Jumat, 08 Agustus 2008

Makara

dikutip dari situs Indonesian Progressive Society

MAKARA berdiri tahun 1980 di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Indonesia meskipun cikal bakalnya sudah dimulai sejak tahun 1978 pada masa perjuangan mahasiswa menghadapi Sidang Umum MPR di era-Soeharto dan gejolak kampus yellow-jacket melawan tirani menteri P&K saat itu Daud Yusuf yang coba membungkamkan mahasiswa dengan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus atau dikenal NKK/BKK di seluruh negeri. Saat itulah Andy Julias dan Januar Irawan menciptakan lagu Sangkakala yang menyulut semangat muda untuk menentang tirani dan sampai saat ini lagu tersebut, setelah di revitalisasi, masih dibawakan oleh MAKARA dalam aktifitas panggungnya.

MAKARA memang rebellion. Saat kelompok musik lain dipengaruhi musik mainstream “fusion” jazz-rock, sweet art rock dan heavy metal, MAKARA memperkenalkan art-metal, suatu konsep yang dipercayai sebagian orang lebih pintar dari heavy metal namun lebih perkasa dari art rock. Saat orang lain sibuk menjadi cover band MAKARA berani membawakan karya sendiri dalam pertunjukan panggungnya. Saat orang lain menciptakan lagu cinta, MAKARA memilih tema sosial. Saat orang lain terpengaruh Guruh Sukarnoputra membuat lirik sansekerta dalam bahasa cinta, MAKARA membuat lirik lugas dan lantang berani mengkritik lingkungan sekitar. Laron-laron tercipta sebagai suatu overview terhadap kegagalan program transmigrasi pemerintah saat itu. Begitu banyak orang datang ke Jakarta tanpa keahlian dan harus menjadi kaum urban kota yang gagal.

Pada saat awal pendiriannya beberapa personel dari lingkungan kampus UI seperti Ikang Fauzi dan Tonny Wenas (Solid 80) sempat bergabung, termasuk juga Denny TR (guitaris) yang saat itu lebih memilih hengkang bergabung dengan Karimata di era Tahun 1983 an. Sepeninggal mereka Harry Mukti (vocal), Adi Adrian (belakangan dikenal sebagai keyboardist Kla), Agus Anhar (guitar) dan Kadri, vocalist berakar jazz pada awalnya dari lingkungan Fakultas Hukum UI yang sempat menggantikan Harry Mukti sebelum akhirnya Harry Mukti kembali bergabung dan menjadikan MAKARA sebagai band rock pertama di Indonesia saat itu yang mempunyai dua ujung tombak vocalist.

MAKARA Menguasai Panggung Rock
Dengan formasi ini MAKARA menguasai panggung rock Jakarta sampai Malang dengan membawakan karya-karya sendiri selain beberapa karya group dunia seperti Saga, Toto dan lainnya dalam porsi kecil.
MAKARA saat itu dikenal sebagai band rock generasi kedua setelah generasi God Bless, SAS, Giant Step dan lain-lain.
Pada tahun 1984 MAKARA menjuarai Festival Rock Indonesia dan menampilkan Kadri sebagai vocalist terbaik

Album Laron-Laron
Pelan tapi pasti, MAKARA melepas album pertamanya pada tahun 1986 dengan hit Laron-Laron karya cipta Andy Julias dan Januar Irawan yang diproduksi oleh ProSound dengan distribusi Billboard (salah satu dari perusahaan rekaman terbesar saat itu).

Dalam rekaman tersebut MAKARA dengan bintang komposer Januar Irawan dan Andy Julias melepas sedikitnya dua lagu untuk corak rock dengan idiom tradisional Indonesia. Lagu "Di Dunia Angan" mengangkat sentuhan musik pentatonis Bali sementara pada lagu "Fabel" memasukkan nuansa musik Minang. Pengaruh group art-rock dunia seperti Genesis dan Saga sangat kuat di MAKARA. Keberadaan dua vocalist Harry Mukti dan Kadri yang mempunyai karakter suara dan aksi panggung berbeda diharapkan memberikan alternative kepada penggemarnya. Agus Anhar yang sangat kuat dengan gaya heavy metal dan penggemar berat Eddy Van Hallen serta Adi Adrian yang kadangkala banyak menyilangkan nuansa art rock atau techno rock memberikan indikasi betapa luasnya wawasan bermusik MAKARA dalam rekaman Album Pertamanya tersebut. Rekaman MAKARA saat itu dianggap sesuatu yang berani dan sangat diperhitungkan oleh musisi rock lainnya saat itu.

MAKARA bubar
Pada tahun 1987 MAKARA manggung untuk terakhir kalinya di suatu panggung rock di Jogjakarta. Kejenuhan membuat MAKARA berhenti berkarya. Harry Mukti vocalist MAKARA hengkang dan bergabung dengan Krakatau. Adi Adrian membentuk Kla Project. Kadri bergabung dengan Once, Kiki Caloh, Eko Partitur, Hayunaji dan Krisna Prameswara di Brawijaya band dan selanjutnya merintis karir menjadi partner di suatu lawfirm corporate lawyer terkenal. Sedangkan Andy Julias merintis kariernya di dunia radio khusus lagu-lagu classic rock dan progressive dan akhirnya membentuk komunitas Indonesian Progressive Society (IPS), tempat bertukar pikiran orang-orang yang memiliki pikiran progesif dan mempunyai kesamaan persepsi terhadap musik, khususnya progressive rock.

Reborn of MAKARA
MAKARA aktif kembali sejak tahun 2001. Kebangkitan MAKARA kali ini dimotori oleh Andy Julias, Januar Irawan, Agus Anhar dan Kadri. Sayang Januar Irawan harus non-aktif karena kondisi kesehatannya dan Agus Anhar memilih mengundurkan diri. Andy Julias dan Kadri merekrut personel baru dari lingkungan terdekat yang mempunyai visi yang sama.

Ule (Awan Setiawan), dipercaya menjadi bintang komposer baru, selain Andy Julias dan Kadri. Ule terkhir bergabung dengan Adi Adrian dan Lilo dalam kelompok Trend 85 suatu kelompok techno-rock. Saat ini Ule juga menjadi guitarist dan keyboardist MAKARA. Kegiatan sehari-harinya dilakukan diruang studio musik yang dikelolanya yang memungkinkan Ule memiliki cukup waktu bereksperimen ataupun menciptakan karya musik. Gaya bermain Ule sangat dipengaruhi oleh Band Saga dan Night Ranger.

Fadhil Indra, seorang keyboardist senior yang mempunyai pengalaman panggung internasional dengan kelompok Discus nya. Fadhil dipercaya banyak memberikan sentuhan symphonic dalam musik MAKARA sehingga warna band ini menjadi neo-progressive. Fadhil pernah bergabung dengan Sea Serpent dan Medium Rock. Fadhil pernah belajar di Intitut Kesenian Jakarta dan tak heran dia mempunyai fondasi musik yang kuat. Gaya bermain Fadhil terinspirasi dari para komposer di era Romantic yang kemudian dikembangkan dengan nafas dan gaya classic rock ELP, Rick Wakeman mau pun Patrick Moraz.

Kiki Caloh, seorang in-house lawyer lulusan Fakultas Hukum UI yang dikenal Kadri saat bersama di Brawijaya band, dan aktif bersama Andy dalam kepengurusan di organisasi IPS. Kiki bergabung setelah Januar Irawan harus mengundurkan diri karena kondisi kesehatan. Sama halnya dengan Fadhil, Kiki juga merupakan bassist dari Discus. Selain bermain bass Kiki menggeluti juga kegiatan produksi rekaman. Kiki adalah eksekutif produser dari album Discus yang kedua serta album Nirmana dari Cozy Street Corner dan menjadi music producer dari Nerv (grup pop rock progressive dari Bandung yang dimotori oleh seorang pemain violin wanita). Gaya bermain Kiki sangat dipengaruhi oleh banyak genre musik, dengan didominasi oleh pengaruh rock yang kental di setiap jari-jarinya. Dalam setiap permainannya Kiki sering terinspirasikan oleh grup musik King Crimson, Genesis, Magma, dan Samla Mamma Manna, selain tentunya pengaruh dari musisi top dunia seperti Chris Squire, Jaco Pastorius, dan Tony Levin, yang merupakan "all round" magnet dalam gaya permainan Kiki sehari-hari.

Rifki Rachmat, guitarist berbakat yang sebelumnya pernah bergabung dengan beberapa band rock seperti Cyno(Cynomadeus) dan Pendulum sebelum menggantikan posisi Agus Anhar. Tahun 1994-an Rifki sempat tergabung sebagai gitaris di Harry Mukti band bersama Donny Suhendra. Rifki juga merupakan salah satu pengisi album kompilasi “Gitar Klinik 2” produksi RotorCorp/Hemaswara. Gaya bermain Rifki sangat dipengaruhi oleh George Lynch, Dream Theater, Night Ranger, Van Halen, dan Joe Satriani.

Jimmo, vocalist muda berbakat yang pada awalnya dijalur pop dan rock alternative. Jimmo pernah berduet dengan Melly untuk single hit mereka “Pujaan ku” yang menjadi theme song film Eiffel I’m in Love. Jimmo juga aktif membuat lagu untuk Melly. Jimmo bukan kompromi tapi strategi. Jimmo direkrut karena karakter suaranya yang expressive dan diharapkan dapat mengisi low frequency mendampingi Kadri yang bersuara tenor membentuk konsep duo vocalist yang solid. MAKARA percaya rekruitmen Jimmo akan meluaskan pangsa pasar musik MAKARA dikalangan muda.

Dengan demikian formasi terakhir MAKARA adalah:
  • Andy Julias Drummer
  • Kadri Vocalist
  • Ule Keyboardist dan guitarist
  • Fadhil Indra Keyboardist
  • Kiki Caloh Bassist
  • Rifki Rahmat Guitarist
  • Jimmo Vocalist

Album Maureen
Saat ini MAKARA baru merampungkan Album Kedua nya yang diberi judul “Maureen”.

Maureen adalah cerita fiksi yang menceritakan contoh aktual wanita idealist yang frustasi dan nekat mengakhiri hidupnya. Maureen suatu contoh modernisasi yang kebablasan. Lahir di suatu desa dekat pantai Senggigi, diberi nama kebarat-baratan oleh orang tua yang tadinya hidup dialam tradisi namun harus menerima serangan modernisasi di kampung halamannya karena Senggigi menjadi alternative pariwisata setelah Kuta (Bali). Pada usia belasan Maureen menjadi korban globalisasi seksual yang harus diterima sebagai ekses dari kehidupan modern didaerah tersebut. Niat yang kuat membuat Maureen mempunyai kesempatan keluar negeri mengikuti kekasihnya seorang turis asing. Belajar, mencari ilmu dan sukses dan masuk dalam lingkungan crème de la crème di negeri orang, Maureen kemudian kembali kedesanya dengan fikiran ingin membangun tempat dimana ia dilahirkan. Namun demikian adat tradisi yang bingung karena hasil percampuran budaya yang dipaksakan ternyata tidak secara tulus menerima konsep pandangan modernisasi. Di kampung Maureen tetap harus menjadi wanita yang kodratnya menurut tradisi harus mengabdi pada suami yang dijodohkan dan selalu berburuk prasangka terhadap istri yang lebih pintar. Perempuan tak boleh pintar. Belum lagi oleh masyarakat sekitar Maureen dicaci dianggap tidak lebih dari pelacur karena pernah hidup bersama kekasihnya saat diluar negeri. Maureen putus asa dan bunuh diri. Tragis memang!

Konsep cerita tersebut terjalin dalam 11 (sebelas) lagu di dalam Album Maureen tersebut. Konsep album ini lah yang coba ditawarkan oleh MAKARA dimana seluruh lagu yang ada dalam album tersebut saling berkaitan dari segi lirik dan tema bermusik.
Konsep musik dalam Album ini bisa dikategorikan sebagai aliran Neo-progressive. Biar saja orang menilai.

MAKARA diusia rata-rata personelnya yang sudah diatas 40 tahun coba menawarkan alternative karya yang bermutu. Tunggu tanggal release albumnya di awal Tahun 2008.

16 komentar:

>> manusia songong mengatakan...

sori mas semalem ndak bisa ikut hadir bareng kang elvin juga...maklum kuli pas ada auditor sama tamu dari malaysia
padahal kesempatan langka nih
gimana seru kan

Danang Suryono mengatakan...

Seru mas Inyong, Tampil bawain beberapa lagu baru, Vantasma juga tampil mengesankan
Barengan mas Elvin, sekalian ambil CD nya, lumayan di signed sama beberapa member Makara.

Jazzterday PVJ mengatakan...

"di awal tahun 2008"...???

sekarang dah tengah2, mas....apakah udah rilis ???
produser nya siapa ???

Danang Suryono mengatakan...

Tadi malem launchingnya tgl 8 bln 8 thn 8 jam 8 lewat 8 menit.
Produsernya Kadri

>> manusia songong mengatakan...

kenal ya cep
kekekek

Jazzterday PVJ mengatakan...


berarti udah ada di aquarius/disctarra dunk ???

Danang Suryono mengatakan...

mungkin udah mas Chev, Labelnya PRS & Sony Music

>> manusia songong mengatakan...

vokalise sopo sekarang

Danang Suryono mengatakan...

Kadri & Jimmo

Jazzterday PVJ mengatakan...


Jimmo yg nyanyi melly ???

Danang Suryono mengatakan...

heeh, tuh dari kutipannya diatas udah ada....:)

Jazzterday PVJ mengatakan...


iyah...he he he....sayah suka males klow baca blog yg puanjangggg...he he he

mas inyong sih pake nanya segala, jadi ikut2an deh
:P

>> manusia songong mengatakan...

lah kok gw dibawa-bawa

Danang Suryono mengatakan...

berarti enakan visual dong :)

Jazzterday PVJ mengatakan...


jelasssss...makanyah pideo-pideo miyabi laku kerazzzzzzzzzzz
:P

haris fauzi mengatakan...

heran...knp 2 album doang...