Jumat, 15 Januari 2010

In Collaboration With...

Rating:★★★
Category:Music
Genre: Pop
Artist:Iwan Fals
Album In Collaboration With...
Format CD
Tahun 2003
PT. Musica Studios

tracklist:
01. Aku Bukan Pilihan
02. Senandung Lirih
03. Rinduku
04. Hadapi Saja
05. Sesuatu Yang Tertunda
06. Sudah Berlalu
07. Kupu Kupu Hitam Putih
08. Suara Hati
09. Belalang Tua
10. Ancur

Album ini agak terasa aneh bagi saya, meskipun banyak mencipta lagu cinta dalam karirnya selama ini, namun lagu cinta Iwan tetap mempunyai cita rasa yang berbeda. Simak lagu cinta Iwan fals seperti Pesawat Tempurku, Antara Aku Kau dan Bekas pacarmu, Aku Antarkan, Yang Tersendiri misalnya. Sangat jauh citarasanya dengan lagu pada album ini.
Mengambil judul In Collaboration With..., dalam album ini Iwan Fals memang banyak berkolaborasi dengan darah muda yang mungkin lebih fasih dengan masalah cinta (kecuali Harry Roesli dan Azis MS yang sudah nggak muda lagi...:)).
Iwan Fals sendiri menulis 4 lagu Hadapi Saja, Kupu Kupu Hitam Putih, Suara Hati dan Belalang Tua, yang sebelumnya sudah muncul dalam album Suara hati (2002).

Didukung barisan musisi paten seperti Bagoes AA, Heirrie Buchaery, Baron, Rere, Sa'unine, Indro, Ronald, Tohpati, Lili, Tepi Item, Tyo, Simon, Dhani Ahmad,Kiki "Es Nanas", bayu "Mondayz", Ian "Es Nanas", Andi "Bayou" Irawan, Ferry, Erents, Yuke, Tanto, Eross, Gendonesia, Erwin Prasetya album ini seperti gado-gado.
Pastilah Iwan Fals sangat bekerja keras untuk dapat memahami dan meninterpretasikan lagu-lagu the Young Guns ini.

Dibuka dengan lagu bertempo pelan melayang, Aku Bukan Pilihan karya Pongky yang bertutur tentang Lelaki yang diduakan terasa berbeda dengan Antara Aku Kau dan Bekas Pacarmu misalnya..

Lagu kedua Senandung Lirih karya Eross Sheila on 7 seolah membayangkan jika SO7 ganti vokalis. Duta yang pecicilan berganti dengan Iwan Fals yang kalem...

Rinduku karya Harry Roesli merupakan lagu yang cukup kuat dengan karakter distorsi gitar serta nuansa orchestra samar membalut lirik lugas seperti Iwan Fals jika menulis lagu.

Hadapi Saja yang juga muncul di Album Suara Hati namun dengan aransemen yang berbeda yang lebih ngerock terasa lebih ceria dibanding versi terdahulu. Rasa getir kehilangan yang tersirat lewat sayatan string pada versi Suara Hati, tidak terasa dalam versi album ini.....

Lagu Sesuatu Yang Tertunda merupakan karya Piyu dibawakan duet dengan Fadli.
Musisi dari Padi memang mewarnai nomor ini. Dibuka dengan ketukan perkusi dan disambung vocal khas Fadli, backing vocal yang menawan dan vocal
berkarakter Iwan Fals serta gitar distorsi menjadikan lagu ini terasa manis.

Sudah Berlalu dari intronya sudah terasa Cokelat banget, namun menjadi berbeda dari sisi vokal yang biasanya terisi suara mengayun kiri kanan dari Kikan.

Kupu Kupu Hitam Putih yang merupakan aransemen ulang dari versi Album Suara Hati, mempunyai durasi yang lebih panjang dibanding versi aslinya. Versi di album ini juga tidak sesyahdu dan semegah di versi awal.

Suara Hati juga merupakan versi baru dari Lagu yang muncul di Album dengan judul yang sama di tahun 2002. Jika pada album Suara hati serasa mendengar latin rock ala Santana, maka di versi album ini awalnya serasa digiring ke musik Blues dan menjadi lebih ngeRock. Saya lebih suka versi di Album Suara Hati.

Lagi-lagi versi lain dari album Suara Hati. pada versi Suara hati Belalang Tua string dan orkestrasi membalut dengan lirik yang kuat, namun kali ini
saya lebih suka versi aransemen baru di album ini yang lebih kuat dengan
sapuan distorsi dan ketukan drum layaknya musik rock.

...................
Kisah belalang tua diujung daun
Yang hampir jatuh tetapi tak jatuh
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang tak kenyang kenyang

Kisah belalang tua diujung daun
Yang kakinya berjumlah enam
Kisah belalang tua yang berhenti mengunyah
Sebab kubilang kamu serakah
..............


Lagu penutup Ancur karya Aziz MS betul-betul lagu cinta ancur-ancuran khas Jamrud, hahaha kalo tidak melihat ini adalah album Iwan Fals, saya serasa mendengar Krisyanto operasi pita suara dan menyanyikan di album Jamrud terbaru. Iwan Fals betul-betul melebur, simak liriknya

Namamu selalu kubisiki
Dalam tidurku, dalam mimpiku,
Setiap malam

Hangat tubuhmu, melekat di kulitku
Beribu peluk, beribu cium,
Kita lalui

Tapi kau kabur (wuizzzzz)
Dengan duda anak tiga
Pilihan ibumu

Hatiku hancur
Berserakan berhamburan
Kayak jeroannya binatang

Ya sudah
Kumenangis seadanya
Sekuat tenaga

Ya sudahlah.........

Kau memang setan alas
Nggak punya perasaan.....

Ancuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrr

Doaku di akad nikahmu
Semoga si duda, diracun orang
Biar terus mampus...



Tapi kau kabur (wuizzzzz)
Dengan duda anak tiga
Pilihan ibumu

Hatiku hancur
Berserakan berhamburan
Kayak jeroannya binatang

Ya sudah
Kumenangis seadanya
Sekuat tenaga

Ya sudahlah

Ya sudah
Kumenangis seadanya
Sekuat tenaga

Ya sudahlah

Kau memang “syaiton” alas
Ndak punya perasaan

Ancuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrr

Doaku di akad nikahmu
Semoga si duda diracun orang
Biar terus mampus

Semoga si duda diracun orang
Biar terus mampus...

Heh heh heh heh heh heh




Lengkap sudah gado-gado itu teracik. Menyangkut selera kadang ada yang gak suka Labu Siyem nya, kadang ada gak suka kangkungnya, kadang ada yang gak suka taugenya.
saya sendiri, walaupun terasa aneh, tapi tetep menyukai gado-gado di album ini....


Kamis, 14 Januari 2010

Akustik

Rating:★★★
Category:Music
Genre: Folk
Artist:Iwan Fals
Begitu banyak album kompilasi Iwan Fals yang beredar, terutama dalam format kaset yang tentu saja membuat calon penggemar Iwan Fals kebingungan. Pada dasarnya dari sisi label, album Iwan Fals dapat di kategorikan kepada:
- Label pra Musica (3 bulan, Perjalanan, Canda Dalam Ronda)
- Label Musica era 1 (Opini s/d Antara Aku, Kau, dan Bekas Pacarmu)
- Label Airo (Mata Dewa, Swami, Kantata Takwa)
- Label non Musica & Airo (Cikal, Belum Ada Judul, Hijau, Dalbo, Orang Gila)
- Label Musica era 2 (Suara Hati s/d 50:50)

Kompilasi yang banyak beredar sepengetahuan saya belum mewakili dari seluruh era tersebut.

Inilah salah satu album kompilasi yang cukup lengkap yang memungut lagu dari album:
Label Musica:
Opini (1982)
Sumbang (1983)
Barang Antik (1984)
Sugali (1984)
Sore Tugu Pancoran (1985)
Ethiopia (1986)

Label Harpa:
Belum Ada Judul (1992)
Orang Gila (1994)

tracklist:
01-Maaf Cintaku (Sugali-1984)
02-Satu-Satu (Orang Gila-1994)
03-Coretan Dinding (Belum Ada Judul-1992)
04-Jangan Bicara (Barang Antik-1984)
05-Mereka Ada Di Jalan (Belum Ada Judul-1992)
06-Galang Rambu Anarki (Opini-1982)
07-Belum Ada Judul (Belum Ada Judul-1992)
08-Ujung Aspal Pondok Gede (Sore Tugu Pancoran-1985)
09-Jendela Kelas Satu (Sumbang-1983)
10-Di Mata Air Tidak Ada Air Mata (Belum Ada Judul-1992 )
11-Ia Atau Tidak (Belum Ada Judul-1992 )
12-Menunggu Ditimbang Malah Muntah (Orang Gila-1994)
13-Opiniku (Opini-1982)
14-Lonteku (Ethiopia-1986)

Lagu-lagu dalam album ini didominasi gitar akustik (notes, seluruh lagu dalam album belum ada judul memang merupakan lagu akustik dengan instrumen gitar & sedikit harmonika), sedangkan lagu diluar album Belum ada Judul masih tersamar instrumen lain.

Seperti layaknya lagu Iwan Fals, lirik lah yang menjadi kekuatannya.
Lagu maaf cintaku bertempo pelan (diselingi batuk dan deheman ..:)), diantara petikan gitar yang terkesan monoton terdapat sedikit sesi brass (trumpet) di tengahnya.

perhatikan lirik lugas ini:

Ingin kuludahi mukamu yang cantik
Agar kau mengerti bahwa kau memang cantik
Ingin kucongkel keluar indah matamu
Agar engkau tahu memang indah matamu

Harus kuakui bahwa aku pengecut
Untuk menciummu juga merabamu
Namun aku tak takut untuk ucapkan
Segudang kata cinta padamu

Mengertilah..
Perempuanku..


Lagu Satu-satu mempunyai sound yang berbeda layaknya sebuah lagu yang diklaim akustik, instrumen listrik terasa kuat membalutnya. Saya lebih merasa seperti menikmati lagu slow rock..:)

...............
Satu satu tunas muda bersemi
Mengisi hidup gantikan yang tua
Tak terdengar tangis tak terdengar tawa
Redalah reda

Waktu terus bergulir
Semuanya mesti terjadi
Daun daun berguguran
Tunas tunas muda bersemi
....................


kocokan gitar akustik pada Coretan Dinding seolah seperti mewakili kegeraman yang tertuang dalam lirik...

Coretan di dinding
Membuat resah
Resah hati pencoret
Mungkin ingin tampil

Tapi lebih resah
Pembaca coretannya
Sebab coretan dinding
Adalah pemberontakan kucing hitam
Yang terpojok di tiap tempat sampah
...............


Diawali tiupan harmonika, Jangan Bicara menjadi blues akustik yang menawan. Menyentil tentang banyaknya bualan di negeri tercinta (ternyata gak banyak berubah sampai sekarang...)

Mereka Ada Di Jalan merupakan salah satu lagu kesayangan saya diantara karya Iwan Fals lainnya. Getir mendengarnya, seolah menelan ludah yang pahit mendengarkan lirik yang dilantunkan. Bagaimana PSSI bisa berjaya jika Lapangan tempat munculnya bibit pesepakbola Nasional semakin berkurang?, hanya anak-anak orang kaya yang belum tentu mempunyai talenta yang dapat bermain Sepak Bola di Lapangan sewaan.
Bagaimana hero sepakbola jaman dulu disebut (Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, Abdul Kadir, Nobon, Iswadi, Yudo Hadianto, Ronny Paslah, Rully Nere, Ricky Yacobi, Marzuki Nyakmad) kecil bermain diantara puing bangunan tergusur. Getir sekali serasa diiris oleh sayatan harmonika ...

..................
Tiang gawang puing puing
Sisa bangunan yang tergusur
Tanah lapang hanya tinggal cerita
Yang nampak mata hanya
Para pembual saja

Anak kota tak mampu beli sepatu
Anak kota tak punya tanah lapang
Sepak bola menjadi barang yang mahal
Milik mereka yang punya uang saja
Dan sementara kita disini di jalan ini

Bola kaki dari plastik
Ditendang mampir ke langit
Pecahlah sudah kaca jendela hati
Sebab terkena bola
Tentu bukan salah mereka

Roni kecil Heri kecil
Gaya samba sodorkan bola
Nobon kecil Juki kecil
Jegal lawan amankan gawang
Cipto kecil Iswadi kecil
Tak tik tik tak terinjak paku
Yudo kecil Paslah kecil
Terkam bola jatuh menangis


Galang Rambu Anarki, kayaknya gak perlu diceritakan lagi. Hampir setiap orang rasanya sudah pernah mendengar lagu ini.

Kembali sebuah lagu yang getir tentang sebuah sahabat yang hilang. Gitar monoton membalut kekuatan lirik yang ditimpa harmonika yang mengiris tajam.

Ujung Aspal Pondok Gede bertutur tentang tergusurnya suatu peradaban kecil, akibat derasnya roda pembangunan. Suara perih harmonika juga dominan di lagu ini, dan ornamen gesek mewarnai kepedihannya.
...................
Sampai saat tanah moyangku
Tersentuh sebuah rencana dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi

Di depan masjid samping rumah wakil pak lurah
Tempat dulu kami bermain mengisi cerahnya hari
Namun sebentar lagi angkuh tembok pabrik berdiri
Satu persatu sahabat pergi dan tak akan pernah kembali


Iwan Fals banyak membuat lagu cinta, Lagu Jendela Kelas ini salah satunya, terasa genit dan kenes dengan gitar Ian Antono yang khas

Lagi-lagi petikan dari Album Belum Ada Judul, Di Mata Air Tidak Ada Air Mata dan Ya Atau Tidak hanya ada harmonika dan gitar akustik. Lirik Ya Atau Tidak merupakan lagu cinta yang sangat khas Iwan Fals.

................
Tambah senyum sedikit
Apa sih susahnya?
Malah semakin manis
Semanis tebu

Engkau tahu isi hatiku
Semuanya sudah aku katakan
Ganti kamu jawab tanyaku
Ya atau tidak itu saja

Bila hanya diam
Aku tak tahu
Batu juga diam
Kamu kan bukan batu

Aku tak cinta pada batu
Yang aku cinta hanya kamu
Jawab nona dengan bibirmu
Ya atau tidak itu saja
................


Menunggu Ditimbang Malah Muntah yang dipetik dari album rang Gila merupakan lagu dengan lirik yang panjang dengan menyebut nama keluarga Iwan Fals (Yos, Galang, Cikal) ditelinga saya menggambarkan suatu kegelisahan....
..................
Hari ini ada berita
Polisi mati
Hari ini ada berita
Pembantu dibantai majikannya
Hari ini ada berita
Anak anak membunuh orang tuanya
Hari ini ada berita
Orang tua memperkosa anak anaknya
Hari ini ada berita
Guru guru banyak yang sakit jiwa
Hari ini ada berita
Orang orang kaya takut bangkrut
Hari ini ada berita
Mahasiswa protes
Merah putih cemang cemong
Mau insaf susah
Desa sudah menjadi kota
............


Opiniku yang dipetik dari Album Opini (1982) bercerita tentang keganasan dan keserakahan manusia dalam mengarungi kehidupan. (ah jadi inget ributnya pembagian jatah tabung gas konversi dari minyak tanah, dan lain-lain yang sifatnya pembagian, akhirnya program gak sampai ketujuan)

.................
Namun kadang kala ada manusia
Seperti binatang ( kok bisa ? )
Bahkan lebih keji
Dari binatang macan

Tampar kiri kanan alasan untuk makan
Padahal semua tahu dia serba kecukupan
Intip kiri kanan lalu curi jatah orang
Peduli sahabat kental kurus kering kelaparan
..................



Lagu terakhir Lonteku (Album Ethiopia-1986) sungguh lugas sekali liriknya, dengan balutan rock tipis dari gitar listrik Ian Antono. Realitas yang pahit, namun mungkin agak terasa vulgar bagi sebagian orang.

......................
Hembusan angin malam waktu itu
Bawa lari ku dalam dekapanmu
Kau usap luka disekujur tubuh ini
Sembunyilah sembunyi ucapmu

Nampak jelas rasa takut di wajahmu
Saat petugas datang mencariku

Lonteku terima kasih
Atas pertolonganmu di malam itu
Lonteku dekat padaku
Mari kita lanjutkan cerita hari esok

Walau kita berjalan dalam dunia hitam
Benih cinta tak pandang siapa
Meski semua orang singkirkan kita
Genggam tangan erat erat kita melangkah


Sayangnya pada album akustik, lagu ini terpotong tidak utuh di endingnya

Secara keseluruhan, album kompilasi ini sangat memuaskan. rekomen...


Senin, 11 Januari 2010

Rock Charity for Yudhie Grass Rock

Sebenarnya saya hampir terlewatkan acara ini, meskipun di FB sempat membaca undangannya, namun gak begitu memperhatikan detailnya. Sabtu siang tiba-tiba mas igun SMS mengenai acara ini, segera kembali buka FB dan cari informasi. Dari info yang tersedia ternyata bassis salah satu band legendaris Grass Rock,yang juga dokumenter / jurnalis di Koran Slank yang biasa di Potlot dipanggil Yudhie Rumput, sedang terbaring lemah di RS Pelni Petamburan akibat penyakit sirosis hati dan paru-paru sejak beberapa waktu yang lalu. Hal ini mengundang keprihatinan bagi sebagian rekan-rekan di kalangan musik.

Dari prakarsa beberapa insan musik, digelarlah suatu acara untuk penggalangan dana bagi mas Yudhie bertempat di MU Cafe di Graha Mataram, Podium Sarinah Lt. 2 MH Thamrin No. 11 Jakarta Pusat. Acara yang digelar dengan tiket masuk sebesar Rp.50.000,- (Lima puluh ribu), berlangsung dari jam 15.00 hingga 23.30 WIB.
Minggu sore, saya datang agak terlambat (beberapa performer di list terlewatkan seperti Seven Years Later, Ahmad Dhani, Gribs, Antique, The Lovers, Kotak,Luv, Projecto, The Pretty Gangsters dan ALT'Z Band. Pas masuk venue Acid Speed sedang membawakan lagu terakhir mereka yang merupakan nomor Rolling Stones "Satisfaction"

Kemudian tampil beberapa band (saya lupa urutannya), Royal Ego, Andra & The Backbone, Boomerang, Blackout, RockStar Conspiracy, ADA Band, Konspirasi, Ungu. Rata-rata penampil hanya menampilkan 2 lagu dan saat jeda diisi dengan lelang beberapa barang (dipandu beberapa MC gokil) seperti 4 kaset album Grass Rock "Anak Rembulan", "Bulan Sabit", "Grass Rock", "Menembus Jaman" (ada yang laku 5 juta), Guitar koleksi Abdee Negara laku 25 juta, Kaos Iwan Fals, Motor Trail dll.

Malam itu untuk pertama kalinya diera tahun 2000an, saya kembali melihat penampilan Grass Rock yang tampil dengan 3 personil lawas (Mandow-Keyboards, Rere-Drum, Eddy Kemput-guitar). Mereka membawakan 3 nomor lama mereka "Bersamamu (Bulan Sabit)", "Gadis Tersesat (Bulan Sabit)" dan "Peterson (Anak Rembulan". Audiens yang dari berbagai generasi terlihat banyak yang tidak mengenal lagu-lagu Grass Rock, sehingga suasana terkesan adem ayem saja.

Setelah Grass Rock, Iwan Fals mendapatkan giliran, dan surprise Totok Tewel tampil sebagai gitaris. Iwan Fals yang rambut dan jenggotnya sudah memutih betul-betul mendedikasikan untuk Yudhie, hanya membawakan 3 lagu dari album Orang Gila dimana Yudhie Rumput terlibat didalam album itu sebagai pembetot bass. Tampilnya Totok Tewel digitar, di telinga saya membuat lagu-lagu ini samar-samar bernuansa Pink Floyd. Dan album yang cukup nyempal dari pattern Iwan Fals ini menjadi terasa lebih progresif.
Meskipun jarang dibawakan secara live, Lagu Cinta sebagai pembuka cukup membuat terjadi beberapa koor kecil
.....
mencari apa yang dicari,
menunggu apa yang ditunggu,
aku merasa dikejar waktu....

Terlihat sekali lagu di album Orang Gila memang jarang dibawakan secara Live, bahkan Iwan Fals pun segera melepas Gitar dan menenteng kepekan liriknya di Lagu Awang-awang.

Jika kata tak lagi bermakna
Lebih baik diam saja
Jika langkah tak lagi bermata
Langkah buta terjang saja...
........

Seperti jamaknya konser Iwan Fals, ritualpun seperti terbangun saat lirik disenandungkan...., Awang-awangpun segera menjadi ritual kebersamaan...

..............
Bagaimana bisa berhenti ?
Sedang kita belum melangkah
Bagaimana bisa kembali ?
Sedang kita tak tahu sampai dimana
...............

Klimaks penampilan Iwan Fals, muncrat di lagu ketiga. Sempat digoda dengan gitar Totok Tewel yang seolah akan membawakan nomor populer Bento, namun ternyata intro tersebut dibelokkan ke lagu Orang Gila...

...
Orang gila di lampu penyeberangan
Jam dua malam
Lewat pada saat lampu sedang merah
Tepat ditengah tengah zebra cross

Irama langkahnya tidak berubah
Seperti lagu lama
Yang aku dengar menuju pulang
Sendirian
...............

Dan ritual itupun berakhir...., meskipun crowd berteriak lagi!!, lagi!!, lagi!!....Iwan Fals tetap mengakhiri penampilannya malam itu..

Berikutnya Slank tampil sebagai pamungkas, namun lutut dan perut sudah tidak mau kompromi lagi, maka segera melangkah keluar gedung...

Terima kasih para penampil malam itu, terpuaskan malam itu dan terselip doa dihati semoga mas Yudhie dapat pulih....amin



Gambar dikutip dari: http://blogyusron.blogspot.com/2010/01/rock-charity-for-yudhie-grass-rocks.html