Minggu, 05 Oktober 2008

Kantata Takwa

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Documentary
Sutradara:
- Gotot Prakosa
- Eros Djarot

Supervisi:
- Slamet Rahardjo Djarot

Pemain:
- Iwan Fals
- WS Rendra
- Setiawan Djody
- Sawung Jabo
- Yockie S Prayogo
- Clara Shinta
- Bengkel Teater Rendra

musisi (yang tertangkap mata):
- Iwan Fals: Gitar/Vocal
- Sawung Jabo: Vocal/Perkusi
- Yockie S Prayogo: keyboard/piano/vocal
- Setiawan Djody: Gitar/Vocal
- Totok Thewel: Gitar
- Nanoe: Bass
- Innisisri: Drum
- Naniel: Flute
- Donny Fatah: Bass
- Budi Haryono: Drum
- Eet Syahranie: Gitar
- Raidy Noor: Gitar
- Embong Rahardjo: Flute/Sax

Lagu-lagu yang hadir di film ini (seinget saya, tolong ditambahin...:)):
- kesaksian (Kantata Takwa)
- Bento (Swami)
- Hio (Swami 2)
- Paman Doblang (Kantata Takwa)
- Bongkar (Swami)
- Kantata Takwa (Kantata Takwa)
- Air Mata (Kantata Takwa)
- Cinta (Swami)


Saya baru menonton Film kantata takwa pasca lebaran tanggal 5 oktober 2008 pukul 19.15 WIB, di Blitz Megaplex Grand Indonesia atas ajakan temen saya. terus terang ini pertama kali saya nonton film di sebuah bioskop sejak akhir 90 an, entah kenapa setelah peristiwa kebakaran beruntun Cineplex di Yogya yang memakan banyak korban, saya menjadi phobia nonton di bioskop. Ditambah dengan maraknya film dalam format DVD yg beredar secara luas, menambah alasan buat tidak datang ke bioskop.

Kantata Takwa membawa magnet yang sangat kuat buat saya untuk memberanikan diri datang ke Bioskop, dengan alasan:
1. Secara jujur album Kantata takwa bagi saya sampai dengan saat ini menjadi album musik yang paling saya sukai sejak dirilis hingga saat ini. (paduan kekuatan lirik WS. Rendra, Kekuatan Vocal Iwan fals / jabo serta kekuatan aransemen mas JSOP sungguh suatu maha karya yang luar biasa).

2. Meskipun sangat suka, yang menjadi penyesalan bagi saya adalah bahwa saya belum melihat dengan mata kepala sendiri Konser Kantata takwa secara langsung (meskipun sudah nonton konser Swami, rasanya masih kurang). Saat konser di Senayan, saya manyun di kota Padang karena tidak punya daya untuk datang menonton konsernya (hehehe potongan tiket konser ini masih melekat mulus di kaset Kantata Takwa saya).

Datang bersama teman penikmat dan musisi rock yang usianya terpaut 15 tahun lebih muda dari saya, kami masuk ke auditorium 6, bersama 10 orang lainnya (gila...total hanya 12 orang yang nonton, sementara Laskar Pelangi di 2 Auditorium sold out dan meninmbulkan antrian panjang).

Dibuka dengan adegan WS Rendra yang bermimpi seorang laki-laki berlari dikejar sekelompok orang mengenakan masker gas, bersepatu militer, mengenakan jas hujan dan menenteng M-16. seolah menggambarkan bagaimana represifnya saat itu.

Aku mendengar suara.....
Jerit makhluk terluka....
luka ... luka ....
... Orang-orang harus dibangunkan

Itulah Penggalan puisi Rendra menjadi lirik dari lagu yang selalu membuat saya merinding setiap saat mendengarnya "kesaksian".

Kesaksian inilah yang ingin ditampilkan dalam film ini.
Kesaksian akan adanya tindakan represif
Kesaksian akan adanya keserakahan,
Kesaksian akan penzaliman,
Kesaksian akan tercabutnya orang dari akarnya,

simak lirik dan lagu yang menggetarkan ini:

Aku mendengar suara
Jerit makhluk terluka
Luka luka hidupnya
Luka

Orang memanah rembulan
Burung sirna sarangnya
Sirna sirna hidup redup
Alam semesta luka

Banyak orang hilang nafkahnya
Aku bernyanyi menjadi saksi
Banyak orang dirampas haknya
Aku bernyanyi menjadi saksi

Mereka dihinakan
Tanpa daya
Ya tanpa daya
Terbiasa hidup sangsi

Orang orang harus dibangunkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
Kenyataan harus dikabarkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
haaaa...haaaa...haaaaa
(Kenyataan harus dikabarkan
Aku bernyanyi menjadi saksi)

Lagu ini jeritan jiwa
Hidup bersama harus dijaga
Lagu ini harapan sukma
Hidup yang layak harus dibela

Orang orang harus dibangunkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
Kenyataan harus dikabarkan
Aku bernyanyi menjadi saksi

Orang orang harus dibangunkan
Aku bernyanyi menjadi saksi
Kenyataan harus dikabarkan

vokal berat Iwan Fals, dentingan piano JSOP, petikan gitar akustik Raidy Noor, dan lamat-lamat vokal latar Sunarti Rendra & Jabo, serta deram bass dan tetabuhan diujung lagu sungguh sajian yang menggetarkan sukma...

Kesaksian inilah yang ditonjolkan dalam film ini, seperti ditokohkan oleh Clara Sinta yang selalu hadir menjadi Saksi tanpa kata-kata, terhadap kejadian sepanjang film ini.

adegan demi adegan tersusun dari dialog/monolog teater, puisi dan lagu yang diambil dari album kantata dan Swami tidak membentuk alur cerita yang jelas. Sutradara membangun adegan yang disambung dengan penggalan konser kantata Takwa tahun 1991 di Senayan.
beberapa adegan ditampilkan secara indah (dialog Jabo dan Iwan yg bersila berhadapan tentang Hio sungguh menggetarkan). setting pantai berpasir dengan angin yg menderu juga terasa dramatis (kibaran jilbab dan selendang didera angin sungguh indah).

Adegan klimaks terekam saat eksekusi terhadap personil kantata satu persatu oleh pasukan bermasker:
JSOP yg tewas dipopor M-16 diantara deru nafas pemburunya
Djody yg tewas dibekap bantal diantara deru nafas pemburunya
jabo yg tewas ditembak diantara deru nafas pemburunya
dan Iwan yg dieksekusi dicabut giginya satu persatu

Rendra sendiri diadili oleh hakim multi wajah dan mengalunlah lagu paman doblang serasa membawa kita dalam kepengapan...

Ini seolah menggambarkan kenapa film ini tidak bisa beredar seselesainya dibuat tahun 90 an.
Mereka dibungkam satu-persatu...:)

Film ini secara keseluruhan IMHO lebih berupa adonan teater dan musik (Hanya sedikit menyinggung diskusi antara personil Kantata) yang tentunya akan sulit dipahami oleh orang kebanyakan, apalagi bagi generasi sekarang yang tidak mengalami secara langsung rentetan trilogi album Mata Dewa-Swami-Kantata Takwa.
bagaimana represifnya aparat yang melarang pertunjukan 100 kota tour Mata Dewa, bagaimana Swami yg secara lantang meneriakkan Bento dan Bongkar, serta kulminasi dari maha karya Kantata Takwa.

seusai keluar dari Auditorium 6 dalam perjalanan ketempat parkir, teman saya yang tidak mengalami fase trilogi Mata Dewa-Swami-Kantata Takwa, berkomentar pendek "bingung aku mas", saya hanya terdiam tidak menjawab....
Mungkin perlu nonton berulang kali untuk dapat ruh dari film ini. dan bagi saya Untuk nonton di bioskop cukuplah, saya tunggu DVD nya saja. Semoga segera dirilis....

Melihat kematangan Rendra didepan Kamera, dalam perjalanan pulang teringat poster bonus majalah Hai ditahun 80 an yang tertempel di tembok kamar kos, nuansa biru bergambar Rendra muda bercelana dan baju jeans dengan tulisan:
Kesadaran adalah matahari
Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi Cakrawala
Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata....

15 komentar:

nto ' mengatakan...

Pengen nonton banget!
Tp blm sempet.. :(
Denger kbr cuma smpe tgl 5 okt.. Hiks2..

Danang Suryono mengatakan...

Kalo gak sempet, berarti nunggu DVD nya aja...:)

nto ' mengatakan...

Lamaaa :p

Danang Suryono mengatakan...

Kesabaran adalah bumi....

Fendi Kurniawan mengatakan...

sangkala !!!

eko cahyono mengatakan...

yup.. mudah2an keluar juga versi dvd/vcd-nya.. x)

Danang Suryono mengatakan...

kalo keluar wajib dibeli.....:)

Syafiq Baktir mengatakan...

sayang yah.. padahal film ini bisa termasuk kategori sejarah musik indonesia.. tapi sepi penonton. orang sini lebih seneng lihat setan dan khayalan amburadul ketimbang menghargai sejarah...

Danang Suryono mengatakan...

Mungkin banyak yg gak tahu mas Syafiq.
Pas nunggu masuk auditorium, saya berdiri dekat maxi bannernya, sepasang ABG saling bicara
"ini film apaan sih?"
dijawab pasangannya "tauuk ah"...:(

Syafiq Baktir mengatakan...

iya, kayaknya yang tahu dan perhatian sama film ini ya seputar kita kita aja, dan lingkungan kita yang tercemari bau bau ke-fals-an...

heri sukani mengatakan...

iya anak muda kurang ngeh dengan karya yang ini...
padahal mantab banget nih pelem...

oh ya di padang sekitar taon 90an yah..??
wah aku masih piyik tuh...

heri sukani mengatakan...

sikap cuek bebek yang ngga bener neh...
gimana mau pinter...

Danang Suryono mengatakan...

Terobati dengan konser Swami di thn 90, seru banget saat itu, stadion Agus Salim (Rimbo Kaluang) penuh.....

heri sukani mengatakan...

aku ada lihat posternya di majalah tempo tahun 90an
waktu baca baca di pustaka daerah...
wah emang manteb yah...
sayang aku generasi belakangan...
jadi ngga bisa menjadi saksi kejayaan kantata swami...

wiman rizky mengatakan...

bagus sangat yaa mas danang, abis nntn lagi kemaren di fisipol UGM, merinding, perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata