Jumat, 16 Mei 2008


Setelah mengeksplorasi bunyi dengan berbagai musisi, kali ini Iwan Fals tampil memunculkan diri sendiri.

Inilah full album Iwan Fals pertama kali yang seluruhnya merupakan nomor akustik (album akustik berikutnya adalah Suara Hati).

Album ini dari peralatan musik sangat sederhana, hanya ada iringan gitar akustik dan harmonika yang dimainkan sendiri.

Dalam sampul kasetnya terdapat prakata dari Fajar Budiman sebagai berikut:

Sebagai bagian dari penyaksi perjalanan sosok Iwan Fals, memiliki sebuah kerinduan terhadap bentuk kesederhanaan yang mendalam.Disini kita bisa lebih bisa menikmati Iwan Fals dalam dirinya secara utuh dan polos.


Lagu yang tersaji dalam album yang digarap tahun 1992 ini adalah:

01 Belum Ada Judul,

02 Besar & Kecil,

03 Ia Atau Tidak,

04 Mereka Ada Di Jalan,

05 Potret

06 Di Mata Air Tidak Ada Air Mata,

07 Ikrar

08 Aku Disini

09 Mencetak Swah

10 Panggilan Dari Gunung,

11 Coretan Dinding,


Dari rangkaian lagu yang ada track favorit saya adalah "Mereka Ada Di Jalan" sangat getir terasa.

Sepakbola adalah kegemaran Iwan Fals dan jutaan rakyat Indonesia. Inilah lagu perih tentang hilangnya lapangan sepakbola yang ditelan pembangunan. sangat relevan dengan sebab kenapa sukar sekali menemukan bibit unggul untuk PSSI, gimana mau muncul kalo mau main aja gak ada lapangannya.Menyimak liriknya bagi generasi sekarang yang mengenal sosok Budi Sudarsono, Bambang Pamungkas, Elly Aiboy dll. Nama-nama dilagu ini mungkin agak asing (Ramang, Abdul Kadir, Ronny Paslah, Iswadi Idris, Ricky Jacobi, Nobon, Yudo Hadianto, Herry Kiswanto, Rully Nere, Sucipto Suntoro, Marzuki Nyakmad), namun nama ini sangat lekat terpatri didada penggemar bola saat itu.

perhatikan liriknya:


Mereka Ada Di Jalan


Pukul tiga sore hari

Di jalan yang belum jadi

Aku melihat anak anak kecil

Telanjang dada telanjang kaki

Asik mengejar bola

Kuhampiri kudekati

Lalu duduk di tanah yang lebih tinggi

Agar lebih jelas lihat dan rasakan

Semangat mereka keringat mereka

Dalam memenangkan permainan

Ramang kecil Kadir kecil

Menggiring bola di jalanan

Rulli kecil Ricki kecil

Lika liku jebolkan gawang

Tiang gawang puing puing

Sisa bangunan yang tergusur

Tanah lapang hanya tinggal cerita

Yang nampak mata hanya

Para pembual saja


Anak kota tak mampu beli sepatu

Anak kota tak punya tanah lapang

Sepak bola menjadi barang yang mahal

Milik mereka yang punya uang saja

Dan sementara kita disini di jalan ini

Bola kaki dari plastik

Ditendang mampir ke langit

Pecahlah sudah kaca jendela hati

Sebab terkena bola

Tentu bukan salah mereka


Roni kecil Heri kecil

Gaya samba sodorkan bola

Nobon kecil Juki kecil

Jegal lawan amankan gawang


Cipto kecil Iswadi kecil

Tak tik tik tak terinjak paku

Yudo kecil Paslah kecil

Terkam bola jatuh menangis

Tidak ada komentar: