Minggu, 16 Maret 2008

Ilat Melet

Akhir-akhir ini saya sangat sering sekali melihat orang baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa menggunakan kaos dengan gambar lidah terjulur (logo The Rolling Stones) dengan berbagai variasi.
Gak tahu apakah mereka kenal sama band gaek ini, atau hanya pake karena gambarnya yg asyik. (yeaaaah Let's Spend The Night Together)
Saya sendiri kenal pertama kali ilat melet ini tahun 70 an dari coretan mural di tembok baluwarti di kota Solo.


Berikut tulisan Budiarto Shambazy yang dimuat di Koran Kompas Jumat, 14 November 2003

Kisah Sang Lidah Selama 22 Tahun

LOGO khas Rolling Stones yang bergambar lidah sudah berusia 22 tahun. Namun, menurut wartawan Mojo, Lois Wilson, merek dagang yang termasuk paling terkenal di dunia itu sebetulnya tidak ketahuan asal muasalnya.

LIDAH dan bibir Stones itu pasti cepat dikenal, sama dengan hafalnya setiap orang dengan tulisan berwarna merah dan putih Coca-Cola atau busur merah McDonald’s. Lidah dan bibir itu juga diasosiasikan sebagai milik Mick Jagger, bisa juga mulut Keith Richards (gitar) sedang mengisap rokok.

Logo terkenal ini untuk pertama kalinya pada bulan April 1971 digunakan sebagai label dari single Rolling Stones, Brown Sugar. Juga di sampul belakang piringan hitam Sticky Fingers. Label ini merupakan debut Stones yang mendirikan Rolling Stones Records.

Ternyata logo itu menjadi abadi dan menjadi bahan promosi melalui kaus, stiker, program tur, cangkir, bendera, celana renang, bahkan pesawat telepon. Stones mengeruk penjualan rata-rata senilai 84 juta dollar AS hanya dari promosi lidah ini.

Selama bertahun-tahun, logo yang aslinya berwarna merah dan putih itu diperbarui rancangan dan warnanya. Lidahnya ditambahi segala macam barang, termasuk diwarnai sesuai dengan bendera Inggris atau Amerika Serikat (AS).

Pada awalnya, desain ini disebut-sebut sebagai hasil ciptaan tim kreatif Andy Warhol. Ini masuk akal karena sentuhan Warhol terasa sekali, apalagi memang dia yang mendesain sampul album Sticky Fingers.

Warhol berkenalan dengan Jagger dalam sebuah pesta di New York, AS, bulan Oktober 1964. Di antara tamu terdapat juga editor majalah Then, Nicky Haslam, dan fotografer David Bailey.

"Bailey membawa Jagger, yang waktu itu menginap di apartemen Nicky. Jagger bertemu Nicky karena Nicky mempekerjakan Jean Shrimpton," tutur Warhol. Kakak Jean bernama Chrissie Shrimpton waktu itu berpacaran dengan Jagger.

Hubungan antara Jagger dan Warhol tidak pernah mulus, antara lain karena Warhol menuduh Stones membajak karyanya yang menjadi sampul album Through The Past Darkly (Big Hits Vol 2). Meskipun demikian, ketika bertemu di New York tahun 1969, Warhol mengusulkan gagasan dia mengenai sampul depan Sticky Fingers yang bergambar tubuh lelaki dari perut sampai paha lengkap dengan celana jins dan juga sebuah resleting.

Warhol pada awalnya tidak mau mengungkapkan bagian tubuh milik siapa yang dipajang di sampul depan itu. Dia hanya memberitahukan khalayak bahwa bagian badan itu adalah milik salah satu dari tiga model: Jed Johnson dan saudaranya, Jay, serta Corey Tippin.

Belakangan ketahuan itu milik Jed Johnson. Sementara bagian tubuh yang menjadi model di sampul dalam album itu adalah milik asisten Warhol, Glenn O’Brien. Itulah sebabnya logo lidah dan bibir langsung diasosiasikan sebagai karya Warhol.

Lalu, 24 tahun kemudian, majalah Billboard melaporkan bahwa logo itu merupakan karya seorang artis dan perancang grafis asal Brooklyn, New York, bernama Ruby Mazur. Menurut cerita Mazur, Jagger menawari dia membuat desain untuk single Tumbling Dice tahun 1972.

Mazur adalah artis yang sudah terkenal, yang pada usia 21 tahun menghasilkan karya-karya cukup monumental ketika bekerja di Paramount Records tahun 1969. "Saya bahkan tidak tahu ukuran sebuah sampul depan," kata Mazur kepada wartawan Las Vegas Review, John Przybys. "Tetapi, saya langsung membuat gambaran kasar sembari mengajukan jutaan pertanyaan kepada Jagger. Dan, pada hari selanjutnya, saya merancang sampul depan itu," tutur Mazur.

Setahun kemudian, Mazur merebut anugerah Grammy berkat rancangan sampul depan untuk grup Crowfoot. Tahun berikutnya, dia mendirikan perusahaan desain sendiri. Dia antara lain membuat sampul depan album Keeper Of The Castle (The Four Tops), Head Keeper (Dave Mason), Cold Spring Harbor (Billy Joel), dan Back In The Alley (BB King).

Akan tetapi, karya terbesar dia adalah logo lidah dan bibir milik Stones itu. "Pada awalnya saya sempat memikirkan gambar bendera Inggris untuk lidah itu. Lalu saya berubah dan terus mencoba memahami gaya hidup dan musik Stones, aspek seksualnya, juga bibir Jagger. Lalu saya mulai membuat karikatur Jagger, tetapi gagal. Kemudian saya hanya fokus ke bibir dan lidah dia dan itu berhasil," lanjut Mazur.

Namun, Mazur memiliki kelemahan untuk mengklaim karya itu sebagai miliknya. Pasalnya, Tumbling Dice dirilis bulan April 1972 atau satu tahun setelah logo lidah muncul.

Akan tetapi, Mazur berkilah bahwa logo itu sudah ada ketika itu dan dirampas oleh Warhol. Mungkin itu sebabnya Mazur secara resmi disebut oleh Stones sebagai perancang logo itu sampai tahun 1976.

Jadi, siapa yang sebetulnya menjadi sang pencipta? Menurut Billboard, yang dibenarkan oleh Jagger, lidah itu merupakan ciptaan seorang perancang grafis, John Pasche.

"Kontak pertama saya dengan Stones terjadi ketika mereka menelepon Royal College Of Art di London awal tahun 1970. Mereka meminta bantuan seorang mahasiswa merancang desain untuk tur Eropa tahun 1970," tutur Pasche. "Saya sudah hampir lulus dan mungkin dipilih sekolah saya itu karena desain saya dikenal dingin dan konseptual. Saya lalu bertemu Jagger dan Jo Bergman yang bekerja di manajemen Stones," lanjut Pasche.

Perintah kerja kepada Pasche sangat sederhana, yakni membuat logo tur bergaya art deco. "Satu minggu kemudian, saya kembali bertemu Jagger yang meminta agar saya membuat desain yang lebih bagus lagi. Sepekan kemudian, saya bertemu lagi dan dia sangat senang. Saya sempat memamerkan karya itu dan Jagger menyempatkan diri datang ke pameran, membuat semua mahasiswa kaget," kata Pasche lagi.

Tanggal 29 April 1972, Pasche menerima surat dari Stones yang meminta dia merancang "logo atau simbol yang bisa dipakai di atas kertas, di atas buku program, dan buku edaran untuk pers". Ketika bertemu lagi, Jagger menunjukkan Pasche gambar Dewi Pali yang diambil dari sebuah kalender India.

"Saya langsung berpikir sebuah mulut dengan lidah terjulur akan menjadi simbol yang sempurna bagi mereka. Logo ini ada hubungannya dengan ciri khas Jagger yang paling kentara, mulut dia. Logo ini juga mencerminkan sebuah protes, sikap anti-kekuasaan, dan juga berkonotasi seksual," kata Pasche.

"Saya meminta John membuat gambar Dewi Pali yang dituangkan secara agak lebih modern meskipun tetap bernapas lama," kata Jagger. Pasche menghabiskan waktu selama satu pekan untuk merancang sang lidah.

"Saya akhirnya membuat logo yang menurut saya berdampak besar, mudah direproduksi dan memiliki identitas Stones yang akan tetap langgeng sepanjang masa," kata Pasche. Ternyata, Pasche benar sekali karena sang lidah itu sudah lama menjadi bagian dari Stones, paling tidak, lebih lama dari masa pengabdian Brian Jones dan Mick Taylor.

Pasche tatkala itu hanya dibayar 50 poundsterling plus bonus empat kali lipat jumlah itu. Pasche sempat bekerja untuk label rekaman United Artist dan Chrysalis dan akhirnya kembali ke kampusnya di London sampai kini. (bas)

13 komentar:

Paman Yudi mengatakan...

Ternyata sejarahnya lebih panjang daripada ilat melet beneran..
O ya The rolling stones indo ed april besok konon ada bonus giant move ya?

Danang Suryono mengatakan...

Yang ada bonus maksudnya majalah ya mas?, Kalo itu Stones nya gak pake "S" dibelakang (Rolling Stone)

Paman Yudi mengatakan...

He he he iya, tanpa S.

suryo Saputro mengatakan...

wah wah...
aku laghek mudheng, sejarahe duoowooo...
hehehe...

Danang Suryono mengatakan...

hehehe, Ini band memang tua-tua keladi. Disaat PNS udah pensiun Mick Jagger masih aja lenggak lenggok ngumpulin duit.:)

Kang Nash mengatakan...

loggo RS emang keren nggak akan ketinggalan jaman...

Danang Suryono mengatakan...

Ada banyak modifikasi, cuman bagi saya pribadi logo lidah hitam putih yang penuh duri (kalo gak salah di Voodoo lounge) itu yg paling bikin ngilu.

Danang Suryono mengatakan...

Duoowooo buaangeeet mas Suryo, orang band ini 60 an udah glundhungan :),
Konser di speedway altamount yg ada Hell Angels jadi salah satu ikonnya

Agam Fatchurrochman mengatakan...

Saya kenal lambang ini waktu sd. Heran lambang melet ini juga tertempel di tas sekolah anak-anak sd

Danang Suryono mengatakan...

Mungkin karena sangat catchy nya mas Agam :). Coba jalan ke Blok M, banyak kaos dgn motif ini terpajang

Eldridge Harry mengatakan...

Hmm, saya tidak tahu banyak mengenai hal ini.
Tapi, makasih sudah berbagi info Pak Danang.
Hehehe, Boleh saya save-khan buat dibaca ulang?

Danang Suryono mengatakan...

silahkan mas Harry, moga-moga jadi kenal dan lanjut dengerin Mick Jagger cs :) let's spend the night together... yeah

Eldridge Harry mengatakan...

Makasih :-D