Rating: | ★★★★★ |
Category: | Music |
Genre: | Rock |
Artist: | Iwan Fals |
Tahun 1991
Label:RPM (CD)
Label:Indo Music Box (Kaset)
Musisi:
- Iwan Fals
- Totok Tewel
- Cok Rampal
- Mates
- Gilang Ramadhan
- Embong Raharjo
- Andi
- Yunus
Operator / Mixing : Fender Sang Penyair
Direkam di : Gins Studio
Desain Grafis: Work Gallery
Tata Suara: Heirrie Buchaery
Photografi: Harry Suliztiarto
Ilustrasi Cover: Anissa Cikal Rambu Basae
track list:
01 Intro
02 Untuk Yani
03 Cikal
04 Pulang Kerja
05 Alam Malam
06 Ada
07 Untuk Bram
08 Cendrawasih
09 Proyek 13
10 "....."
Setelah merilis album group bersama Swami dan Kantata Takwa, Iwan Fals
kembali mengeluarkan Solo Album pada tahun 1991, yang bertitel "1991".
Album ini sering disebut juga album "Cikal". Tulisan Cikal ini sendiri muncul dalam ilustrasi sampul albumnya, berupa lukisan karya putri Iwan Fals, Anissa Cikal Rambu Basae. Lukisan ini bergambarkan petani, kerbau, ular dan tikus yang juga terpapar dalam lirik lagu berjudul Cikal.
Ini merupakan album Iwan Fals yang secara lirik banyak menggunakan simbol, yang akan sulit dipahami kalau cuma mendengar sambil lalu.
Lirik ini juga akan membawa kepada makna yang berbeda-beda bagi setiap orang yang mengintepretasikannya.
Dengan berkolaborasi dengan musisi yang banyak bermain di jalur Jazz (Mates, Gilang dan Embong), warna jazz pada album ini juga sangat terasa .
Dirilis dalam bentuk Kaset oleh Indo Music Box, dan dalam bentuk CD beberapa tahun kemudian oleh RPM. Dalam format CD kualitas rekamannya agak kemresek dan miskin informasi (gak ada sleevenya).
Pada periode 1989 s/d 1992 mengikuti Iwan Fals kita diaduk-aduk dengan pola yang berbeda. Mata Dewa, Swami, Kantata Takwa, Cikal, Hijau merupakan album Iwan Fals dengan kolaborasi berbagai aliran. Sebuah eksplorasi yang tiada tara.
Diawali dengan Intro, vocal yang terasa berat dengan iringan gitar akustik bercerita tentang suatu pencarian, sangat pas dengan pencarian pada album ini.
Dalam gelap kuberjalan
Membelah belantara akal
Sendiri
Sendiri
Selalu sendiri
Pada terang kumerenung
Mencari kesejatian
Mencari
Mencari
Selalu mencari
Pada ruang
Pada waktu
Aku ingin datang
................
Track ke 2, Untuk Yani dimulai dengan bunyi-bunyian yang mengingatkan pada musik untuk reog ponorogo, merupakan lagu dengan beat rock.
Lagu ini ditelinga saya masih berpola seperti lagu-lagu di album Swami, pengaruh gitar elektric Totok Tewel dan ketukan cymbal Gilang terasa dominan.
Liriknya sendiri dalam interpretasi saya bercerita tentang arus urbanisasi, maraknya warga untuk sekolah, namun terasa pesimis menghadapi masa depan.
Track ke 3, Cikal, Lagu akustik dengan ritme sederhana dengan dominasi kocokan gitar akustik dan harmonika, namun membuat dahi berkerut untuk memaknai liriknya yang penuh bahasa simbol dunia fabel Harimau, Kerbau, Ular Sanca, Tikus Sawah yang merupakan titik keseimbangan dan kearifan hidup di alam timur.
Musiknya terasa bagai air mengalir, yang tiba-tiba terjun (efek timpani Totok Tewel) dan mengalir lagi........
Track ke 4, Pulang Kerja, juga mirip dengan lagu Cikal, Sebuah nomor yang menceritakan tentang keseimbangan alam dengan petikan gitar akustik dan dilatar belakangi slide guitar.
..................
Duhai langit
Duhai bumi
Duhai alam raya (aku terkesima...)
Kuserahkan ragaku padamu (aku terkesima...)
............................
Track ke 5, Diawali dengan tiupan saxophone Embong Raharjo, Lagu Alam Malam, sekilas mengingatkan pada lagu-lagu dari Sting di album The Dream of Blue Turtle.
Lagu berdurasi 8 menit 57 detik ini menjadi track terpanjang di album ini. Track ini bernuansa jazz kental lewat bass Mates, ketukan Drum Gilang Ramadhan serta liukan Saxophone Embong
...........................
Menjadi anak alam lahir diujung malam
Bumi bunda bapak angkasa
Merasakan udara membawa peristiwa
Merenungkan pengalaman
......................
Track ke 6, Ada menjadi sebuah nomor yang paling aneh dalam album ini, benturan suara vocal dan instrument yang timbul serasa membawa kita berada dalam suatu ritual pada sebuah kuil kuno.
Dengan lirik yang repetitif Ada yang ada, Ada yang tak ada, Nyatanya ada, Nyatanya tak ada....., Antara ada, Antara tak ada, Ada antara, Diantara ada dan tak ada.....dengan latar suara erangan dan raungan.
Track ke 7 Untuk Bram mirip-mirip dengan lagu Alam Malam.
Didominasi dengan flute Embong, track ini merupakan lagu lirih yang terasa perih. Dan pada menit ke 3 detik ke 18, tiba-tiba telinga kita disentak dengan suara instrumen yang saling bertabrakan hingga ke menit ke 4 detik 6.
.......................
Lakon selesai
Penonton pulang kerumahnya
Membawa hati yang bertanya tanya tanya
Siapa tadi yang menjadi korban
Dijawabnya tanya tanya
Pertanyaan abadi ditanyakan lagi
Tanyakan tanyakan tanyakan tanyakan
..............................
Track ke 8 Cendrawasih, Warna jazz rock fusion mencuat pada track ini, betotan bass Mates, ketukan drum Gilang Ramadhan dan Flute/Saxophone Embong terasa dominan membalut guitar rock Totok Tewel.
...............................
Sayap sayap cinta bagaikan cendrawasih
Di buru luka karena keindahannya
Kesadaran bersinar dengan merdeka
Nyanyi jiwa melebihi tanya
Ada apa gerangan wahai cendrawasih ?
Lingkar matamu hitam letih batinmu
Beratkah deritamu wahai cendrawasih ?
Murung paruhmu kicaukan keluh
Ada apa gerangan ?
...................
Track ke 9 Proyek 13, Sebuah lagu dengan warna jazz rock fusion mencuat dengan suara saxophone yang meliuk-liuk seperti ritme reog ponorogo. Dengan lirik yang lugas dan menukik, bercerita tentang kekhawatiran akan tekhnologi nuklir.
Track penutup, '.........' Merupakan lagu penutup dari rentetan album ini, liriknya menjawab intro pada track 01. Musiknya menggiring kita seolah berjalan pulang seperti film vampir cina yang berjalan melompat diiringi pawanganya
Sendiri
Sendiri
Pada ruang
Pada Waktu
Aku sudah datang
Bertanya..
Bertanya..
Selalu bertanya..
Album ini merupakan salah satu album Iwan Fals yang cukup asing ditelinga bagi kebanyakan penggemarnya. Sampai sekarang saya pribadi meskipun sangat menikmati namun masih merasa susah untuk memaknai liriknya.
Berbeda dengan CD Mata Dewa, Swami dan Kantata Takwa yang langka, di Jakarta masih terdapat beberapa CD Cikal di store musik +, Disc Tarra maupun Duta Suara.
Jika menjumpainya saya rekomendasikan untuk memungut dan mengkoleksinya.