Minggu, 24 Agustus 2008

Ledakan Jumlah Penduduk Mencemaskan




Program Keluarga Berencana Diabaikan.
Itulah headline Kompas hari ini,Indonesia mengalami ledakan jumlah penduduk atau baby booming, sehingga diestimasikan 220 juta tahun ini menjadi 247,5 jiwa pada tahun 2015 dan 273 juta jiwa pada tahun 2025.

Disisi lain, keluarga kami ketambahan 6 warga baru. Menyul anak kami, 2 minggu yang lalu membeli Hamster piaraan dalam kondisi berpasangan dengan satu anak yang masih belum membuka mata.
Setelah 12 hari, si anak sudah tumbuh sempurna dengan bulu yang menyerupai bapak ibunya dan mata yang jernih serta sudah lincah bergerak kesana-kemari.

Hari sabtu ketika sedang ke Duta Suara Sabang, dikejutkan dengan telp si Menyul yang memberi khabar bahwa Hamsternya beranak 6.
Sesampai dirumah segera memisahkan si Sulung, biar gak ngrecokin adiknya yang masih merah dan belum bisa membuka mata.

Bayangin dalam waktu +/- 3 minggu sudah berreproduksi lagi. Dan gilanya si bapak, meskipun anaknya masih merah, libidonya sudah meningkat lagi dan sibuk menggoda dan mengejar pasangannya...:)

Awas baby boomers hamster.....:)

19 komentar:

suryo Saputro mengatakan...

awalnya saya bingung
tumben amat mas danang komen soal KB
lha wong biasanya komen soal jreng genjreng musik. hehehe...
eala... ternyata hamster...
hahahaha

Danang Suryono mengatakan...

hahahahaha, mas Suryo, ini kok kebetulan aja Headlinenya Kompas nyambung sama kelahiran Hamster dirumah.
Melihat cepatnya berkembang biak cukup prospektif gak yach bisnis Hamster...
Banyak anak kecil baru lahir, yg butuh mainan, biasanya suka sama binatang yg lucu...:)

kemuning gadis gunung mengatakan...

hehehehhee mas Danang ini lo ah

Danang Suryono mengatakan...

hehehehe
Ita, Hamster di Swiss populer gak?

kemuning gadis gunung mengatakan...

cukup populer lo mas,banyak yg suka,cmn disini kebanyakan dikebiri mas,kecuali yg di rumah binatang

Danang Suryono mengatakan...

karena libidonya tinggi itu ya dikebiri...:)

ita . mengatakan...

sejujurnya hanya karena masalah biaya perawatan saja mas............

Danang Suryono mengatakan...

apa gak bisa dijual disana?

kemuning gadis gunung mengatakan...

bisa mas,cuman harus ada ijin,n biaya makannya mahal,harus terdaftar, n mesti dibawa ke dokter untukimun dlsb

Danang Suryono mengatakan...

walah repotnya....
Ketat banget ya pengawasannya....

kemuning gadis gunung mengatakan...

ga berlaku hny tukhamster,tp tuk semua binatang peliharaan,mencegah adanya penyakit dan jg tanggung jwb kita sebagai pecinta binatang

elvin hendratha mengatakan...

Biar gak ngeroptin, usul : gimana kalau dirica-rica saja ?

Krisna B. Pulungan mengatakan...

MEDIA INDONESIA
Minggu, 24 Agustus 2008 00:01 WIB
Gangguan Jiwa di Sekitar Kita

SATU dari empat penduduk Indonesia mengidap penyakit jiwa. Perkiraan yang mengejutkan itu baru-baru ini dirilis pendiri Jejaring Komunikasi Kesehatan Jiwa Indonesia Pandu Setiawan.

Perkiraan yang memprihatinkan sekaligus mengerikan. Memprihatinkan, karena selain persoalan-persoalan kasatmata, negeri ini juga dicengkeram problema berdimensi nonfisik. Mengerikan, karena bobot masalah yang ditanggung anak bangsa ini rupanya semakin lama semakin tidak terperikan.

Adalah mengenaskan menyadari betapa di sekitar kita, di sekeliling kita, berlalu lalang orang-orang yang secara kejiwaan tidak sehat. Juga mengejutkan karena di antara empat orang yang tengah berkumpul, berbincang, satu di antaranya mungkin adalah penderita gangguan jiwa.

Sesulit apa pun menerima perkiraan tersebut, data yang dilansir sebelumnya oleh lembaga berbeda, menunjukkan betapa semua yang memprihatinkan itu bukan tanpa dasar.

Pada 2006, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan 26 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa. Departemen Kesehatan RI mengakui sekitar 2,5 juta orang di negeri ini telah menjadi pasien rumah sakit jiwa.

Yang kita khawatirkan adalah bila pertumbuhan angka sakit jiwa ini tidak terkendali.


Kekhawatiran ini semakin masuk akal, mengingat di sana-sini muncul fenomena menyimpang lainnya yang mendukung secara empiris.

Bukankah kriminalitas meningkat, baik kuantitatif maupun kualitatif? Bukankah anomali individual dan sosial juga mulai diterima sebagai kelaziman? Bukankah kelainan seksual, perceraian, dan berbagai perilaku menyimpang yang dahulu ditolak, kini semakin diterima dalam masyarakat? Dan bukankah keresahan, kecemasan, kekhawatiran, dan ketidaktenangan semakin berkembang dalam masyarakat?

Pertanyaan-pertanyaan itu cenderung menjadi pertanyaan-pertanyaan retoris.

Pertanyaan yang tidak perlu dijawab karena semua jawabannya cenderung adalah ya.

Harus dikatakan, di tengah masyarakat berkembang situasi yang menjadi persemaian yang subur bagi tumbuhnya gangguan jiwa. Gejala itu harus dicermati dengan urgensi yang tinggi karena pasien yang masuk sejumlah rumah sakit jiwa terus meningkat. Padahal, dapat dipastikan tidak semua orang sakit jiwa masuk rumah sakit jiwa, sehingga jumlah orang sakit jiwa kiranya jauh lebih banyak daripada angka resmi pemerintah.

Oleh karena itu, pemerintah perlu memberi perhatian yang lebih besar kepada aspek kesehatan jiwa anak bangsa.

Meskipun sudah banyak kesulitan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, tidak berarti pemerintah boleh melupakan aspek pemerataan dan keadilan. Karena di sana bermain faktor-faktor yang sangat memengaruhi tingkat kesejahteraan nonfisik, akar dari semua penyebab gangguan jiwa.

Meskipun kian tidak mudah, individu dalam masyarakat pun harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan beradaptasi dengan tekanan hidup yang semakin lama semakin menghimpit. Karena di sanalah terjadi pertarungan sengit demi mempertahankan kesehatan jasmani maupun rohani, fisiologis maupun psikologis.

Sakit jiwa adalah persoalan sangat berat. Apalagi bila ia telah menimpa 25% dari anggota masyarakat. Ini tidak mungkin dibiarkan dan diabaikan, kecuali bila 75% sisanya pun telah ikut menjadi sakit.

mocha wahid mengatakan...

kok jadi lari ke sakit jiwa?
Btw selamat yah Om Danang atas kelahiran putra putri nya.... Eh hamster-nya..

kiki said mengatakan...

dari berita kompas, KB, kelahiran hamster, trus ke sakit jiwa...
ra mudeng aku...

nek aku gak miara binatang mas...
jaman sma hasil penelusuran minat dan kemampuanku oleh guru BP
katanya : kamu lebih baik berhubungan dengan benda mati :|

de imriany imriany mengatakan...

nagih terus... hahaa...
mas danang nih... ngeh aja klo ma ginian mahh... hehe...

Danang Suryono mengatakan...

Berarti koleksi CD/Kaset itu paling pas mba'...:)

Danang Suryono mengatakan...

terima kasih, terima kasih...:)

Danang Suryono mengatakan...

hahahaha, gak pake nunggu 40 hari mas....