Sejak diadakan pertama kali saya
tidak pernah absen pada hajatan tahunan ini. Setelah tahun lalu batal
diselenggarakan meskipun ticket sudah beredar, tahun ini JavaRockingland
kembali digelar. Setelah hajatan pertama sukses besar dengan Mr.
Big sebagai headliner, berturut turut JRL mampu menarik pesona pencinta
musik Rock untuk hadir. Wolfmother, Stryper, Loudness, The
Cranberrries, Helloween menjadi andalan untuk membuat penonton
berduyun-duyun ke Pantai Carnaval Ancol menghadiri acara ini.
Tahun 2013 saya merasa JRL
kehilangan magnet besar untuk saya seperti Mr.
Big atau Wolfmother, Stryper,
Loudness, The Cranberrries, dan Helloween. Meskipun ada Suicidal
Tendencies, Collective Soul, Sugar Ray, dan Steelheart, namun nama
besar ini memang berada pada periode yang terlewatkan dari masa saya menikmati
musik, sehingga gairah menonton ini tidak muncul pada diri saya sekuat JRL
tahun sebelumnya. Apalagi beberapa bulan yang lalu saya sudah terpuaskan oleh
event metal tegangan tinggi Hammersonic Fest.
Meskipun gairah tidak muncrat, seperti
biasa saya selalu membeli presale di tiap event JavaFestival production (baik
JRL maupun JavaJazz), kecuali JavaSoulnation yang belum pernah saya tonton.
Presale secara online selalu saya kejar untuk mendapatkan ticket yang lebih
murah.
JavaFestival Production saya
acungi jempol dalam hal ticketing, pembelian online sungguh memudahkan. Lewat http://www.javarockingland.com/2013/
tinggal klak klik transfer pakai virtual account maka ticket dikirim lewat
email. Gak perlu capek-capek nuker kupon/voucher tinggal print selesai sudah.
Saat pembatalan tahun lalu,
pengembalian ticket juga hebat, tinggal konfirmasi uang pun direfund ke
rekening bank kita tanpa harus telpon, apalagi antri ndatengin kantor. Sungguh
profesional tidak seperti oknum promotor spekulan sontoloyo.
Hari pertama, sabtu 22 Juni 2013
bersama pasangan setia dalam nonton konser, kami datang ke acara ini sekitar
pukul 15.30 setelah berjuang menembus kemacetan akibat banyaknya acara pada
hari yang sama (HUT Jakarta di Monas, PRJ Kemayoran, Jakcloth di Senayan serta
Shaolin Kungfu di Ancol Beach City mall)
membuat perjalanan ke Pantai Carnaval Ancol agak tersendat.
Rush!-Rush!-Rush----With concert mate |
Setelah sholat ashar di Ancol
Beach City Mall, bergegas menuju Pantai Carnaval yang berada di belakang Mall
dan disambut dengan musih tegangan tinggi dari salah satu band death metal
terbaik di tanah air “Siksa Kubur”. Tampil berlima (2
gitar, bass, drum dan growl) Siksa Kubur mengajak leher untuk bergerak
mengikuti dentuman musik Andre Tiranda dan kawan-kawan.
Duet gitar Siksa Kubur |
Ada perbedaan besar pada hajatan
kali ini. Hari Festival yang berkurang 1 hari, Panggung yang lebih sedikit yang
tentunya akan berpengaruh pada band yang tampil. Tahun ini total hanya ada 7
stage dan 60 band yang tampil.
Pemilihan ragam musik dari band
Indonesia yang dibawakan cukup variatif ada Death
Metal (seperti Siksa Kubur, Dead Squad, Jasad), ada Pop rock (Seperti Gigi, Andra and The Backbone) ada Grunge / alt rock (seperti Besok
Bubar, Navicula), ada thrash
metal (seperti Gigantor), ada Progmet (seperti Juke Box), hingga Glam Rock (seperti Gribs / Gondrong Kribo
Bersaudara). Busana penonton yang datang pun juga beraneka, rata-rata mengenakan
macam-macam kaos bersablonkan dari berbagai genre...ada Avenged 7X, Guns N’ Roses, Pink Floyd, Kiss, Rush, Queen hingga Band Death Metal yang tulisannya susah
dibaca, bahkan banyak juga yang mengenakan jersey sepakbola. Namun kaos Suicidal
Tendencies dan Collective Soul rasanya yang paling
banyak dipakai.
Setelah telinga dan leher selesai dihajar oleh Siksa Kubur di Rockinland Stage,
kamipun bergeser ke Indosat IM3 Stage, dimana Edane bermain, banyak
lagu dari album baru (Edan) yang muncul, namun tentunya “Kau Pikir Kaulah Segalanya” yang tetap ditunggu oleh penonton.
EdanE |
Selesai Edane sayapun bergeser
kembali ke panggung Rockinland Stage untuk menonton Kensington, musik yang
ngglagut tidak terlalu menarik bagi saya, sehingga sayapun memutuskan untuk
mencari minum dan ke kamar kecil. Rupanya JRL kali ini selain mengurangi stage
dan band, juga mengurangi toilet yang ada, sehingga urusan ini menjadi tidak
nyaman.\
Kensington |
Akhirnya Suicidal Tendencies
menggebrak di Indosat IM3 Stage, meskipun tidak familiar dengan group ini,
namun saya cukup bisa menikmati penampilan mereka. Mereka menggeber crossover
thrash metal, dan nuansa black music juga muncul di panggung. Komunikasi dengan
penonton terjalin, sehingga moshpit pun tercipta. Sungguh luar biasa, dengan
tubuh yang mulai tambun mereka masih energik bergerak dan berlari liar di
panggung. Inilah klimaks dari show hari itu bagi saya.
Suicidal Tendencies |
Setelah suasana liar itu,
Sixpence None The Richer kembali mendinginkan suasana. Saya hanya kenal
satu lagu dari group ini, yaitu Kiss Me
yang selama ini pun saya gak tahu bahwa yang menyanyikannya adalah Sixpence
None The Richer.
“Kiss Me”-Sixpence None The Richer |
Collective Soul yang
menjadi headliner malam itu, akhirnya tampil. Banyak sekali penonton yang
sangat kenal dengan group ini, namun saya benar-benar tidak tahu, akhirnya
setelah 3 lagu, kamipun berlalu kembali kerumah berharap untuk Steelheart
besoknya.
Hari kedua, Minggu 23 Juni 2013, kami
sengaja datang lebih cepat agar bisa makan siang di mall Ancol, kebetulan baso
Afung menjadi target kami berdua. Jam 15.00 masuk ke venue dan sempat mampir ke
Merchandise both untuk membeli kaos Loudness (sisa 2 tahun yang lalu) yang
disale seharga 50 ribu.
Andai panggung itu untuk Queen... |
After Coma |
Sasaran utama kami adalah Pas
Band, yang sangat kami berdua senangi. Sudah lebih dari sepuluh kali
kami menonton mereka dan tidak pernah merasa bosan. Lagu seperti Sejuta Harapan, Permata yang hilang,
Kesepian Kita, Jengah sungguh kami nikmati.
Pas Band |
Pas Band juga mengajak Jamming
dan kali ini Faisal gitaris band progmet the Miracle turut bermain
bersama mereka memainkan Impresi
Pas Band feat. Faisal (the Miracle) |
Bergeser ke Indosat IM3 Stage,
Kami pun menonton Gigi. Musik yang kupingable dan tertata baik serta penampilan
atraktif Armand Maulana sangat menghibur dan membuat para penonton tak
peduli berkaos Pink Floyd hingga Iron Maiden terlihat bergoyang kecil dan
bernyanyi bersama...:)
GiGi |
Niat nonton Steelheart buyar,
saat kami merasa kondisi drop, entah kenapa kami merasa begitu capek.
Tahun-tahun sebelumnya menonton Festival 3 hari berturut-turut tidak secapek
ini rasanya, ditambah besok hari Senin membuat kami memutuskan untuk
meninggalkan venue. Saat berjalan keluar, terlihat banyak calo yang menawarkan
ticket dengan harga yang diskon gila-gilaan dari ticket resmi Rp 660 rb menjadi
Rp 50 rb saja dengan garansi bayar setelah masuk.
Sampai ketemu lagi tahun depan,
semoga event ini tetap ada dan mbok ya o bawa Rush kesini
gitu...apalagi ditambah Gentle Giant, The Flower Kings, Marillion,
Transatlantic, Opeth, Lemur Voices (reuni), Pain of Salvation....
eh kalo ini bener terjadi
eventnya jadi JavaProgin’Land....