Di sudut ruangan kantor masih terdapat sebuah barang yang kotor berdebu, sedikit karatan bermerek "Royal".
Ya itulah mesin ketik manual yang dulu menjadi barang yang sangat diperlukan.
Banyak pekerjaan kantor yang mesti di tuliskan melalui mesin ini.
Banyak karya pujangga besar yang lahir melalui mesin ini.
Skripsi saya dulu juga menjadi sebuah buku dengan menggunakan mesin ini.
namun saat ini riwayatnya sudah hampir berakhir, tergilas komputer dan printer...
Nyaris tak ada lagi kursus mengetik 10 jari.....
teronggok lusuh disudut ruangan....
Kenyataan harus dikhabarkan....
Aku Bernyayi Menjadi saksi.....
(petikan lirik lagu Kesaksian-Kantata Takwa)
6 komentar:
Harus dikabarkan..
meski dengan alat tua..
ternyata hurufnya masih cling..
cuman gak bisa rubah font hahahaha
sampai tahun 94 aku dulu nggarap tugas kuliah sambil ngetik.
tugas kuliahku terakhir yang digarap pakai mesin tik: hukum pajak untuk Pak Mardiasmo, yang sekarang jadi Dirjen di Depkeu. lumayan dapat A-
setelah itu mulai belajar pakai komputer di kampus
pasti pake Komputernya ws6 sama lotus hahaha
Layar monitornya monokrom kayak laler ijo....
iya, dulu malesnya belajar komputer karena masih manual banget
he..he..he...
melodi melodi memory....
Posting Komentar