Rating: | ★★★ |
Category: | Music |
Genre: | Folk |
Artist: | Iwan Fals |
Album Sumbang
Tahun 1983
Label: Musica Studio
format: Kaset
Musisi:
Iwan fals: Harmonica, Vocal
Ian Antono: Guitar, Drum
Abadi Soesman: Piano, Synthesizer
Bambang MG: Bass
Ucok Rampal: Backing vocal, Percussion
track list:
Side A
1. Sumbang,
2. Kereta Tiba Pukul Berapa,
3. Semoga Kau Tak Tuli Tuhan,
4. Puing,
Side B
5. Jendela Kelas I,
6. Berikan Pijar Matahari,
7. Siang Pelataran SD Sebuah Kampung
8. Asmara Tak Secengeng yang Aku Kira
9. Celoteh Camar Tolol dan Cemar
Ingatan saya menerawang saat dalam perjalan kekantor, supir taksi yang saya tumpangi bercerita tentang pemilu legislatif dan politik uang yang tercium aromanya, dengan fasih sambil menyetir dia lantunkan sepenggal lirik:
..............................
Apakah selamanya politik itu kejam ?
Apakah selamanya dia datang tuk menghantam ?
Ataukah memang itu yang sudah digariskan
Menjilat, menghasut, menindas, memperkosa hak hak sewajarnya
Maling teriak maling
Sembunyi balik dinding
Pengecut lari terkencing kencing
Tikam dari belakang
Lawan lengah diterjang
Lalu sibuk mencari kambing hitam
...........................
Itulah penggalan lirik lagu Sumbang yang merupakan track pertama album Sumbang.
Album ini merupakan awal kolaborasi antara Iwan Fals dengan Ian Antono yang kelak akan memunculkan album dahsyat Mata Dewa.
Dalam album ke 4 dibawah label Musica Studio ini dengan dukungan musisi ian Antono, Ucok rampal, Bambang MG dan Abadi Soesman album Sumbang ini menawarkan warna baru dalam lagu-lagu Iwan yaitu Folk yang dibalut Rock.
warna Rock sendiri tidak secara tegas muncul dalam album ini, masih malu-malu...
Track ke 2, merupakan ballad dengan petikan khas gitar Ian Antono dengan lirik nakal yang bercerita tentang kerinduan terhadap kekasih, dibumbui parahnya jadwal kereta Api, prit jigo polantas, sungguh bikin senyum..:)
................
Didepan ada polantas
Wajahnya begitu buas
Tangkap aku
Tawar menawar harga pas tancap gas
Sampai stasiun kereta pukul setengah dua
Duduk aku menunggu tanya loket dan penjaga
Kereta tiba pukul berapa?
Biasanya kereta terlambat
Dua jam mungkin biasa (rusak lo)
...........................
Track ke 3, Semoga Kau Tak Tuli Tuhan sedikit tampil warna latin, lewat perkusi bercerita tentang harap-harap cemas calon ayah, yang mohon agar Tuhan dapat mendengar do'a tentang calon bayinya.
Track ke 4, Puing diawali dengan bunyian seperti deru pesawat tempur terdengar seperti lagu Pink Floyd awalnya, namun lagu ini merupakan ballad dengan gitar monoton dan ketukan drum yang menggambarkan kesuraman suasana perang.
Perang perang lagi
Semakin menjadi
Berita ini hari
Berita jerit pengungsi
Lidah anjing kerempeng
Berdecak keras beringas
Melihat tulang belulang
Serdadu boneka yang malang
Tuan tolonglah tuan
Perang dihentikan
Lihatlah ditanah yang basah
Air mata bercampur darah
.......................
......................
Track ke 5, Jendela Kelas merupakan lagu dengan tempo sedang, dengan iringan gitar akustik Ian Antono, yang merupakan lagu cinta khas Iwan Fals.
Track ke 6, Berikan Pijar Matahari merupakan lagu dengan warna country rock bercerita tentang kesenjangan hidup.
Track ke 7, merupakan lagu dengan lirik yang menyesakkan dada bagi kita yang sudah merasa luntur rasa cinta kepada negara, coba simak penggalan liriknya:
Sentuhan angin waktu siang
Kibarkan satu kain bendera usang
Di halaman sekolah dasar
Di tengah hikmat anak desa nyanyikan lagu bangsa
Bergemalah
Tegap engkau berdiri walau tanpa alas kaki
Lantang suara anak anak disana
Kadar cinta mereka tak terhitung besarnya
Walau tak terucap namun bisa kurasa
Bergemalah
Ya ha ha hau
Harapan tertanam
Ya ha ha hau
Tonggak bangsa ternyata tak tenggelam
Dengarlah nyanyi mereka kawan
Melengking nyaring menembus awan
Lihatlah cinta bangsa di dadanya
Peduli usang kain bendera
Track ke 8, bercerita tentang salah persepsi dalam memandang asmara.
Track ke 9, merupakan track favorit saya. Diawali celoteh burung camar dan peluit kapal serta deburan ombak dan gitar Ian Antono, mengalun vocal Iwan Fals yang menggetarkan hati. Lagu ini mungkin tidak berarti apa-apa bagi yang tidak mengikuti proses terbakar dan tenggelamnya kapal Tampomas yang banyak memakan korban. Hati ini merasa kesal, karena begitu lambannya tim SAR datang. Hati ini merasa marah karena ternyata pengadaan kapal bekas ini penuh keculasan.Hati ini merasa bergidik melihat banyaknya penumpang terpanggang di kapal itu. Dan lagu ini betul-betul memuntahkan kegeraman itu.
Api menjalar dari sebuah kapal
Jerit ketakutan
Keras melebihi gemuruh gelombang
Yang datang
Sejuta lumba lumba mengawasi cemas
Risau camar membawa kabar
Tampomas terbakar
Risau camar memberi salam
Tampomas Dua tenggelam
Asap kematian
Dan bau daging terbakar
Terus menggelepar dalam ingatan
Hatiku rasa
Bukan takdir Tuhan
Karena aku yakin itu tak mungkin
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Korbankan ratusan jiwa
Mereka yang belum tentu berdosa
Korbankan ratusan jiwa
Demi peringatan manusia
Bukan bukan itu
Aku rasa kita pun tahu
Petaka terjadi
Karena salah kita sendiri
Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar
Bermacam alasan
Tak mau kami dengar
Di pelupuk mata hanya terlihat
Jilat api dan jerit penumpang kapal
Tampomas sebuah kapal bekas
Tampomas terbakar di laut lepas
Tampomas tuh penumpang terjun bebas
Tampomas beli lewat jalur culas
Tampomas hati siapa yang tak panas
Tampomas Tampomas Tampomas
Tampomas kasus ini wajib tuntas
Tampomas koran koran seperti amblas
Tampomas pahlawanmu kurang tangkas
Tampomas cukup tamat bilang naas
Tampomas..........
Album ini sampai saat ini masih beredar dalam bentuk kaset, entah kapan versi CD nya akan keluar. Jika CD nya keluar, meskipun ini bukan album terbaik Iwan Fals, namun masih sangat layak untuk dimiliki. Bagi yang gak sabar, kasetnya banyak beredar.