Sesampainya di Tokyo tgl 12 November untuk keperluan seminar, hal yang paling dipikirkan diluar seminar adalah gimana bisa nonton konser di Budokan.
Kenapa karena sejak SMP di akhir 70 an nama Budokan sangat lekat di memori. Dulu jaman kaset bajakan, banyak banget kaset dengan seri live at Budokan seperti MSG, Scorpions, Deep Purple, Judas Priest dll. Terakhir punya Dream Theater 2DVD/3CD Live at Budokan.
Kenapa karena sejak SMP di akhir 70 an nama Budokan sangat lekat di memori. Dulu jaman kaset bajakan, banyak banget kaset dengan seri live at Budokan seperti MSG, Scorpions, Deep Purple, Judas Priest dll. Terakhir punya Dream Theater 2DVD/3CD Live at Budokan.
Setelah dapat informasi jadwal konser, ternyata dalam rentang waktu selama di Tokyo, cuman The Who bakal pentas di Budokan Senin 17 November 2008. Siapa the Who?, mungkin banyak yang gak tahu. Saya sendiri meskipun akrab dengan The Rolling Stones, Led Zeppelin, Black Sabbath, Deep Purple, jujur gak tahu banyak tentang Band Claro yg exist sejak 60 an ini. Tahunya cuman dari majalah Vista di tahun 80 an tentang Tommy Rock Opera dan gilanya The Who dipentas ngancurin gitar/panggung.
Cuman beberapa lagu yg saya tahu seperti I Can't Explain, The Seeker, Pinball Wizzard, My Generation, Won't Get Fooled Again dan tentunya Baba O'Reilly
Karena belum pasti jadwal seminar, gak pesen ticket dulu, Nyobain GoShow aja kayak di Jakarta, toh dalam pikiran saya The Who gak bakal bisa nyedot banyak penonton.
Senin pukul 16.00 waktu Tokyo selesai seminar karena gak ada temen langsung bergegas sendirian menuju Budokan. Berkaos hitam Discus dan berbekal peta sederhana dan postingan mas Bayu segera masuk Stasiun Todoroki menuju Futako Tamagawa, lagi clingak-clinguk nyari track kereta menuju Shibuya, ada dua orang anak muda pake seragam hitam khas rocker dan kaos bertuliskan The Who, langsung ngikutin nylonong masuk gerbong, begitu deket langsung sok akrab nanya ke Budokan. Jawabannya cukup bikin stress, cuman haik, haik, haik......opo tumon.
Yang penting ngikut pasti gak nyasar ternyata kereta langsung stasion Kudanshita. Bergegas ngikutin anak muda itu, cuman kalo ditanya apakah ticket masih ada jawabnya ya haik lagi, haik lagi. Akhirnya kami pisah dipintu keluar stasiun.
Begitu keluar stasiun langsung terlihat rame, tapi kok yg disana banyakan ibu-ibu dan bapak-bapak?, jangan-jangan salah tempat nih. Tapi begitu berjalan ada lapak menjual aneka pernik The Who, mulai kaos, poster, sticker, pin sampai mousepad jadi yakin lagi.
Segera bergegas ke area Budokan Hall, Clingak-clinguk nyari Ticket Box, Begitu ada antrian langsung ngikut antri. Ternyata itu bukan ticket box, tapi orang antri mau lihat/beli merchandise. Kucluk udah lama ngantri kok salah.
Karena belum pasti jadwal seminar, gak pesen ticket dulu, Nyobain GoShow aja kayak di Jakarta, toh dalam pikiran saya The Who gak bakal bisa nyedot banyak penonton.
Senin pukul 16.00 waktu Tokyo selesai seminar karena gak ada temen langsung bergegas sendirian menuju Budokan. Berkaos hitam Discus dan berbekal peta sederhana dan postingan mas Bayu segera masuk Stasiun Todoroki menuju Futako Tamagawa, lagi clingak-clinguk nyari track kereta menuju Shibuya, ada dua orang anak muda pake seragam hitam khas rocker dan kaos bertuliskan The Who, langsung ngikutin nylonong masuk gerbong, begitu deket langsung sok akrab nanya ke Budokan. Jawabannya cukup bikin stress, cuman haik, haik, haik......opo tumon.
Yang penting ngikut pasti gak nyasar ternyata kereta langsung stasion Kudanshita. Bergegas ngikutin anak muda itu, cuman kalo ditanya apakah ticket masih ada jawabnya ya haik lagi, haik lagi. Akhirnya kami pisah dipintu keluar stasiun.
Begitu keluar stasiun langsung terlihat rame, tapi kok yg disana banyakan ibu-ibu dan bapak-bapak?, jangan-jangan salah tempat nih. Tapi begitu berjalan ada lapak menjual aneka pernik The Who, mulai kaos, poster, sticker, pin sampai mousepad jadi yakin lagi.
Segera bergegas ke area Budokan Hall, Clingak-clinguk nyari Ticket Box, Begitu ada antrian langsung ngikut antri. Ternyata itu bukan ticket box, tapi orang antri mau lihat/beli merchandise. Kucluk udah lama ngantri kok salah.
Akirnya seorang gadis belasan tahun, bisa membantu menunjukkan ticket box. Dan setelah antri, ternyata itu cuman buat nukerin voucher sama ticket.
Ternyata saya salah duga, ticket the Who seharga 12.000 yen sudah ludes des des. (Extreme minggu depan dibandrol 8.000 Yen).
Dengan lunglai bersandar di dinding Budokan, namun pepatah dimana ada kemauan disitu ada jalan ternyata benar adanya. Tiba-tiba seorang bertampang Mick Jagger, berkaos The Who, berbaju flanel dengan mulut bau alkohol menawarkan ticket. Sempet ragu-ragu apakah ini Ticket Asli atau gak, soalnya gak ada hologramnya, gak ada bolongan pemdanya, melihat keraguan saya dengan sempoyongan dia bilang You Promise Me (?), halah......
Untuk meyakinkan saya kemudian dia tunjukin 3 ticket lagi di dompetnya, baru dia cerita kalo dia beli 4 ticket buat nonton barengan temannya, tapi satu temannya gak bisa datang. Saya tanya berapa, dia jawab up to you, akhirnya sepakat seharga ticket resmi dan uang akan saya beri di dalam gedung. Setelah temennya yang kayak orang kantoran datang baru terasa lega.
Masuklah kami berempat dengan aman dan sentosa. Tiket cuman dilihat sebentar dan cuman nanya bawa kamera gak?, mungkin yakin aja karena toh sudah ada nomornya, jadi kalo palsu ketahuan.
Menempati tribun atas depan sungguh nyaman. Sempat ngobrol sama orang baik hati yang menawarkan ticket, ternyata seorang bartender yang bercerita bahwa mereka dulunya adalah pemain band.
Dia berikan saya 1 kaleng Asahi beer dan 1 kaleng whisky Suntory (meskipun gak minum alkohol, tapi saya gak enak hati buat nolak, jadi saya simpan di backpack).
Jam 18:45 tempat duduk terisi semua, dibawah gak ada moshpit, tertata kursi dengan apik kayak kondangan (gak tahu kalo konser metal di Budokan kayak gini juga gak suasananya). Dan dipagerin serta dijaga sama staff berseragam jas.
Yang nonton bervariasi, mulai bapak-bapak dan Ibu-ibu ubanan, STW, cowok remaja berkaos hitam, sampai wanita muda kinyis-kinyis bersepatu boot.
Sambil nunggu ada petugas yang mondar-mandir bawa gambar HP dan Kamera dicoret. Sambil nyolong-nyolong sempat ambil beberapa photo pake HP SE G900.
The Who sendiri tampil jam 19.08, tanpa ada band pembuka dan langsung tanpa basa-basi tancep gas, Muncul sambil muter-muter mick Roger Daltrey tampil dengan kemeja putih. Ada 6 orang pemain, yang saya tahu cuman Roger Daltrey sang vokalis dan Pete Townsend sang gitaris jangkung. (Keith Moon dan John Entwistle sudah almarhum)
Sambutan penonton ternyata meriah sekali, dan mereka intens mengikuti The Who yang tampil sepanjang lebih dari 1 jam 45 menit membawakan sekitar 18 lagu. Roger Daltery masih terjaga vocalnya dan Pete Townsend tampil dengan garukan gitar khasnya. Cuman udah gak loncat-loncat lagi.
Konser mengalir dengan lancar dan secara jujur The Who memang mampu menggoyang dan memuaskan penonton.
Yang paling meriah tentu saja saat Baba O'Reilly muncul di lagu ke 9.
Setelah 2 x encore akhirnya The Who menutup konser dengan hanya menampilkan Roger Daltrey dan Townshend dengan gitar akustik dengan Tea and Theatre.
Keluar venue dengan rasa yang puas sekali. setelah melewati 2 dasawarsa akhirnya mimpi nonton konser di Budokan tercapai juga.
The Who sendiri tampil jam 19.08, tanpa ada band pembuka dan langsung tanpa basa-basi tancep gas, Muncul sambil muter-muter mick Roger Daltrey tampil dengan kemeja putih. Ada 6 orang pemain, yang saya tahu cuman Roger Daltrey sang vokalis dan Pete Townsend sang gitaris jangkung. (Keith Moon dan John Entwistle sudah almarhum)
Sambutan penonton ternyata meriah sekali, dan mereka intens mengikuti The Who yang tampil sepanjang lebih dari 1 jam 45 menit membawakan sekitar 18 lagu. Roger Daltery masih terjaga vocalnya dan Pete Townsend tampil dengan garukan gitar khasnya. Cuman udah gak loncat-loncat lagi.
Konser mengalir dengan lancar dan secara jujur The Who memang mampu menggoyang dan memuaskan penonton.
Yang paling meriah tentu saja saat Baba O'Reilly muncul di lagu ke 9.
Setelah 2 x encore akhirnya The Who menutup konser dengan hanya menampilkan Roger Daltrey dan Townshend dengan gitar akustik dengan Tea and Theatre.
Keluar venue dengan rasa yang puas sekali. setelah melewati 2 dasawarsa akhirnya mimpi nonton konser di Budokan tercapai juga.
Set List:
- I Can't Explain
- The Seeker
- Anyway Anyhow Anywhere
- Fragments
- Who are you
- Behind Blue Eyes
- Relay
- Sister Disco
- Baba O'Riley
- Eminence Front
- 5:15
- Love Reign O'er Me
- Won't Get Fooled Again
- My Generation
- Cry If You Want to
- Naked Eye
Encore:
- Tommy (selections)
- Tea & Theatre
- Roger Daltrey: Harmonica, Vocals, Guitar
- Pete Townshend: Vocals, Guitar
- John Bundrick : Keyboards, Piano
- Pino Palladino: Bass
- Zak Starkey: Drums
- Simon Townshend: Backing Vocal, Guitar
13 komentar:
yang penting pernah nginjak di budokan ya mas
wah you are so lucky om :)
my generation di bawain gak???
ya bener, memang beruntung sekali. My generation & Pinball Wizard ada di track list
Iya mas Inyong, dream comes true beneran.....
tapi gak pake acara banting gitar kan ya?
Kalau saya cukup menginjak Royal Albert Hall saja mas. Konser disana mahal-mahal...
pantesan gak nongol2.:p
iya, lama gak kliatan ternyata nyasar ke budokan...
poto2nya mana?
Insya Allah besok photonya diupload.
hahahaha, udah tua, jangan kan banting gitar, lompatan khas Pete Townshend pun udah gak muncul.
Lagian sayang khan kalo stratocaster dan telecaster townshend mesti hancur berkeping
Royal Albert Hall juga sangat legendaris. Semoga suatu saat saya juga bisa nonton konser disana. amien
Susah nyari warnet di sana mas Doel..:)
ni mas http://danangsuryono.multiply.com/photos/album/39/The_Who_Japan_Tour_2008_Budokan_Hall_Tokyo?replies_read=11
Posting Komentar