, mantabbbb

Track ke 5, Bakar sering disebut juga Timur Tengah II sebelumnya muncul dalam album Aku Sayang Kamu (1986), dengan gitar khas Ian Antono dan keyboard bersahut-sahutan.

Track ke 6 Puing, yang pernah muncul di album sumbang ini menjadi lebih terasa menyesakkan di album Mata Dewa ini. Petikan gitar Ian Antono dan pukulan drum seperti genderang perang membalut kekuatan lirik tentang keputus asaan dan kesia-siaan perang.

.........................
........................
Lidah anjing kerempeng
Berdecak keras beringas
Melihat tulang belulang
Serdadu boneka yang malang

Tuan tolonglah tuan
Perang dihentikan
Lihatlah ditanah yang basah
Air mata bercampur darah

Bosankah telinga tuan
Mendengar teriak dendam
Jemukah hidung tuan
Mencium amis jantung korban

Jejak kaki para pengungsi
Bercengkrama dengan derita
Jejak kaki para pengungsi
Bercerita pada penguasa
( Bercerita pada penguasa )

Tentang ternaknya yang mati
Tentang temannya yang mati
Tentang adiknya yang mati
Tentang abangnya yang mati
Tentang ayahnya yang mati
Tentang anaknya yang mati
Tentang neneknya yang mati
Tentang pacarnya yang mati
( Tentang ibunya yang mati )
Tentang istrinya yang mati

Tentang harapannya yang matiiiiiiiii

..........................
...........................

Backing vocal Ian antono mengisi sempurna lengkingan Iwan Fals.


Track ke 7, Berkacalah Jakarta pernah muncul pada album sugali (1984) dengan arranger yang sama Ian Antono, namun lagu yang bercerita tentang kota Jakarta yang tertatih-tatih ini terkesan lebih garang namun genit dialbum ini.
......................
Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari
Bila luka di kaki belum terobati
Berkacalah Jakarta
.....................


Track ke 8 Yang Terlupakan, merupakan ballad yang sebelumnya muncul pada album Sarjana Muda (1981), diawali dengan denting piano Bagoes AA, diikuti lirik yang tajam penuh rasa bersalah sungguh menghanyutkan sekali. Vocal Iwan Fals terasa lebih tegas dibandingkan pada album Sarjana Muda. lagu ini jadi semacam anthem jika lagi nongkrong bareng temen-temen diujung jalan, koor bareng yang mengasyikkan
..........................................
Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda seribu sesal didepan mata
Seperti menjelma waktu aku tertawa
Kala memberimu dosa

Oh maafkanlah
Oh maafkanlah

Rasa sesal didasar hati diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyummu tetap mengikuti
............................


Track ke 9 Perempuan Malam, tersamar Warna India dalam ketukan perkusi dan efek sitar klop dengan lirik yang bercerita tentang kepedihan perempuan malam yang susah untuk lepas dari belenggu kehidupan. simak penggalan lirik ini:

...............................
Semua noda coba dibersihkan
Namun masih saja terlihat kotor
Karena kereta kirimkan debu
Yang datang tak mampu ia tepiskan

Perempuan malam kenakan handuknya
Setelah usap seluruh tubuhnya

Hangatkan tubuh di cerah pagi
Pada matahari
Keringkan hati yang penuh tangis
Walau hanya sesaat

Segelas kopi sebatang rokok
Segurat catatan yang tersimpan
Perempuan malam menunggu malam
Untuk panjangnya malam
.............................


Track penutup, Pinggiran Kota Besar dibuka dengan gitar Ian Antono, dan ketukan drum yang ajeg, lagu ini bercerita tentang lingkungan yang rusak di pinggiran kota besar.

Secara keseluruhan album ini sangat layak untuk dimiliki.

Susah juga ternyata mencari CD Indonesia second

Tahun 90 an adalah periode dimana paling vakum dalam menyimak/menikmati musik pada diri saya. Banyak yang saya tidak ngeh dengan perkembangan musik pada periode ini, baik musik manca maupun musik Indonesia.
Setelah ikut beberapa milis barulah sedikit demi sedikit ingin napak tilas ke tahun 90 an yang ternyata banyak melahirkan album hebat.
Untuk musik manca ternyata tidak terlalu sulit untuk napak tilas, informasi di internet serta CD remasternya baru maupun second relatif mudah ditemukan di pasaran.
Untuk musik Indonesia ini yang relatif susah. Album-album itu sudah banyak yang OOP, dan untuk mencari dibursa CD bekas ternyata juga tidak banyak tersedia, kalopun ada muahallllll. (pernah lihat CD Grass Rock dibandrol diatas 150 rebu).
Sabtu 17 Feb 2008 kemarin menyusuri bursa CD bekas Jl. Surabaya, Jatinegara dan Blok M, cuman melihat beberapa CD Indonesia dan anehnya beberapa diantaranya harga dibandrol diatas CD baru album yg sama di CD Store. Gimana harga CD yg udah OOP? pasti muahalll (kayak Grass Rock).

Karena gak nemu yg Lokal, akhirnya ambil beberapa album Santana:
  • Blues for Salvador
  • all that i am
  • Milagro
  • Illuminations
Dengan harga 40 rebu per CD nya.

Langkah selanjutnya menuju ke Aquarius Mahakam, sekalian pingin makan GulTik di Jl. Mahakam. Lumayan dapet 3 Album Sujiwo Tejo:
  • Pada suatu Ketika 45 rebu
  • Pada Sebuah Ranjang 45 rebu
  • Syair Dunia Nyata 35 rebu
Lumayan untuk napak tilas musik Indonesia.

Senin, 18 Februari 2008

Susah juga ternyata mencari CD Indonesia second

Tahun 90 an adalah periode dimana paling vakum dalam menyimak/menikmati musik pada diri saya. Banyak yang saya tidak ngeh dengan perkembangan musik pada periode ini, baik musik manca maupun musik Indonesia.
Setelah ikut beberapa milis barulah sedikit demi sedikit ingin napak tilas ke tahun 90 an yang ternyata banyak melahirkan album hebat.
Untuk musik manca ternyata tidak terlalu sulit untuk napak tilas, informasi di internet serta CD remasternya baru maupun second relatif mudah ditemukan di pasaran.
Untuk musik Indonesia ini yang relatif susah. Album-album itu sudah banyak yang OOP, dan untuk mencari dibursa CD bekas ternyata juga tidak banyak tersedia, kalopun ada muahallllll. (pernah lihat CD Grass Rock dibandrol diatas 150 rebu).
Sabtu 17 Feb 2008 kemarin menyusuri bursa CD bekas Jl. Surabaya, Jatinegara dan Blok M, cuman melihat beberapa CD Indonesia dan anehnya beberapa diantaranya harga dibandrol diatas CD baru album yg sama di CD Store. Gimana harga CD yg udah OOP? pasti muahalll (kayak Grass Rock).

Karena gak nemu yg Lokal, akhirnya ambil beberapa album Santana:
  • Blues for Salvador
  • all that i am
  • Milagro
  • Illuminations
Dengan harga 40 rebu per CD nya.

Langkah selanjutnya menuju ke Aquarius Mahakam, sekalian pingin makan GulTik di Jl. Mahakam. Lumayan dapet 3 Album Sujiwo Tejo:
  • Pada suatu Ketika 45 rebu
  • Pada Sebuah Ranjang 45 rebu
  • Syair Dunia Nyata 35 rebu
Lumayan untuk napak tilas musik Indonesia.

Minggu, 17 Februari 2008

Ngonthel ke Kantor




Bersepeda ke Kantor
...........................................
Bicycle bicycle bicycle
I want to ride my bicycle
I want to ride my bike
I want to ride my bicycle
I want to ride my
Bicycle races are coming your way
So forget all your duties oh yeah!

Sepenggal potongan lirik lagu Queen yg dipetik dari album "Jazz"

Sebenernya keinginan bersepeda kekantor sudah muncul sejak mas Gatot Widayanto memposting tentang nikmatnya Bikin' & rockin' di milis i-rock! . Bagaimana setiap selasa dan Jum'at mas Gatot selalu bersepeda dari kawasan Jakarta Selatan ke projectnya di gedung Indosat. Nggowes sambil menikmati Marillion, Kamelot, Genesis dan lain-lain wuiih top markotop.

Keinginan itu juga muncul karena bersepeda merupakan salah satu kegiatan fav saya dimasa sekolah tahun 80 an disamping basket, serta sebagai upaya therapy pemulihan cedera kaki yang saya alami akibat bermain basket 2 tahun yang lalu, dimana achiles tendon kaki kanan saya putus, sehingga mengalami kelambanan reflex pada kaki kanan saya pasca operasi.

Pada saat niat ini saya sampaikan tahun lalu kepada istri saya, masih belum disetujui karena alasan crowdednya lalu lintas jakarta.
Nah pada saat ada acara Indonesian Consumnity Expo pada Desember tahun 2007, saya ajak istri saya mampir ke Stand B2W, yang memberikan gambaran bahwa bersepeda di Jakarta bisa dilakukan secara menyenangkan.
Perhatian tertuju pada Banner dengan foto wanita belia dengan tulisan "Dia pun bersepeda ketempat kerja. Bagaimana dengan Anda?.
Ini menjadi semacam dorongan tambahan untuk memutuskan B2W.

setelah ICE 2007 kami mampir ke Toko Sepeda di bilangan Taman Sari untuk membeli Sepeda dan aksesorisnya. Selama libur cuti massal akhir Desember 2007 saya gunakan untuk pengenalan sepeda dan jalurnya, meskipun kagok juga diawal, maklum sudah lama tidak bersepeda.
Pada tahun 2008, tepatnya pada 2 Januari 2008, Bersepeda ke Kantor saya mulai. berangkat dari kawasan Sumur batu sekitar pukul 5.30-6.00, perjalanan ke kantor di Kawasan harmoni membutuhkan waktu sekitar 25 menit. Jika saya bawa mobil membutuhkan waktu sekitar 20 menit dalam kondisi lancar (kalo macet?), dan jika naik kendaraan umum bisa lebih dari 30 menit.
Untuk Jersey, karena badan saya agak oversize, maka saya pilih jersey bola. Pilihan jatuh pada jersey away Chelsea bukan karena saya fansnya Chelsea, namun lebih karena warnanya yg stabilo, lebih mencolok mata saat gelap.
Saya ambil 3 jersey 30 an ribu Chelsea replika Drogba, Cole dan polos, serta 1 jersey Arsenal Away warna Kuning (yg lama) replika Henry.

Pagi saat berangkat terasa lebih segar, pas pulang agak terasa kurang nyaman karena terasa asap polutan knalpot kendaraan bermotor terkonsentrasi secara penuh.
Untuk menghindari polusi saya menggunakan masker dan banyak melewati gang kecil yang banyak terdapat dikawasan Kemayoran dan Pasar Baru (Moga-moga makin banyak orang Jakarta yang bersepeda ke Kantor, biar asap polutannya berkurang)

Hasilnya sampai saat ini,
- tubuh terasa lebih fresh
- reflex pergelangan kaki semakin membaik (untuk turun tangga saya sudah bisa jinjit),
- lebih irit (beli pertamaxnya jadwalnya jadi lebih panjang).

jadi ayo teman-teman, Bersepeda ke Kantor mengapa tidak?

Kamis, 14 Februari 2008

Belum Ada Judul

Rating:★★★★
Category:Music
Genre: Folk
Artist:Iwan Fals
Setelah mengeksplorasi bunyi dengan berbagai musisi, kali ini Iwan Fals tampil memunculkan diri sendiri.
Inilah full album Iwan Fals pertama kali yang seluruhnya merupakan nomor akustik (album akustik berikutnya adalah Manusia 1/2 Dewa).
Album ini dari peralatan musik sangat sederhana, hanya ada iringan gitar akustik dan harmonika yang dimainkan sendiri.
Dalam sampul kasetnya terdapat prakata dari Fajar Budiman sebagai berikut:
Sebagai bagian dari penyaksi perjalanan sosok Iwan Fals, memiliki sebuah kerinduan terhadap bentuk kesederhanaan yang mendalam.

Disini kita bisa lebih bisa menikmati Iwan Fals dalam dirinya secara utuh dan polos.

Lagu yang tersaji dalam album yang digarap tahun 1992 ini adalah:
01 Belum Ada Judul,
02 Besar & Kecil,
03 Ia Atau Tidak,
04 Mereka Ada Di Jalan,
05 Potret
06 Di Mata Air Tidak Ada Air Mata,
07 Ikrar
08 Aku Disini
09 Mencetak Swah
10 Panggilan Dari Gunung,
11 Coretan Dinding,

Dari rangkaian lagu yang ada track favorit saya adalah "Mereka Ada Di Jalan" sangat getir terasa.
Sepakbola adalah kegemaran Iwan Fals dan jutaan rakyat Indonesia. Inilah lagu perih tentang hilangnya lapangan sepakbola yang ditelan pembangunan. sangat relevan dengan sebab kenapa sukar sekali menemukan bibit unggul untuk PSSI, gimana mau muncul kalo mau main aja gak ada lapangannya.
Menyimak liriknya bagi generasi sekarang yang mengenal sosok Budi Sudarsono, Bambang Pamungkas, Elly Aiboy dll. Nama-nama dilagu ini mungkin agak asing (Ramang, Abdul Kadir, Ronny Paslah, Iswadi Idris, Ricky Jacobi, Nobon, Yudo Hadianto, Herry Kiswanto, Rully Nere, Sucipto Suntoro, Marzuki Nyakmad), namun nama ini sangat lekat terpatri didada penggemar bola saat itu.
perhatikan liriknya:

Mereka Ada Di Jalan
------------------------------------
Pukul tiga sore hari
Di jalan yang belum jadi
Aku melihat anak anak kecil
Telanjang dada telanjang kaki
Asik mengejar bola

Kuhampiri kudekati
Lalu duduk di tanah yang lebih tinggi
Agar lebih jelas lihat dan rasakan
Semangat mereka keringat mereka
Dalam memenangkan permainan

Ramang kecil Kadir kecil
Menggiring bola di jalanan
Rulli kecil Ricki kecil
Lika liku jebolkan gawang

Tiang gawang puing puing
Sisa bangunan yang tergusur
Tanah lapang hanya tinggal cerita
Yang nampak mata hanya
Para pembual saja

Anak kota tak mampu beli sepatu
Anak kota tak punya tanah lapang
Sepak bola menjadi barang yang mahal
Milik mereka yang punya uang saja
Dan sementara kita disini di jalan ini

Bola kaki dari plastik
Ditendang mampir ke langit
Pecahlah sudah kaca jendela hati
Sebab terkena bola
Tentu bukan salah mereka

Roni kecil Heri kecil
Gaya samba sodorkan bola
Nobon kecil Juki kecil
Jegal lawan amankan gawang
Cipto kecil Iswadi kecil
Tak tik tik tak terinjak paku
Yudo kecil Paslah kecil
Terkam bola jatuh menangis