Sabtu, 16 Mei 2009

Menangkal candu facebook


http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=145&_dad=portal30&_schema=PORTAL30&vnw_lang_id=2&ptopik=B30&cdate=17-MAY-2009&inw_id=673603
Tulisan Noerma Komalasari dari Bisnis Indonesia
gambar dari http://b1ttersweet.files.wordpress.com/2009/04/facebook_sucked_in.jpg

Dinamika

Menangkal candu facebook

Kehadiran situs jejaring facebook bisa menjadi berkah sekaligus beban bagi sebagian orang. Facebook bisa mempertemukan banyak orang. Namun, ini juga bisa menjadi candu yang merusak konsentrasi anak.

Situs ciptaan Mark Zuckerberg ini menjadi amat menarik karena keunggulannya menjaring ribuan anggota yang bisa saling berinteraksi di dunia maya, membuat orang betah berlama-lama berinteraksi di dalamnya.

Bagi mereka yang sudah dewasa dan bisa mengendalikan diri, berinteraksi di facebook sah saja. Namun, bagaimana jadinya jika anak Anda ikut terjangkit candu facebook?

Tidak bisa dipungkiri terpaan media online sudah bukan barang haram bagi anak-anak. Meski membatasi persyaratan anggotanya hanya untuk orang dewasa di atas usia 18 tahun, tidak sedikit anak-anak yang ikut-ikutan tren bermain facebook.

Salah satu di antaranya adalah Kevin Aeldry. Remaja yang baru berusia 14 tahun ini kini mencandu facebook dengan fasilitas akses yang sudah ditanam di telepon selulernya.

Siang hari sepulang sekolah dia langsung membuka akun yang dimiliki. Konsentrasinya tidak terbagi lagi. Dia asyik benar memperhatikan status dan berita terbaru yang disiarkan teman-temannya.

Perhatian Kevin kini hanya tertuju kepada telepon seluler. Makin lama ini membuat ibundanya jengkel. Ella Haryanto, sang ibu, gemas melihat tingkah anaknya yang tidak fokus saat diajak bicara.

"Konsentrasinya buyar kalau saya ajak ngomong jawabnya lama. Bukan hanya itu, kalau saya minta tolong sesuatu dia enggan karena lengket sama facebooknya."

Kendati belum masuk tahap mengkhawatirkan kehadiran situs jejaring itu cukup merepotkan Ella sebagai orang tua. Padahal saban hari Media Relation Manager PT Panorama Sentra Wisata Tbk ini sudah cukup dipusingkan dengan tetek-bengek urusan kantor.

Kurang pintarnya anak dan remaja membagi waktu karena facebook dan aktivitas di dunia maya lain amat disayangkan. Pengawasan pun pada akhirnya diperlukan agar sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Menurut psikolog dari lembaga Propotenzia, Lina E. Muksin, hal pertama yang harus dipahami para orang tua adalah penjiwaan terhadap masalah yang dihadapi. Mereka dituntut tidak gagap teknologi dan ikut bergabung ke dalam facebook.

Ikut aktif

Lewat akun tersebut pada akhirnya mereka dapat masuk dalam kelompok yang dibuat si anak. Dengan catatan, sebelum melakukan hal itu, hendaknya digiatkan terlebih dahulu komunikasi cair yang intensif. Tujuannya agar si anak tidak merasa terancam oleh kehadiran orangtuanya di komunitas facebook yang sama.

Menjadi bagian dari apa yang dikerjakan anak membuat para orangtua dapat mengetahui kegiatan, hal yang sedang dipikirkan dan dirasakan anak. Selain itu mereka cenderung akan lebih mudah mengawasi dan mengontrol anak.

Karena itu, Lina menuturkan orangtua atau pengasuh harus pintar-pintar memilih cara berkomunikasi. Kesalahan di dalam berkomunikasi akan menyebabkan gagalnya pendekatan dengan anak.

"Lebih baik memakai bahasa remaja juga bilang saja mau ikutan juga ke dalam komunitas facebook anak. Dengan menjadi temannya di dalam situs itu, orangtua menjadi tahu misalnya mereka sedang mengalami masalah apa."

Hal kedua yang harus dilakukan adalah memberikan tanggung jawab kepada anak untuk mengatur waktu pribadi. Dengan demikian anak akan piawai menentukan prioritas hal yang harus dikerjakan.

Bentuk beberapa kesepakatan bersama melalui komunikasi yang baik. Kesepakatan tersebut juga dapat ditindaklanjuti dengan pemberian penghargaan dan hukuman, sehingga anak tahu konsekuensi atas apa yang telah dilakukan.

"Jangan sampai facebook berlebihan dan mengganggu aktivitas lain. Tunjukkan juga ke mereka bahwa rahasia tidak boleh diumbar di situs jejaring dan banyak situs yang tidak dapat dipercaya," ujar Lina.

Menyadari bahwa pengawasan dan pembatasan akses ke internet merupakan suatu hal yang diperlukan, Ella kini mengetatkan langkah. Dia mulai menahan telepon seluler anak selama bersekolah dan saat belajar pada malam hari.

Kevin pun hanya dapat menggunakan telepon selularnya pukul 13.00 WIB hingga 18.00 menjelang waktu belajar tiba. Apabila melanggar, Ella tidak segan untuk menarik telepon seluler atau memberikan hukuman yang lebih berat.

Lina mendukung apabila orang tua memberlakukan diet media kepada anak yang mengalami kesulitan membagi waktu dan konsentrasi karena media. Mereka hanya diperbolehkan memakai media total selama 2 jam setiap harinya.

Inilah repotnya menjadi orangtua. Namun, tidak ada salahnya bersaing dengan anak sebelum dia lebih jatuh cinta kepada facebook dibandingkan dengan ayah-ibunya. (noerma.sari@bisnis.co.id)

Noerma Komalasari
Bisnis Indonesia

27 komentar:

Mbokde Sujiyem mengatakan...

saya kok bosan dengan FB ya...malah enakan ngempi....

Danang Suryono mengatakan...

selain sekedar untuk ketemu temen lama, nambah temen baru yang sehobi dan untuk update informasi suatu event, FB memang biasa-biasa aja....:), kalo mo yg lebih fokus ya emang ngeblog...:)

tokokz Chev - 0811 200 1839 mengatakan...


saya belum pernah nyandu FB tuh...malah ribet liatnyah ...pusing dg lalu lintas status yg bikin migren
:P

Danang Suryono mengatakan...

Berbahagialah..:)
Berarti keluarga gak bakalan protes

Si Kacrut Diadopsi dari Taman Imaji mengatakan...

suka iseng bukak yg ini; http://www.youtube.com/watch?v=cVHWIdkFsYg

tokokz Chev - 0811 200 1839 mengatakan...


krn blm berkeluarga, jadi gak ada yg protes...paling2 cuma dompet yg meradang
:p

Danang Suryono mengatakan...

hahaha, mas Marto makanya gak usah diisi kabeh datanya...secukupnya saja...
namanya juga guyon-guyonan

Agam Fatchurrochman mengatakan...

Status isinya mayoritas tdk mutu. Sy sih ogah ngisi, kecuali ada 'pernyataan politik' yg perlu sy sampaikan hehehe

tokokz Chev - 0811 200 1839 mengatakan...


dasar poli-TIKUS.....ha ha ha

klow pedagang beda lagi, bang.........................*ngelirik mbak kiki*

Agam Fatchurrochman mengatakan...

Cep, pernyataan politik tidak harus dikeluarkan politikus. Sebagai warga negara yg baik, kita bisa juga menyatakan sesuatu.
Yg pasti, posting status 'lagi mangan endog' bagiku sampah

tokokz Chev - 0811 200 1839 mengatakan...

Ya iya lah..masa endog mangan endog..ra ilok...!

Danang Suryono mengatakan...

itulah FB mas Agam, IMHO gak serius disitu.
Wong status itu ditulis "Apa Yang Anda Pikirkan", kalo mikirnya pingin mangan endog, ya gak salah dia nulis pingin mangan endog
Dan gak semua orang mikirnya politik, karena mereka mungkin udah muak dan justru menganggap politik itulah yang sampah.

tokokz Chev - 0811 200 1839 mengatakan...

Dari sampah bisa di daur ulang jadi bisnis yg menggiurkan..hahaha....*Mbak kiki kemana ya?*

Agam Fatchurrochman mengatakan...

Mas Danang, 'pernyataan politik' saya justru turut menyuburkan kebencian terhadap partai & politikus hehehe
Kalau 'pernyataan politik' saya yg serius, biasanya sdh sy tulis jd opini di koran. Ada honor, nama terpampang lagi hehehe.
Salah satu alasan kenapa sy ogah ribut di berbagai milis dr dulu, tdk spt teman2 sy yg suka ribut di milis hny krn hal sepele, krn energi ribut di milis lbh baik disalurkan buat nulis opini di koran hehehe dg alasan di atas

Danang Suryono mengatakan...

ya mas Agam, mungkin karena FB lebih gampang dibanding ngeblog/nulis di koran makanya FB sangat populer. Karena mungkin sebagian orang berfikir "gw bisa eksis nih", setidak-tidaknya dilingkungan kecilnya...
Itulah hiburannya yang bikin nyandu bagi pencandunya...:)

Mbokde Sujiyem mengatakan...

suwe2 kok koyo Capres..:D

Mbokde Sujiyem mengatakan...

setujuh!!

Mbokde Sujiyem mengatakan...

Saya FB hanya untuk menanyakan kabar dengan teman2 lama..bernostalgia......Kadang sedikit berkomentar..update status sudah mulai jarang...........Habis status teman2 kok isinya jawaban kuis mulu ya :(

Danang Suryono mengatakan...

berarti lagi mikirin kuis terus.....:)

kiki said mengatakan...

saya butuh FB buat dodolan =))
dengan status enak di buat towo towo :)

dan biasanya saya ndagel saja di FB,
nek di seriusi yo males mas :)

Danang Suryono mengatakan...

tapi catatan mba' Kiki di FB nya apik-apik tenan

kiki said mengatakan...

:"> dadi isin mas

Yulianto Dewata mengatakan...

kadang status seperti itu juga perlu 'Gam.... perlu buat di-cela hahahaha...

Yulianto Dewata mengatakan...

Sebenarnya ini juga perlu, buat lucu-lucuan hahahaha...

Agam Fatchurrochman mengatakan...

Rodo bedo Pid. Di m-claro memang lucu2an, tp misalnya di milis PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) UK dulu, ada teman2ku yg suka ribut, benar2 ribut, di milis. Ya memang mengasah argumentasi, tp aku lbh tertarik argumentasi melalui opini langsung di koran

Yulianto Dewata mengatakan...

Wah, nek iku yo lain 'Gam..... walau tetep iso digawe lucu-lucuan hihihi...

Danang Suryono mengatakan...

hahaha memang di dunia maya iku susah mbedake kerah beneran karo lucu-lucuan.
Neng milis ribute koyok arep paten-patenan, eh pas kopdar malah gojekan....:)