Kamis, 05 Desember 2013

Robohnya Toko Kaset/CD kami

http://showbiz.liputan6.com/read/766288/aquarius-mahakam-tutup-kiamat-untuk-musik-indonesia

Tersentak saya membaca berita ini. Setelah menutup toko di Surabaya, Bandung dan Pondok Indah, akhirnya toko CD/kaset Aquarius terakhir pun ikut ditutup. Ya toko di Mahakam itu kini tutup sudah.
Sejarah panjang Aquarius mulai dari rilisan kaset pra lisensi, kaset lisensi hingga CD yang didisplay di tokonya maupun toko lain berakhir sudah.
Kenapa tutup?, ini menjadi hal yang disayangkan bagi pencinta fisik rekaman, Aquarius sudah mengisi kehidupan banyak orang di Indonesia dengan musik. Kalau melihat kondisiyang ada, rasanya memang berat bagi suatu toko CD /kaset untuk bertahan di era sekarang. Internet telah membunuh toko CD secara perlahan tapi pasti.

Produk Aquarius

Lewat apa internet membunuh toko CD?
Yang pertama tentunya dengan pertukaran file digital. Saat ini hampir semua rilisan album musik audio / video akan segera beredar di dunia maya bahkan sebelum rilisan asli beredar. Sehingga rasanya generasi sekarang hampir tidak mengenal lagi fisik rekaman. Cukup dengan MP3 player mulai dari HP hingga high end MP3 player akan memanjakan telinga. Dari unduhan MP3 bitrate 128 kbps, file FLAC hingga Video format MP4 dan MKV tersedia di dunia maya. Mungkin kita generasi terdahulu yang mengenal musik lewat kaset/vynil/CD akan berkata...apa enaknya MP3, nggak ada covernya. Dan generasi sekarang akan berkata...ah itu khan tinggal dicari di ecover.to, coveralia.com dan sebagainya juga ada...
Yang kedua, Bagi sasaran pasar pencinta fisik rekaman, internet membunuh dengan cara mudahnya orang membeli rekaman fisik secara online. amazon.com, amazon.co.uk, discogs.com, ebay.com menawarkan etalase yang lebih lengkap dan dapat dilihat sambil tiduran di rumah. Dan biasanya harganya lebih murah meskipun sudah di tambah dengan ongkos kirim. Tinggal klik maka barangpun akan sampai dirumah.

Bagaimana industri rekaman mencoba bertahan dari sepinya toko CD tersebut?. Selain langsung menjual online via Amazon dan sebangsanya. Records label juga banyak yang mendistribusikan lewat jalur lain. Tahun 2011 saya pernah membeli album rekaman YES "Fly From Here" disebuah pompa bensin dipinggiran jalan tol Brno jalur antara Vienna dan Prague.

Bagaimana di Indonesia sendiri?, beberapa artis malah menjual album lewat jalur sendiri. Iwan Fals misalnya hanya menjual 2 album terakhir (Keseimbangan dan Raya) via online di tigarambu.com, serta membuka lapak setiap konser Iwan Fals keliling Indonesia.

2 Album terakhir Iwan Fals

Artis lain?, banyak yang menggunakan jalur distribusi yang menjadi tempat nongkrong anak muda yang identik dengan musik. Maka album Slank pun dijual di KFC, Painkiller di Indomaret, Syahrini di Rice Bowl, The Titans di 7-11 dan sebagainya, sehingga semakin tidak diliriklah toko CD/Kaset yang ada.
Kini di Jakarta mungkin tinggal Musik +, DiscTarra dan Duta Suara yang masih bertahan, itupun sudah mengurangi jumlah tokonya. Entah berapa lama lagi masih mampu bertahan....Dan saya yakin, jika mereka tidak merubah cara berjualannya, mereka pasti akan menyusul Aquarius.

Lantas bagaimana dengan kita pencinta fisik sejati di Jakarta?, tenang saja....masih ada Blok M Square tempat kesayangan kita. Buat yang nggak nyaman/sulit akses ke Blok M Square masih bisa belanja online baik itu via Amazon, discogs, ebay dan bahkan lewat seller online di facebook...jadi jangan khawatir..
Yang penting rajin-rajin memantau dan HOLD!!!!!!